Play lagu di mulmed ya readers
Happy reading:)Waktu istirahat dimanfaatkan oleh Allisya untuk mengunjungi gedung perpustakaan. Memang selama kurang lebih dua tahun menempuh pendidikan di Kartika Nusa, waktu istirahat Allisya hanya disibukan dengan pergi ke perpustakaan atau hanya sekedar berdiam diri di kelas sambil membaca buku.

Allisya melangkah masuk, menyusuri bangku-bangku yang diisi oleh beberapa orang. Suasana siang ini memang agak ramai. Tidak seperti biasanya yang hanya menampilkan beberapa anak duduk sambil membaca buku. Sepertinya ruangan ini telah dijadikan sebagai tempat oleh guru memberikan tugas maupun materi pelajaran.
"Kak Zeo?" sapanya yang terlihat bingung karena baru pertama kali Allisya menjumpai cowok itu berada di perpustakaan.
"Ehh All, sini duduk." Zeo menepuk bagian kursi di sampingnya dengan maksud agar Allisya ikut duduk dengannya, bersampingan.
"Kak Zeo tumben ke perpus? Ada angin apa?"
Zeo terlihat manyun setelah mendengar pernyataan dari Allisya. Perkataan gadis itu seolah menohok keras dirinya yang memang tidak pernah menyempatkan diri untuk sekedar singgah di perpustakaan jika tidak sedang ada perlu.
"Hahaa jujur banget sih kalo ngomong, emang seenggak pernahnya ya gue ke perpus sampai lo ngomong gitu?"
"Ehh nggak gitu Kak maksud aku, cuma ya ini pertama kalinya liat Kak Zeo di perpus makanya heran aja."
"Iya, lo bener kok. Gue emang gak pernah ke perpus. Ini aja tadi karena ada tugas resensi makanya mau nggak mau harus disini."
Allisya terkekeh mendengar penuturan Zeo. Ia tahu jelas bagaimana cowok itu tidak begitu mempedulikan masalah akademiknya.
"Kak Zeo sendiri? Kak Ridho mana?" tanya Allisya sambil menengokkan lehernya ke kanan dan ke kiri.
"Udah ngacir duluan dia mah."
Keduanya kembali fokus dengan aktivitas masing-masing dengan hening menemani kegiatan mereka berdua.
Zeo yang masih sibuk dengan menuliskan tugasnya, dan Allisya yang sibuk dengan buku bacaannya.
"All." Suara itu mampu membuat Allisya dan Zeo mendongakkan kepalanya secara bersamaan.
"Bi..."
Zeo berdecak kesal mengetahui bahwa yang datang adalah rivalnya sendiri. Ia memilih kembali menulis dan sedikit menajamkan pendengarannya agar bisa menangkap dengan jelas apa yang sedang dibicarakan Allisya dan Bisma.
"Tadi pagi gue ke rumah, dan kata cewek toa lo udah berangkat. Kenapa nggak nungguin gue kayak biasanya?" Bisma mendudukan dirinya di depan Allisya.
"Ohh iya maaf, tadi pagi aku lupa ngabarin kamu."
"Berangkat sama siapa?"
"Sama Kak Zeo."
"Zeo?" ulang Bisma dengan nada bertanya.
"Oh iya, kenalin Bi ini Kak Zeo, Kak Zeo kenalin, ini Bisma teman aku."
Wait—, What?? Teman? Zeo nggak salah dengar kan? Allisya bilang apa barusan? Bisma hanya temannya?
Detik itu juga batin Zeo bersorak riang penuh kemenangan. Kesempatan yang dulu pernah tertutup kini kembali terbuka lebar. Nyalinya dulu yang sempat ia simpan kini mencuat dengan penuh semangat membara. Demi apapun, Zeo akan kembali memperjuangkan Allisya. Ia tidak akan takut menyakiti dan merusak kebahagiaan gadis itu karena Bisma yang ia kira adalah pacarnya ternyata tidak lebih dari teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlZeo [Completed]
Teen Fiction"Cukup Kak, stop it" ~Allisya Clarence "Kenapa All? Gue salah apa sama lo?" ~Zeo Angkasatama "Aku capek Kak. Aku pengen kembali ke kehidupan aku yang sebelumnya. Kehidupan yang penuh dengan ketenangan dan kenyamanan." ~Allisya Clarence "Jadi lo ngga...