38. Unpredictable

199 20 0
                                    

Jangan lupa play lagu di mulmed
Happy reading :)

Zeo turun ke bawah setelah selesai membersihkan diri. Rambutnya bahkan masih acak-acakan dan belum dirapikan. Tetap saja kodrat cowok ganteng mah bebas.

Zeo memanggil-manggil nama Allisya ketika tidak menjumpai gadis itu. Apa mungkin Allisya sudah pulang? Ahh, salahkan Zeo yang tertidur terlalu pulas sehingga susah dibangunkan.

“Allisya!” Panggilnya lagi.

“Iya...”

Zeo membalikkan badan ketika menangkap suara Allisya berasal dari dapur. Ia berjalan ke dapur dan benar saja, Allisya berada di sana.

“Lagi ngapain?”

"Siapin sarapan Kak Zeo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapin sarapan Kak Zeo.” Allisya mengangkat piring yang sudah sejak tadi disiapkan dan membawa ke meja makan. Zeo mengikuti dari belakang.

“Astaga!” Allisya berseru ketika sudah berhadapan dengan Zeo. Posisi mereka saat ini duduk dengan kursi berdampingan.

“Kenapa?”

“Ini apa Kak?!” Tangan Allisya terulur menyentuh pelipis sebelah kanan Zeo. Terlihat membiru, seperti luka lebam hasil dari pukulan.

“Apaan sih?” Disingkirkannya tangan Allisya kemudian mengalihkan fokus pada makanan di depannya. Zeo mengangkat sendok serta garpunya saat akan menyuap makanan itu ke dalam mulut.

“Kak?”

“Makan dulu.”

Allisya hanya bisa pasrah daripada membuat nafsu makan Zeo menghilang. Tidak apa. Ia masih bisa menunggu penjelasan dari Zeo setelah Zeo selesai menghabiskan sarapannya. Cowok di sampingnya itu memang susah sekali dalam hal makan, bisa dipastikan jika Allisya memaksa, maka Zeo batal sarapan.

“Kenapa gak dimakan?” tanya Zeo ketika melihat Allisya diam saja dan bukannya ikut sarapan dengannya.

“Eeh, i—iya.”

Keduanya larut dalam sarapan pagi itu. Suasana meja makan hanya diramaikan dengan bunyi dentingan piring dari sendok serta garpu yang saling beradu. Zeo menutup sesi sarapannya dengan menenggak air putih disusul Allisya beberapa saat setelahnya.

“Jadi?” Memiringkan tubuh menghadap Zeo, Allisya kembali menagih penjelasaan yang sempat tertunda.

“Keppo banget deh cewek satu ini,” ditariknya hidung Allisya seperti yang sering Zeo lakukan ketika merasa gemas.

AlZeo [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang