14. Ellisya Clarence

194 18 0
                                    

Play lagu diatas ya readers, biar lebih dapat feeling nya
Happy reading:)

Zeo menelungkupkan kepalanya di atas meja dengan sebuah buku menutupi wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zeo menelungkupkan kepalanya di atas meja dengan sebuah buku menutupi wajahnya. Rasanya sangat malas hanya untuk beranjak keluar kelas. Sebenarnya ia ingin sekali berkunjung ke kelas Allisya, namun membayangkan akan banyak cewek yang akan mengikutinya membuat niatnya menciut.

Bukan ia merasa kepedean, tapi memang begitu adanya. Ia sangat tidak suka dengan semua cewek yang terlalu obsesi padanya. Ia merasa jijik dan juga risih dengan semua itu. Tapi tentu saja itu tidak berlaku saat berdekatan dengan Allisya.

"Zeoooo..." Zeo berdecak ketika mendengar suara Ridho meneriakkan namanya. Niatnya untuk menjelajah alam mimpi harus pupus seketika.

Zeo membuang buku yang menutupi wajahnya membuat buku itu jatuh tergeletak miris di atas lantai keramik. Benar-benar cerminan seorang murid yang hanya menjadikan buku sebagai alat untuk alas tidur.

"Apaan?" sahutnya kemudian.

"Gue barusan lihat putri Allisya. Ya, gue tahu bukan itu yang bakal bikin lo syok, tapi yang satu ini gue yakin, lo sama kagetnya kayak gue," kata Ridho dalam sekali tarikan nafas.

"Apa?" tanya Zeo ogah-ogahan. Awas saja jika perkataan Ridho sama sekali tidak penting.

"Gue tadi ngelihat Allisya ngebentak Bisma. Gue tekanin sekali lagi, NGE-BEN-TAK. Hell, gue nggak nyangka kalau ternyata Putri Allisya bisa juga ngebentak orang."

"Salah liat kali. Aww..."

Ridho menjitak kepala Zeo. "Lo kira gue rabun. Gue bener-bener yakin kalau itu tadi Allisya."

"Syukur deh kalau emang itu beneran Allisya." Bahu Ridho merosot ketika respon Zeo tidak sesuai seperti ekspektasinya.

"Kok syukur sih?"

"Ya biar tuh cowok jauh-jauh sama Allisya."

Ridho memutar badannya. Ia terlihat memikirkan sesuatu. Entah apa itu, yang jelas hanya ia dan Tuhan yang tahu.

***

Bisma memutar kunci yang sudah tertancap pada knop pintu. Dengan gerakan sangat pelan, ia membuka pintu yang tidak lain dan tidak bukan adalah ruangan CCTV. Sebelum ia sempat masuk, sosok yang sejak tadi memaksanya menerobos masuk mendahului.

Bisma menarik nafas untuk meredam kekesalan. Saat ini ia hanya perlu tahu alasan Ellisya menyamar sebagai Allisya dan memaksa mengantarkan ke ruangan CCTV.

"Shit!!!" Umpatan pertama keluar dari bibir Ellisya.

Bisma menaikkan sebelah alisnya dan bergerak maju untuk ikut melihat layar komputer yang menampilkan rekaman CCTV. Dengan sebelah tangan yang bertumpu pada meja dan tangan sebelahnya bertopang pada pinggiran meja, ia mengamati video yang berwarna hitam putih pada LCD komputer.

AlZeo [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang