Play lagu yang di mulmed ya readers, biar lebih dapat feel nya waktu baca chapter ini
Happy reading:)Seperti yang direncanakan sebelumnya, pagi hari Zeo menjemput Allisya di kediamannya. Hal ini tentu saja melukis indah kebahagiaan di relung hatinya. Meskipun awalnya, Zeo melihat raut kebingungan di wajah Allisya, namun akhirnya keinginan untuk menjemput setiap hari dituruti oleh Allisya.
Baik Allisya dan Zeo sudah tiba di sekolah beberapa menit yang lalu setelah mencari tempat untuk memarkirkan mobil Zeo. Saat ini keduanya tengah berjalan bersampingan di koridor sekolah. Allisya merasa risih karena mendengar bisik-bisik yang ia tangkap melalui telinganya.
Allisya tidak menyadari mengapa ketika ia berjalan banyak sekali anak-anak yang bisik-bisik satu sama lain. Sebelumnya tidak pernah seperti ini. Bahkan saat ia menginjak lantai koridor saja tidak ada yang menghiraukan kedatangannya. Lalu ada apa dengan pagi ini? Apakah ia salah seragam?
Ohh Big No!! Karena yang ia lihat seragamnya sama dengan seragam yang lain.
Wajahnya? Tidak tidak, Zeo saja yang sudah dua puluh menit di sampingnya tidak bersikap aneh. Lantas apa?
"All?" seru Zeo membuat Allisya terhenyak dan meninggalkan segala hipotesisnya.
"Ehh iya, kenapa Kak?"
"Lo nggak usah dengerin omongan anak-anak. Mereka cuma envy aja sama lo."
Sepertinya pertanyaan Allisya sedikit terjawab. Tapi envy soal apa? Perasaan Allisya tidak melakukan suatu hal yang membuat anak-anak lain merasa envy.
"Envy? Envy kenapa Kak? I don't do something yang bikin mereka envy."
Zeo terkekeh melihat wajah polos Allisya. Sepertinya gadis itu benar-benar tidak mengenal lingkungan sekitar, terlihat dari kebingungan yang ditunjukan saat ini. Tapi Zeo tidak menyombongkan diri dengan berkata bahwa dengan berjalan berdampingan dengannya saat waktu berangkat sekolah seperti ini merupakan dambaan semua cewek di Kartika Nusa.
"Karena lo cantik banget All," jawab Zeo mengalihkan fakta yang sebenarnya. Sontak saja jawaban dari Zeo membuat Allisya membuang muka dan berusaha memalingkan wajahnya dari mata Zeo.
"Tuh cewek siapa sih?"
"Idih, sok cantik banget sih, muka juga pas-pasan gitu berani-berani deket sama Kak Zeo."
"Itu pacarnya Zeo?"
"Gills, itu tumbenan banget Zeo berangkat bareng cewek."
"Anak baru ya? Kok gue nggak pernah liat perasaan."
"Iyyuh, badan udah kayak sapu lidi aja berani nempel-nempel sama Zeo."
"Bagaikan langit dan bumi."
"Cari mati itu cewek."
"Ckckck, mau-maunya Kak Zeo jalan sama cewek model gituan."
"Zeo kayaknya harus periksa mata deh."
Bisikan-bisikan seperti itu menemani sepanjang langkah Zeo dan Allisya sampai tiba di depan kelas Allisya.
Zeo memperhatikan wajah Allisya yang sepertinya tidak merasa terganggu dengan suara-suara halus yang berisi omongan kasar tersebut. Zeo menghembuskan nafas leganya.
"Gue ke kelas ya All," pamit Zeo kepada Allisya.
"Iya Kak, jangan bolos-bolos lagi." Zeo tersenyum mendengar Allisya mengatakan itu. Menurutnya, itu adalah bentuk perhatian kecil yang berdampak besar untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlZeo [Completed]
Teen Fiction"Cukup Kak, stop it" ~Allisya Clarence "Kenapa All? Gue salah apa sama lo?" ~Zeo Angkasatama "Aku capek Kak. Aku pengen kembali ke kehidupan aku yang sebelumnya. Kehidupan yang penuh dengan ketenangan dan kenyamanan." ~Allisya Clarence "Jadi lo ngga...