Play lagu di mulmed gengs
Happy reading :)“LO GILA?!”
Ellisya berjalan bolak balik sambil mengurut dahi. Gadis itu tak habis pikir dengan saudara kembarnya. Benar-benar tak mengerti dengan jalan pikir Allisya.
“Lo tahu?” Ellisya sudah kembali menurunkan nada bicaranya. “Zeo bahkan selesai tanding langsung nyusulin lo kesini dan ini balesan lo ke dia? For god sake Allisya, bahkan dia lebih mentingin kondisi lo daripada badannya sendiri!”
Allisya masih tidak merespon. Gadis itu masih bersandar di kepala ranjang tanpa beranjak sedikitpun. Matanya terlihat sembab karena air mata yang tak kunjung reda. Bahkan di detik inipun, lelehan bening itu masih menetes membasahi pipi.
“Gue bener-bener nggak ngerti sama jalan pikiran lo yang rumit itu. Yeah, I know lo masih terpukul sama keadaan sekarang, tapi itu nggak harus jadi alasan buat lo nutup mata dan otak untuk ngelihat perhatian Zeo buat lo. Disini nggak cuma lo aja yang sedih. Gue juga sedih! Bahkan gue bisa lihat dengan mata kepala gue sendiri bahwa Zeo juga sedih terlebih ngeliat lo yang kayak gini. Dia panik banget waktu baru pulang dari bandara dan bawa lo dalam keadaan pingsan, dia panik ALLISYA!”
Allisya semakin terisak dalam tangisnya. Sepersekian detik, gadis itu menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya dalam satu kali hembusan panjang. Matanya menatap lurus-lurus ke arah sang Adik.
“Aku tau apa yang aku lakuin. Jadi jangan jadi pihak yang selalu menyalahkan aku. Dia pacar aku dan bukan pacar kamu lalu kenapa kamu yang marah? Kenapa kamu yang gak terima aku marah-marah sama pacar aku sendiri? Kamu mau ambil bagian lagi dari Allisya? Apa yang kamu harapin dari cewek lemah macam Allisya? Nothing Ell! Jadi just be yourself dan gak usah campurin masalahku sama Kak Zeo.” Tukas Allisya dengan berapi-api. Kalimat panjang tadi bahkan mampu membungkam Ellisya seketika. Membuat gadis itu diam tak berkutik dengan pandangan yang tak lepas dari Allisya.
Brak! Pintu terbuka tiba-tiba.
“Ada apa?” tanya Bisma dengan raut muka panik. Bisma menatap Allisya yang menyembunyikan wajahnya di balik telapak tangan. Lalu beralih ke Ellisya yang berdiri diam mematung dengan sebulir air mata yang—tunggu!
Ellisya menangis?Bisma harus mengerjapkan mata selama beberapa saat sampai akhirnya tersadar bahwa Ellisya di depannya saat ini benar-benar menangis.
“Ell…” Bisma merangsek maju, mencoba mengecek kondisi gadis yang terlihat tidak seperti biasanya. Bahkan tadi sebelum kembali ke atas, Ellisya sudah berhasil menenangkan diri. Lalu sekarang apa?
“Stop!” Ellisya menghapus kasar jejak basah bekas air mata yang sempat terjatuh tanpa ia sendiri sadari. “Gue gak perlu seorang lagi untuk nambahain nyalahin gue. It’s all enough.”
***
Allisya terbangun ketika jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Perutnya yang sejak kemarin tidak terisi apapun terasa perih. Setelah selesai membersihkan diri—dengan mata yang masih terlihat bengkak—ia turun ke bawah. Di meja makan hanya ada Dheyya yang terlihat sedang membereskan sisa-sisa bekas sarapan.
“Selamat pagi, Allisya…” Ucap Dheyya ketika menyadari kehadiran Allisya. Sementara yang disapa terlihat mengernyit bingung. Pasalnya gadis di depannya ini masih selalu bingung membedakan yang mana Allisya dan yang mana Ellisya.
Allisya hanya tersenyum samar tanpa mau memusingkan hal sepele seperti itu. Toh bagus juga kalau memang Dheyya sudah bisa membedakan antara dirinya dan Ellisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlZeo [Completed]
Teen Fiction"Cukup Kak, stop it" ~Allisya Clarence "Kenapa All? Gue salah apa sama lo?" ~Zeo Angkasatama "Aku capek Kak. Aku pengen kembali ke kehidupan aku yang sebelumnya. Kehidupan yang penuh dengan ketenangan dan kenyamanan." ~Allisya Clarence "Jadi lo ngga...