"BI ... BIG MOM KATAMUU!!!!!???"
Akara mengangguk dengan tampang polos, lugu, sekaligus seriusnya disaat yang bersamaan. Kontan saja semua langsung ketakutan dan pucat pasi, lalu mereka histeris ketakutan. Ia hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal di tengah kegaduhan saat ini akibat informasi yang dimilikinya. Sanji dan Law yang tau sejak awal pun hanya bisa menghela nafas pelan karena mereka sendiri sempat memasang respon yang sama atas pernyataan gadis kecil yang ada dihadapan mereka sekarang.
Ace juga ketakutan ditengah tindakan tenangnya saat ini, namun Akara sudah bisa membayangkan wajah masam sang kakak yang benar-benar mati kutu saat ini, Luffy juga terlihat sangat cemas dan khawatir, namun disaat yang bersamaan ia juga merasa semangat bisa bertarung dengan Big Mom dan Kaido sekaligus.
Gadis itu mendengus.
"Ayolah, kalian tidak lupa ada tamu yang datang yang bisa berperan penting nanti ketika bertarung dan dia bisa mem back up diriku kalau kalian sudah tidak bisa bertarung lagi. Ingat, aku juga tidak segan-segan buat membunuh mereka dari jarak jauh walau tanpa harus menggunakan kekerasan fisik, tau. Tapi aku tau membunuh mereka juga tak akan menyelesaikan apapun dan cuma pihak kita yang tak pernah membunuh musuh setelah mereka di kalahkan sejak Bajak Laut Topi Jerami terbentuk pertama kali dulu, aku juga tak suka membunuh orang sama seperti kalian. Karena aku juga kehilangan keluarga dengan cara yang sama seperti itu jadi aku menerapkan prinsip yang sama seperti kalian. Aku akan mengambil alih pertarungan kalau kalian sudah tidak sanggup lagi nanti."
Semua seketika bungkam, menatap lekat ke arah Akara yang hanya bisa tersenyum di balik tindakan penuh keyakinannya itu sekarang.
"Jangan rusuh, tetap jalankan rencana yang sudah kita susun ya. Memang kedatangan Big Mom benar-benar di luar dugaan serta ekspetasi walau sudah bisa ditebak jika dia tidak akan melepaskan kita dengan mudah setelah kita mengacaukan pesta pernikahan politiknya kemarin, cuma benar-benar tidak ku sangka kalau dia akan kemari. Area kekuasaan Kaido pula." lanjutnya.
Semua hanya bisa tertegun, mereka bisa melihat betapa seriusnya Akara soal dirinya yang akan turun tangan secara penuh dalam pertarungan kali ini jika semuanya tak bisa mengambil alih lagi nanti. Gadis itu menatap langit, ia merasa pikirannya sedang kusut sekarang ditengah angin semilir yang sedang menerpa secara tiba-tiba entah kenapa, membuat rambut panjang nya bergoyang berirama dengan angin yang terus berhembus.
Luffy, Ace, beserta semua yang melihat Akara sekarang sedang berjalan beberapa langkah menjauhi kerumunan dan berdiam diri ditempat sembari mendongakkan kepala pun hanya bisa menatap tubuh kecilnya yang sekarang sudah terbalut celana panjang serta kaos hoodie lengan pendek. Dia mendadak tak ingin berbicara banyak karena ia tau di setiap pertarungan yang terjadi, taruhannya adalah nyawa.
Termasuk apa yang akan terjadi sekarang.
Ingin rasanya dia meminta maaf kepada Dadan karena takut tak bisa menepati janjinya untuk pulang ke desa ketika ia sempat. Atau bahkan mungkin ia memilih untuk menetap di desa selama beberapa waktu karena sebelum berangkat dulu, dia sempat berkata jika dirinya akan berkunjung entah kapan.
Ia tersenyum kecut karena janji itu justru malah terlontar begitu saja dari mulutnya lima tahun yang lalu tanpa berfikir panjang kedepan jika dia akan mempertaruhkan nyawanya disini. Namun apapun yang terjadi, Akara akan sekuat tenaga berusaha untuk tidak mati.
Ia ingin pulang. Melepas penat dan rindu setelah sekian tahun pergi.
Sebuah tepukan pelan di punggungnya membuat ia tersadar dari lamunannya dan menoleh, mendapati Ace yang terlihat transparan saat ini tiba-tiba menunjukkan wujudnya didepan orang banyak, membuat gadis itu hanya bisa melebarkan mata ditengah siluet sang kakak yang sedang menatapnya teduh saat ini. Semua yang tidak mengetahui dan melihatnya pun sangat shock ketika melihat Ace berada disampingnya. Tapi mereka langsung tau, bahwa Akara sudah pasti ada sangkut pautnya dengan hal ini.
"Jangan melamun. Adikku tidak pernah memikirkan sesuatu sampai membebani pikirannya seperti ini." ucapnya lembut.
Akara hanya bisa nyengir.
"Aku malah berfikiran kalau aku bakal mati disini padahal belum di coba. Dan aku tidak bisa membayangkan kalau Dadan harus kehilangan anak asuhnya lagi kalau sesuatu terjadi pada— aduh! Sakit!" pekiknya di akhir ketika sebuah sentilan kencang mendarat dikeningnya.
"Kau itu kuat, sangat kuat dan bahkan lebih kuat dari siapapun termasuk Yonkou. Kau yakin dan percaya dengan dirimu sendiri, bukan? Jangan ragu buat menang!" balas Ace, menyemangati adiknya.
Semua yang melihat itu tersenyum, mereka memang melihat Akara yang tengah ragu, dan ini memang pertama kalinya mereka melihat serta Akara yang ragu pada dirinya sendiri untuk menang padahal biasanya ia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Padahal dia sudah yakin sebelumnya jika ia akan menang.
Luffy berjalan mendekati sang adik lalu memeluk keduanya dari belakang setelah Ace merangkulnya, lelaki 19 tahun itu tersenyum.
"Kau pasti bisa, kita semua pasti bisa. Kau bahkan lebih kuat berkali-kali lipat dariku, kenapa harus ragu? Kemana rasa percaya dirimu sebagai adik dari lelaki yang akan menjadi Raja Bajak Laut ini?"
Akara terbahak.
"Kau dari dulu selalu saja bilang 'Aku akan menjadi Raja Bajak Laut' dan slogan mu itu tidak berubah sedikitpun setelah dua belas tahun lamanya semenjak kau bertemu Shanks pertama kali ketika di desa!" ujarnya riang.
Kedua kakaknya tersenyum puas melihat wajahnya yang saat ini sudah terukir sebuah senyuman lebar serta tawa kecil, semuanya menghela nafas lega karena gadis itu mengalami keraguan hanya sebentar saja dan menyingkirkan nya dengan cepat.
Ia menghela nafas, lalu tersenyum.
"Kurasa kali ini aku bisa bertarung puas-puas dengan setengah kekuatanku. Kalaupun bisa keluar lebih dari setengah karena keduanya, aku bisa tau takaran kekuatanku seperti apa. Jika sekelas Rayleigh saja masih 15%, bagaimana dengan seorang Yonkou yang kekuatannya bisa kita bilang lebih besar dari Rayleigh? Menurut kalian ... Apa ada kemungkinan bisa menyentuh setengah dari kekuatan penuh ku jika bertarung dengan keduanya?" tanya Akara penasaran.
"Sudah pasti."
Ucapan Kinemon membuat semua menoleh ke arah sang samurai.
"Kinemon-san ..."
"Setelah mendengar pengalaman mu ketika latihan, mengetahui fakta bahwa kau adalah pemilik terakhir darah dari keluarga Shirayuki, memiliki ketiga kakak yang kuat dan bisa di andalkan serta memiliki rekan-rekan yang juga bisa di andalkan ..."
Lelaki berpostur tubuh yang tingginya sekitar 2 meter lebih itu berdiri dihadapan Akara, kemudian ia tersenyum ke arah gadis kecil yang ada dihadapannya sekarang.
"Aku yakin kau bisa menang. Kami akan berada dibelakangmu ketika kami tidak bisa bangkit lagi, dan disaat itulah kau harus mengeluarkan segenap kekuatanmu tanpa harus membunuh mereka, gadis kecil. Percayalah pada dirimu sendiri. Kami mengandalkanmu, Shirayuki Akara."
Akara terdiam, semua menyemangatinya untuk tidak ragu lagi seperti barusan. Kemudian, senyuman kembali merekah.
"Ayo kita berjuang, semuanya!"
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
Akara's Journey [One Piece x Original Char]
Adventure"Dia adalah adik perempuan kami!" Lima kata penuh makna, berarti dan sangat berharga, itulah yang dirasakan oleh sosok kecil Shirayuki Akara yang saat ini sudah beranjak remaja. Dilindungi dengan tiga orang kakak laki-laki yang senantiasa berada dis...