48. Just Kidding

170 17 0
                                        

Play lagu di mulmed as always
Happy reading:)

Suasana ruang keluarga di dominasi oleh suara yang berasal dari tv plasma yang sedang menampilkan salah satu acara berita. Membuat kedua gadis yang tidak terlalu suka dengan berita memilih fokus dengan ponsel masing-masing. Berbeda dengan sang ayah yang tidak bisa melewatkan berita barang sehari pun.

Dad, haus nggak? Allisya ambillin minum ya?” tawar Allisya kepada Antonio yang masih fokus menatap layar televisi.

“Boleh. Minta Bik Resti bikinin coklat hangat ya Kak.”

Allisya berdiri sambil menautkan ibu jarinya dengan jari telunjuk sambil menggumamkan kata “oke” tanpa suara. Selanjutnya ia beranjak ke dapur meninggalkan Daddy nya berdua dengan Ellisya saja.

Sesampainya di dapur, Allisya tidak melihat batang hidung bik Resti. “Bik…” panggilnya. Hingga beberapa kali panggilan dan tidak muncul jua, maka Allisya memutuskan untuk mencari letak persedian coklat.

Allisya membuka satu per satu bagian lemari penyimpanan. Dari mulai bagian bawah sampai paling teratas. Dan ketemu!

Selanjutnya Allisya menyiapkan cangkir dan merebus air. Sambil menunggu air mendidih, Allisya membuka bungkusan coklat lalu mulai menuangkan ke dalam gelas. Ia berniat membuat tiga gelas coklat hangat. Satu untuk Daddy nya, satu untuknya, dan satu lagi untuk Ellisya.

Getar ponsel di pantry mengalihkan pandangannya dari gelas-gelas yang sudah berisi bubuk coklat.

Getar ponsel di pantry mengalihkan pandangannya dari gelas-gelas yang sudah berisi bubuk coklat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunyi suara yang menandakan air sudah mendidih membuat Allisya meninggalkan ponselnya. Dengan hati-hati Allisya menuangkan air mendidih ke dalam masing-masing gelas. Setelah semua gelas sudah terisi penuh, ia mengambil sendok untuk mengaduk coklat hangat yang sudah siap itu.

Allisya kembali ke ruang keluarga dengan sebuah nampan di tangan. Gadis itu membungkuk meletakkan gelas ke hadapan Antonio dan Ellisya.

“Lama banget Kak.” Kata Antonio.

“Hehe…” Allisya tampak meringis malu-malu. “Bik Resti gak ada di dapur, jadi Allisya deh yang bikin.”

Bunyi nada panggil membuat semua kepala menatap ke arah suara berasal. Tidak terkecuali Ellisya yang sejak tadi memfokuskan diri pada ponsel di tangan.

“Allisya ke atas dulu Dad.” Pamit Allisya ketika bunyi tadi ialah berasal dari ponselnya.

“Coklat hangatnya Kak?”

“Allisya bawa ke kamar.”

Allisya berjalan menaiki tangga dengan sebelah tangan yang membawa segelas coklat hangat dan sebelah tangan yang menekan tombol jawab pada panggilan di ponselnya.

“Halo.” Allisya mengapit ponselnya di antara bahu dan telinga.

Kamu marah?

Allisya belum menjawab pertanyaan itu. Diambilnya ponsel yang tadi diapit di bahu dan membuka knop pintu kamarnya. Ia berjalan ke arah ranjang dan meletakkan gelas di atas nakas tepat di samping ranjang.

AlZeo [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang