"Cukup Kak, stop it" ~Allisya Clarence
"Kenapa All? Gue salah apa sama lo?" ~Zeo Angkasatama
"Aku capek Kak. Aku pengen kembali ke kehidupan aku yang sebelumnya. Kehidupan yang penuh dengan ketenangan dan kenyamanan." ~Allisya Clarence
"Jadi lo ngga...
Play lagu di mulmed yaa biar lebih uwaw gitu Happy reading:)
Sorenya, Allisya kembali ke rumah setelah menghabiskan waktunya bersama dengan Nathalie. Ia kembali diantarkan oleh sebuah taksi. Awalnya Nathalie bersikeras untuk mengantarkan Allisya sampai rumah, tetapi gadis itu menolaknya.
Allisya membuka pintu rumah dan menjejakkan kakinya masuk. Ia kembali menutup pintu dan berjalan menuju kamar. Namun ia mengurungkan niatnya ketika melihat ada orang lain yang sedang bersandar di sofa ruang tengah.
"Ell? Kamu sudah pulang?" tanyanya sambil menghampiri Ellisya. Gadis itu terlihat memejamkan matanya sambil mengurut kening.
"Hm."
"Gimana camping nya?"
"Biasa aja," jawab Ellisya tak acuh.
"Kamu kenapa? Pusing?" tanya Allisya yang melihat Ellisya terus memijit keningnya.
"Bisa diem nggak sih lo?" ketusnya.
"Yaudah, kamu istirahat. Aku ke atas dulu."
Kemudian Allisya berlalu meninggalkan Ellisya. Ia maklum jika saudaranya itu membutuhkan waktu istirahat setelah dua hari mengikuti camping.
***
Ellisya berdiri dari posisinya. Ia merasa sangat kesal karena suara bel yang tidak berhenti berbunyi. Ditambah tidak ada orang yang terlihat akan membukakan pintu, jadi mau tidak mau ia yang harus meninggalkan dunia istirahatnya.
"Kalo namu yang sopan dong!" semprot gadis itu sesaat setelah pintu terbuka. Bahkan ia tak peduli lagi untuk mengumpat tanpa peduli siapa orang yang memencet bel sejak tadi.
"Kebetulan banget yang bukain pintu lo."
"Haish, ngapain sih lo? Ganggu istirahat orang aja." Ellisya bahkan tidak membukakan pintu. Ia hanya berdiri di pintu sambil menyender.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gue perlu ngomong sama orang yang gak tau diri kayak lo."
Seolah percikan api yang disiram bensin, emosi Ellisya semakin membara. Baru beberapa menit yang lalu ia mencoba mengenyahkan segala macam masalah yang memenuhi kepalanya, sekarang justru datang sumber masalah lain.
"Wow, dan sekarang gue kasih tau ke lo, lo lagi ngomong sama orang yang gak tahu diri itu," balasnya tak mau kalah.
Tangan Ellisya disentak. Dicengkeram begitu kuatnya sampai-sampai ia mendesis menahan erangan. Sudah jelas setelah cengkeraman itu terlepas, ada bekas merah di tangannya.
"Sebenernya mau lo apa sih hah?!"
Tubuh Ellisya terhentak begitu keras ke tembok karena dorongan orang biadab di depannya saat ini. Tubuhnya tak bisa berkutik karena terkurung oleh kuasa orang yang sama.