Mereka tiba di Wanokuni sesuai dengan perkiraan awal jika mereka akan tiba di negeri Wano ini sekitar dua atau tiga hari kemudian. Akara menatap kerajaan jaman kuno ini dengan tatapan tertarik.
"Nuansa zaman dulu masih menempel sekali disini. Sama sekali tidak berubah ya walau hanya sedikit saja." ujarnya halus.
"Oh ya, kita jangan singgung apapun soal Ace kan disini?" tanya Luffy berusaha mengingat kembali, membuat adiknya menoleh.
"Ya iyalah, bodoh. Yang tau cuma orang-orang di kelompok kita doang, orang lain pun cuma Torao-san selain kita. Jadi kalau ada yang mencari Ace ya ... Kita tetap mengatakan fakta bahwa dia sudah meninggal, jiwanya memang sama kita sekarang. Tapi apa orang lain bakal percaya gitu aja dengan arwah gentayangan begini? Nanti yang ada pada ngira dia jelmaan tau." godanya, membuat sang kakak langsung menjitaknya pelan.
"Aku memang arwah tapi bukan berarti kau bisa menyindirku seenaknya, bocah kampret." balas Ace kesal.
Semua hanya terkikik pelan melihat gurauan Akara yang dibalas cepat dengan kakaknya.
"Ah, aku belum beritahu Sabo soal kau. Gimana? Gak mungkin dirahasiain lama-lama loh."
"Nanti yang lain heboh, aku ogah."
"Yaudah."
Semuanya beranjak turun dari kapal dengan gaya berpakaian masing-masing dan mereka juga mempunyai peran masing-masing untuk menyamar agar bisa menggali informasi yang ada ditempat ini. Biarpun sebenarnya bisa mengandalkan Akara seperti biasa, tapi mereka tetap mencari nya karena rasanya tidak mungkin terus-terusan mengandalkan anggota baru mereka ini.
"Kenapa melihatku begitu? Ada yang salah dengan mukaku?" tanya Akara heran.
"Biarkan kami bantu mengumpulkan informasi disini, kau bersantailah untuk sementara waktu sembari kami mengumpulkan informasi yang ada dinegeri ini. Kau sudah banyak berkorban dan membantu semenjak perjalanan kita dari Sabaody dimulai, Akara." ujar Zoro.
"Jika sisanya kami tak bisa bantu karena identitas asli kami ketahuan atau bermasalah, mungkin itu bakal menjadi bagianmu untuk bekerja, Akara-chan." sambung Nami.
Semuanya menyetujui hal ini, memang sejak awal Akara selalu saja riweh ketika membantu semuanya jika ada masalah semenjak ia memutuskan untuk menjadi salah satu kru di tim ini, terutama sang kakak yang emang ketololannya tak ada yang bisa menandingi.
Gadis itu mendengus sembari tersenyum, dia memang memilih untuk beristirahat sejenak di negeri samurai ini untuk sementara waktu sembari mengumpulkan informasi tanpa harus diketahui oleh semuanya jika ia ingin.
"Baiklah, aku akan bersantai dulu sembari membaur ke pusat negeri ini sesuai dengan permintaan kalian. Kalian lakukanlah sesuka hati juga tapi jangan ceroboh, biarpun aku tau permasalahan yang terjadi pasti bakal muncul dari kau, Luffy. Masalahnya bakal beneran terjadi setelah kau bertemu dengan Torao-san nanti."
Yang disindir hanya terkekeh.
Semua berpencar, meninggalkan Akara sendirian. Biarpun sebenarnya dia tidak sendiri karena Ace bersamanya tapi dia memang meminta tolong kepada sang kakak untuk menggali info semampunya karena ia ingin bersantai sejenak biarpun ia merasakan firasat sedikit tidak mengenakan terutama dari sosok Yonkou yang berada di negeri ini, siapa lagi kalau bukan Kaido.
"Akara, yakin ditinggal sendiri dulu?" tanya Ace khawatir.
"Sudah, sana. Gak usah khawatir sih. Aku bukan anak kecil. Kalaupun aku dalam bahaya kekuatan yang ku berikan padamu akan bereaksi." balasnya kemudian, yang tak lama dimana Ace pun bergerak meninggalkannya seorang diri sesuai permintaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akara's Journey [One Piece x Original Char]
Pertualangan"Dia adalah adik perempuan kami!" Lima kata penuh makna, berarti dan sangat berharga, itulah yang dirasakan oleh sosok kecil Shirayuki Akara yang saat ini sudah beranjak remaja. Dilindungi dengan tiga orang kakak laki-laki yang senantiasa berada dis...