Don't forget to play song on mulmed guys
Happy reading:)“All, jangan lupa traktirannya.” Ellisya berujar sambil masih mengunyah sarapan. Pagi ini mereka sarapan tanpa Daddy-nya. Pria itu terlihat sangat sibuk akhir-akhir ini sehingga tidak bisa ikut gabung sarapan bersama dengan kedua putrinya.
“Traktiran?”
“Pajak jadian.”
“Eh? Ka—kamu tahu?” tanya Allisya keheranan. Sepertinya ia belum menceritakan soal hubungannya dengan Zeo yang sudah kembali membaik, tapi kenapa Ellisya bisa berucap seperti tadi?
“Zeo yang bilang, dia chat gue semalem.”
Mendadak muncul rasa penasaran dalam diri Allisya, “Kak Zeo bilang apa aja sama kamu?”
Ellisya meneguk gelas yang berisi air putih sambil masih melirik ke arah Allisya, “Dia bilang katanya, finally kakak lo yang keras kepala ngaku juga.”
Allisya tertegun mendengar Ellisya menyelasaikan kalimatnya. “Kak Zeo bilang gitu?” tanya Allisya masih belum bisa percaya.
“Baca aja kalo nggak percaya.”
Allisya meraih ponsel yang diangsurkan Ellisya ke arahnya.
Di sana, terpampang jelas history chat antara Ellisya dan Zeo. Allisya menekuri ponsel itu. Sudah ia lupakan piring yang masih berisi sisa porsi makannya.“Nih, makasih,” kata Allisya sambil menyodorkan kembali ponsel Ellisya. Gadis itu segera beranjak dari meja makan. Meninggalkan Ellisya seorang diri.
***
Setelah mengurung diri hampir setengah hari Allisya memutuskan untuk keluar kamar. Hari ini adalah Minggu, weekend yang membuat seorang Allisya bingung untuk menyibukkan diri dengan hal apa.
Di sana, di ruang tamu, Allisya melihat adiknya tengah berkutat dengan buku-buku didampingi Raffa di sampingnya.
Allisya memutuskan untuk ikut bergabung dan memperhatikan proses belajar Ellisya.
“Hai All,” sapa Raffa kepadanya.
Allisya tersenyum lembut seraya duduk di sofa kosong. “Hai Raff.”“Rajin banget sampai weekend masih belajar.”
“Anak ini emang harus di displinin All, kalau enggak bisa lupa dia sama materi yang udah gue ajarin.”
Allisya terkekeh sedangkan Ellisya mencebik kesal. Gadis itu duduk lesehan di samping sofa dengan pena di genggaman tangannya.
“Pergi sana lo! Ngedate kek sama cowok lo, nggak usah gangguin gue.”
“Apaan si E—“ kalimat Allisya terpotong oleh deheman seseorang yang baru datang. Semua mata tertuju ke arah orang tersebut.
“Kebetulan banget. Panjang umur lo,” kata Ellisya.
“Kenapa emang?” tanya Zeo sambil mengambil posisi duduk di samping Allisya. Dan Allisya sendiri, dengan cepat ia menggeser posisinya.
“Bawa dia pergi gih,” Ellisya mengedikkan dagu ke arah Allisya, “Ganggu!”
Ellisya acuh ketika mendapatkan pelototan dari Allisya. Tanpa ambil pusing, Ellisya kembali berkutat dengan buku dan penanya.
Suasana menjadi hening. Allisya tampak tidak nyaman, namun ia juga tidak bisa melakukan apapun. Bukan ia tidak sadar bahwa sedari tadi orang yang duduk di sebelahnya selalu memperhatikannya. Hingga akhirnya Allisya memutuskan untuk berdiri dari duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlZeo [Completed]
Teen Fiction"Cukup Kak, stop it" ~Allisya Clarence "Kenapa All? Gue salah apa sama lo?" ~Zeo Angkasatama "Aku capek Kak. Aku pengen kembali ke kehidupan aku yang sebelumnya. Kehidupan yang penuh dengan ketenangan dan kenyamanan." ~Allisya Clarence "Jadi lo ngga...