4. Ridho Sialan

372 31 0
                                    

Play lagu di mulmed ya readers
Happy reading:)

Sudah Dua hari terakhir Zeo disibukan dengan berbagai macam kegiatan kelas dua belas. Mengingat posisinya yang sudah akan meninggalkan SMA Kartika Nusa, ada beberapa tambahan kelas untuk menghadapi ujian nasional.

Tentu saja itu adalah hal yang paling membosankan untuk Zeo. Bagaimana tidak, Zeo yang notabene nya bukan siswa berprestasi, selalu merasa suntuk ketika jam pulang yang seharusnya sudah tiba namun tertunda karena ada jam tambahan sepulang sekolah.

Setelah mengikuti kelas tambahan Geografi, Zeo dan Ridho beranjak untuk segera pergi dari lingkungan sekolah. Keduanya terlihat lesu berjalan beriringan melewati koridor sekolah yang sudah sepi.

"Aihhh gila, ngantuk banget gue. Betah gitu ya bu Linda ngoceh dari jam dua sampek jam tiga?" ungkap Ridho yang merasa kesal karena kelas tambahan yang berisi nina bobo dari gurunya.

"Tau, mulut apa netizen? Nyinyir mulu perasaan," balas Zeo membenarkan ucapan Ridho.

"Eee buset, lo kira Bu Linda anak sosmed apa?"

"Haha ya kali kan. Lagian kalau jelasin itu yang jelas kek, eh tadi cuma duduk manis di kursi nggak pindah-pindah sambil ngedongeng."

"Si Zeo kalau ngomong suka bener emang." Ridho menepuk-nepuk pundak Zeo beberapa kali. Sementara Zeo justru terkekeh dengan ucapannya sendiri.

Tiba-tiba Zeo menghentikan langkahnya. Mengucek matanya berkali-kali untuk memfokuskan pandangannya. Takut-takut kalau yang dilihatnya saat ini adalah bayangan dari kerinduannya yang sudah dua hari ini belum terobati.

"Mata lo kenapa dah?"

"Gue lagi mimpi apa ya?"

"Hah?" Ridho cengo melihat Zeo yang mendadak ngelantur tidak jelas.

"Dho, coba lo liat itu deh." Zeo menunjuk pada salah satu bangku yang ada di koridor sekolah, "Lo lihat itu nggak?"

Seketika Ridho merinding. Bulu kuduknya mulai berdiri satu persatu. "Apaan? Jangan nakut-nakutin gue Zeo! Lo tahu gimana parnonya gue sama makhluk astral 'kan?"

Sekonyong-konyong Zeo menggeplak kepala Ridho membuat sang empunya mengaduh kesakitan.

"Adaw!!!"

"Rasain."

"Tega banget lo sama gue," kata Ridho mendramatisir nada bicaranya.

"Liatin itu Dho!" ulang Zeo agar Ridho segera mengikuti arah telunjuk jarinya.

"Ogah! Sejak kapan sih lo jadi indigo kayak gini?"

Zeo menggeram kesal. Daripada menunggu Ridho menurutinya, lebih baik ia sendiri yang membuktikannya. Apakah yang dilihatnya sekarang adalah kenyataan atau hanya sebuah ilusi yang ia ciptakan sendiri.

Zeo berjalan meninggalkan Ridho yang berteriak ketakutan. Anak satu itu memang tampang oke tapi mental cireng. Lembek!

Setelah berdiri di sampingnya, Zeo menampar pipi sebelah kanannya. "Awww."

"Kak Zeo?"

"Bener nyata," gumam Zeo.

Allisya menatap bingung Zeo. "Kak Zeo nggak kenapa-napa?"

"Khawatir ya?" tanyanya dengan senyum yang tercetak di bibir.

Ridho berhasil menyusul Zeo meskipun dengan nafas yang masih tersengal-sengal karena terbirit-birit ketakutan, "Sialan lo Zeo, kalau gue diculik mbak kunti tadi gimana?"

AlZeo [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang