1. When I See You

885 57 0
                                    

Play lagu yang di mulmed ya readers, biar lebih dapat feelingnya
Happy reading :)


Suara dentuman keras berbaur menjadi satu dengan hiruk pikuk padatnya lalu lintas di ibu kota. Teriknya sang surya bukan menjadi penghalang bagi segerombolan anak-anak berseragam putih abu-abu untuk melancarkan aksi pukulnya. Tak ayal, peluh membanjiri seragam mereka yang kini telah berubah menjadi lusuh dan kumuh. Jika bukan karena suara sirine dari mobil polisi yang sedang berpatroli kala itu, bukan hal tidak mungkin jika terjadi pertumpahan darah.

Terdengar derap suara langkah seorang lelaki yang sesekali merintih kesakitan. Terdapat beberapa luka lebam pada bagian wajahnya.

Zeo Angkasatama, salah satu dari sekian pelajar yang terlibat dari aksi tawuran tersebut. Penampilan cowok itu tidak dapat dikatakan baik-baik saja. Langkah kakinya pun seperti terseret.

"Akkkh..." Zeo merintih kesakitan. Tangannya menjangkau salah satu kursi yang ada di sebuah taman kecil. Zeo tidak sadar bahwa ada sesosok gadis yang tengah bersandar pada kursi tersebut.

Suara rintihan Zeo tersebut membuat fokus pandang gadis yang duduk di kursi tersebut beralih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara rintihan Zeo tersebut membuat fokus pandang gadis yang duduk di kursi tersebut beralih. Matanya menangkap kehadiran Zeo. Ekspresinya menunjukkan bahwa ia terkejut mendapati seorang cowok dengan seragam yang sama dengannya, hanya saja bedanya, baju yang cowok tersebut kenakan sudah berubah warna menjadi kecoklatan.

Allisya, gadis yang sedang duduk lantas meraih lengan Zeo dan menariknya untuk duduk di sebelahnya. Gadis itu mengamati Zeo dengan tatapan terkejut sekaligus khawatir. Matanya menunjukan seolah rasa sakit yang sedang dialami oleh Zeo dapat ia rasakan. 

Allisya segera membuka ranselnya lalu mengambil tisu dan betadine yang kebetulan ia bawa. Tak lupa kapas putih dan juga plester. Dengan cekatan, Allisya membersihkan luka di beberapa bagian wajah dan tangan Zeo.

Sementara Zeo, cowok itu hanya dapat memperhatikan gerak-gerik gadis di hadapannya dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. Sesekali juga ia meringis dan mengaduh tanpa suara.

"Maaf." Cicit Allisya ikut meringis melihat orang yang diobatinya merapatkan gigi bagian atas dengan bagian bawah. Hal itu membuatnya memperlembut setiap gerakan yang ia sapukan di bagian luka.

"Kenapa lo minta maaf?"

Zeo hanya mendapatkan gelengan kepala atas pertanyaannya barusan. Sementara Allisya semakin mempercepat mengobati luka-luka itu tanpa menimbulkan rasa sakit akibat ketergesa-gesaannya.

Setelah menyelesaikan tugasnya, Allisya bangkit dan melenggang pergi meninggalkan Zeo yang masih tak bergeming dari posisinya. Zeo menggelengkan kepalanya beberapa kali untuk menyadarkan diri supaya terbebas dari alam bawah sadarnya. Dan detik itu juga ia tersadar bahwa ia belum mengetahui siapa sosok gadis yang dengan tanpa diminta bantuan mau mengobati luka-luka pada dirinya.

"Apa gue baru aja mimpi?"

***

Warna langit berubah warna menjadi orange menandakan sang fajar akan segera terbenam. Hiruk pikuk kendaraan di lalu lintas berangsur menurun mengingat para pekerja kantor maupun anak sekolah telah kembali ke rumah.

AlZeo [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang