Aku mau nanya deh, selama ini kan aku selalu mengingatkan kalian untuk memutar lagu di mulmed yaaah?
Kalian baca per chapter sambil ngidupin data kan?Jangan2 kalian bacanya bacanya sambil off lagi😓
Percuma dong aku kasih mulmed yg epik buat masing" chapter😥Asli loh guys, rasanya tuh lebih ngena sambil dengerin lagu di mulmed
Jadi mulai sekarang, nyalain paket internet kalian ya waktu baca
Apalagi chapter ini banyak picture sama gifnya
Jadi kalian bakal rugi kalo nggak ngidupin dataDaaaaan siap-siap kadar gula naik pas abis baca chapter ini
Langsung aja deh, check this out!Happy reading :)
Sudah beberapa hari berlalu semenjak turnamen nasional yang berhasil mempertahankan prestasi Satria Muda. Oleh karena itu, Zeo sadar betul bahwa secepatnya ia harus mengambil keputusan untuk menentukan karir tim yang sudah membawa banyak gelar juara dari setiap perlombaan yang diikuti itu.
Maka disinilah sekarang, di sebuah kafe bersama dengan semua anggota tim Satria Muda.“Lo serius sama keputusan lo?” tanya Ridho untuk kesekian kalinya. Dari sekian orang, hanya Ridho yang sejak tadi terus menerus menanyakan keputusan yang sudah Zeo buat.
“Enggak, gue bercanda.”
“Kampret lo Zeo! Gue tanya serius ini!” Tegas Ridho. Tatapannya terarah lurus ke arah Zeo yang tengah memakan dessert dengan santainya.
“Lo ngajak ribut apa gimana sih, Sat! Gue dari tadi juga serius jawabnya. Lo nya aja yang nganggap jawaban gue bercandaan.”
“Udah… Udah woi. Kalian berdua ini sama-sama bangsat malah saling hujat.” Sela Rega. Cowok itu jengah menyaksikan perdebatan antara Zeo dan Ridho.
“Situ nggak ngaca?”
“Gak mau sombong gue Dho. Takut. Tiap hari makin keren pas gue ngaca.”
“Taik kuda lo Ga!” Ridho kembali memasang ekspresi serius. “Jadi, lo bakal lanjut kuliah dong sambil tetep di Satria Muda?”
Zeo mengangguk. Meskipun sebenarnya ia tidak begitu tertarik untuk melanjutkan pendidikannya, tapi ini juga titah sang ayah. Menyiapkan bekal untuk masa depan. Basket boleh saja menjadi karirnya untuk saat ini, tapi bekal ilmu juga diperlukan untuk meneruskan bisnis keluarga. Begitu nasihat ayahnya ketika menelepon beberapa waktu lalu.
“Terus, gagal dong masuk akademi militer?”
“Bedain dong antara gagal sama batal.”
“Dho, lo mau saran dari gue?” kata Rama. “Gue saranin lo ambil jurusan bahasa.”
“Sorry to say, gue udah terlalu expert dalam berbahasa yang baik dan benar.” Jawab Ridho jumawa. Keempat cowok lainnya hanya bisa menggeleng tak percaya dengan tingkat kenarsisan Ridho yang semakin bertambah kadarnya per hari.
“Yang dibilang expert yang gak bisa bedain antara gagal sama batal. Cukup tau aja gue Dho.”
“Diem lo Ram!”
Dan begitulah keputusan yang sudah Zeo ambil sebagai ketua tim untuk masa depan Satria Muda. Dan keputusannya disambut baik oleh semua anggota tim. Bersyukur, sudah sekian tahun Satria Muda berkiprah, kekompakan tim masih bisa selalu terjaga. Jarang sekali mereka bercekcok tidak penting yang akan membuat kekompakan tim rusak. Mereka semua menjunjung tinggi rasa solidaritas dan persahabatan yang sudah terjalin dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlZeo [Completed]
Teen Fiction"Cukup Kak, stop it" ~Allisya Clarence "Kenapa All? Gue salah apa sama lo?" ~Zeo Angkasatama "Aku capek Kak. Aku pengen kembali ke kehidupan aku yang sebelumnya. Kehidupan yang penuh dengan ketenangan dan kenyamanan." ~Allisya Clarence "Jadi lo ngga...