40

743 89 1
                                    

Akara berjalan menyusuri jalan sembari memakan permen apel yang sempat di beli nya tadi dan mendapati sebuah antrian panjang yang dimana barisan itu banyaklah wanita, Akara yang mampu merasakan aura bersahabat ini pun kemudian menyadari keberadaan semuanya.

"Ini mah ulah Sanji." ucapnya halus karena secara kebetulan hidungnya mencium bau masakan yang sedikit familiar dihidungnya itu.

Langkah kecilnya pun mulai bergerak cepat sedikit cepat mendekati barisan terdepan karena ia tengah mengubah fisiknya ke tubuh anak tiga belas tahun jadi baju yang ia kenakan jadi longgar ditambah tingginya hanya 135cm, dan ia mendapati semuanya memang berada ditempat tujuan barisan yang super panjang ini.

"Semuanyaaa!"

Panggilan Akara membuat mereka menoleh dan terkekeh melihat gadis itu berlarian mendekati mereka.

"Oh, Oyuki-chan." tegur Robin.

"Bagaimana perjalanan mu, Oyuki-chan?" tanya Sanji.

Akara menggunakan nama itu karena dia sendiri memang menyamar toh disini jadi memang tak mungkin menggunakan nama asli kan? Begitupun dengan yang lain. Gadis itu nyengir.

"Yah, begitulah. Toh aku kan lagi santai saja."

Pandangan gadis itu kemudian tertuju ke masakan Sanji.

"Masak sesuatu?" tanyanya penasaran sembari berjinjit didekat Sanji berniat mengintip, lelaki itu terkekeh lalu menepuk dan mengelus kepala adik sang kapten pelan agar tetap pada posisinya agar tidak terkena uap panas dari masakannya saat ini.

"Mau?" tanyanya karena sudah peka dengan ekspresi gadis yang baru saja ia elus kepalanya, kontan Akara mengangguk girang.

"Aku lapar!" ocehnya.

"Ace mana?" bisiknya sembari menunduk, mensejajarkan mulut dengan telinga Akara.

Sebuah cuilan dipunggungnya tanpa ada orang didekatnya pun membuat Sanji sadar jika kakak dari kapten serta anggota barunya memang mengekori adik kecilnya ternyata.

"Ada toh." jawab Sanji dengan sendirinya.

"Gak mungkin dia menampakkan dirinya disini, bodoh. Jadi heboh yang ada." keluh Akara setelah menerima makanan yang disodorkan Sanji untuknya.

Akara duduk dikursi samping Robin dan mulai ikut memakan makanannya, tanpa disadari oleh semuanya, Kenbunshoku milik Akara mulai menguasai seluruh penjuru Wanokuni saat ini dan betapa terkejutnya dia ketika menyadari sesuatu. Gerakan tangannya seolah mematung ketika mengetahui hal yang tidak diinginkan oleh nya begitu juga dengan yang lain.

Akara berusaha untuk tetap tenang lalu kembali melanjutkan makannya, sampai datang tiga orang lelaki yang mengacaukan tempat jualan dan membubarkan barisan secara paksa. Gadis itu kembali meneguk salivanya ketika Sanji mulai marah karena makanan yang ia masak justru jatuh ke tanah saat ini.

"Sa ... Sanji ..." tegur Akara halus, berniat untuk menenangkan sang koki tapi ia justru mengurungkan niat tersebut.

"Oi, oi ... Sanji paling pantang dengan masalah ini dan dia paling marah jika makanan dibuang sia-sia, tau!" ujar Usopp ketakutan.

"Kalian jangan ikutan. Biar Sanji yang menyelesaikannya." tegur Akara, lagi.

Kejadian tak mengenakkan pun tak terelakkan lagi. Sanji mengamuk dan Franky pun ikut-ikutan, Akara hanya diam ditempat tanpa bisa berkutik sama sekali sekarang dengan Ace yang sedang memegang kedua pundaknya sementara Akara berusaha menghabiskan makanannya karena dia memang lapar saat ini.

"Bukannya abis ini bakal ada masalah lagi?" tebak Ace, adiknya mengangguk.

"Yah, begitulah. Tapi ada adegan seru juga nanti."

Akara's Journey [One Piece x Original Char]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang