Namanya Elena Aura Wijaya. Gadis manis dengan wajah menggemaskan yang memiliki sifat Cengeng, penakut, mudah sakit, dan ceroboh. Sebagai anak terakhir keluarga Wijaya membuatnya memiliki sifat manja dalam dirinya. Namun, dibalik sifat manjanya tentu ia memiliki sifat yang membuatnya disukai banyak orang.
"Papa, pokoknya Elena mau sekolah disana."
"Tidak Elena, kamu akan tetap homeschoolling seperti sebelumnya. " ucap sang ayah dengan tegas. Ia terlalu khawatir membiarkan putrinya diluar sana.
"Tapi Elena ingin sekolah disana papa. Kakak saja sekolah disana, kenapa Elena tidak boleh, " ucapnya belum ingin menyerah untuk memperoleh apa yang ia inginkan.
"Kamu dengan kakakmu berbeda sayang."
"Berbeda bagaimana? Papa tidak sayang Elena ya papa hanya sayang kakak, " balas Elena mulai berkaca kaca menatap sang ayah yang masih terdiam di kursi kerjanya.
"Bukan begitu maksud Papa sayang, Kakakmu kan sudah bisa menjaga dirinya sendiri. Makanya papa membolehkan dia sekolah disana. Bukanya dulu kakakmu juga homeschooling," balas Alfred lembut berusaha memberi pengertian.
"Tapikan Elena juga sudah bisa menjaga diri Elena sendiri. Elena sudah besar. Bahkan umur Elena sudah mau 15 tahun. "
Pagi yang cerah dikediaman Wijaya itu disambut rengekan dari sang ratu kecil mereka yang menginginkan untuk sekolah ditempat umum dibanding homeschoolling seperti biasanya. Alfred sang kepala keluarga sekaligus ayah Elena masih terdiam, enggan menjawab ucapan putri kesayanganya. Dan melihat itu, Elena mulai mengeluarkan jurus andalannya.
"Papa, " ucapnya dengan lirih hendak kembali menangis dengan matanya yang mulai berkaca kaca.
Dan seperti dugaan Elena. Alfred tampak menghela nafasnya pasrah sebelum membuka tanganya lebar menyuruh putri kecilnya untuk memeluknya. Tentu saja hal itu langsung dilakukan oleh Elena dengan senang hati.
"Kenapa Elena tiba tiba pengen sekolah disana hm? Bukanya enak homescholling ya, jadi kamu gak capek, " Alfred berucap lembut sambil mengelus rambut putrinya penuh sayang.
"Papa, homescholling itu gaenak. Elena jadi gapunya temen. Elena pengen kayak kakak, temenya banyak."
Alfred mengusap puncak kepala putrinya sayang. Jika sudah begini ia bisa apa selain menuruti keinginan peri kecilnya.
"Papa akan mendaftarkan kamu disana tapi kamu harus menuruti syarat yang papi berikan, bagaimana, kamu setuju kan? "
"Syaratnya apa? "
"Kamu setuju dulu baru papa beritahu, bagaimana? " jawab Alfred gemas melihat wajah putrinya.
Elena tampak berfikir sesaat sebelum mengangguk mantab. Yang terpenting baginya saat ini adalah keinginanya untuk sekolah ditempat umum terwujud. Ia tidak perduli harus menuruti syarat dari papanya. Ia yakin, syarat itu tidak akan berdampak buruk pada dirinya.
"Deal. "
Dan ini adalah kisah Elena. Si gadis manja namun punya keistimewaan tersendiri dalam dirinya. Biarkan Elena melukis apapun yang ia inginkan saat ini. Agar kelak dapat dikenang indah pada saatnya nanti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek manja!
Ficção Adolescente(Firs up 22 Februari 2019) (Revisi setelah tamat) (aku tahu ini mainstream, tapi baca aja. Siapa tahu bikin kalian jatuh cinta. :)) Tentang perjuangan seorang gadis yang baru mengenal apa itu Cinta, Sahabat, dan dunia luarnya yang warna warni. Me...