35. Two Sides

181 16 0
                                    

Lagu yg di mulmed itu wajib kalian denger si
😭Ngena di hati akuuu
Happy reading:)

Zeo langsung menyambar jaket dan kunci mobil ketika gadisnya memberitahu untuk dijemput. Dengan langkah tergesa Zeo menuruni tangga dan segera mengeluarkan mobil dari garasi. Perasaan cemas menyelimuti lelaki itu sepanjang perjalanan.

Bagaimana tidak? Saat ini tengah hujan dan Allisya berada di luar. Entah apa yang dilakukan gadis itu karena yang Zeo tahu tadi Allisya berada di rumah untuk menyiapkan surprise party. Dan tiba-tiba saja, gadis itu menelepon dan meminta dijemput saat di luar cuaca sedang tidak baik seperti saat ini.

Keadaan jalanan yang lengang mempermudah Zeo untuk memacu mobilnya lebih cepat. Ia bahkan tidak peduli dengan jalanan yang licin karena air hujan. Yang terpenting saat ini ialah ia bisa cepat menyusul Allisya.

Mobil yang dikendarai Zeo semakin melambat ketika ponselnya menunjukan bahwa lokasi yang dituju sudah semakin dekat. Pelan-pelan Zeo memarkirkan mobilnya dan mengedarkan mata mencari sosok Allisya.

Disana!

Disana terlihat gadisnya berdiri sambil sesekali menggosok lengannya. Tanpa menunggu lama, Zeo bergegas turun dari mobil. Zeo berlari menerobos hujan tanpa menggunakan pelindung apapun.

Genangan-genangan air terciprat ketika sepatu milik Zeo menghentak aspal. Rambutnya sedikit basah karena memang intensitas hujan masih sama.

“Kak…”

“Kenapa nggak minta antar sih?” Pertanyaan itu terdengar dingin layaknya udara saat itu. Sepertinya Zeo diliputi oleh emosi yang tiba-tiba muncul.

“Rambut Kak Zeo basah,” tangan Allisya terulur. Gadis itu sedikit berjinjit untuk menghalau buliran air yang membasahi rambut Zeo.

Zeo menghembuskan napas kasar seraya memalingkan wajah. Disaat ia kalang kabut karena mengetahui Allisya berada di luar saat sedang hujan, gadis itu malah tidak memperdulikan kondisinya sendiri.

Masih dirasakan tangan Allisya sibuk mengacak-acak rambutnya. Diraihnya tangan itu untuk beralih ia genggam. Sebelumnya Zeo melepas jaket yang sedang ia pakai untuk melindungi kepala Allisya agar sedikit bisa menghindari air hujan.

Mereka berdua berlari dengan Zeo yang mengangkat jaketnya tinggi-tinggi diatas kepala. Setelah berada di tempat semula memparkirkan mobil, Zeo membukakan pintu untuk Allisya dan memutari mobil lalu mendudukan dirinya di balik kemudi.

Zeo mencari-cari jaket yang mungkin ada di mobilnya. Dan setelah berhasil mendapatkannya, Zeo memakaikan jaket itu ke tubuh Allisya.

“Pakai ini.”

“Makasih Kak.”

Allisya mengeratkan jaket Zeo pada tubuhnya. Tanpa ia sadari badannya sudah sedingin es. Allisya menyandarkan tubuhnya senyaman mungkin pada jok mobil. Dirasakannya mobil mulai bergerak meninggalkan area pertokoan.

Perjalanan sore itu diselimuti oleh hawa dingin dan suasana hening. Hanya terdengar deru suara dari mesin mobil dan gemericik air yang masih tertinggal. Bahkan kedua insan yang berada di mobil yang sama itu tidak terlihat ingin menghangatkan suasana untuk sekedar berbincang. Zeo yang fokus mengendalikan laju mobilnya dan Allisya yang sibuk memperhatikan keadaan luar yang masiih dihiasi dengan rintikkan kecil air hujan.

Dan berakhirlah suasana mencekam itu saat mobil sudah berhenti di halaman rumah Allisya. Allisya melepas sealt belt yang melilit di tubuhnya dan meraih bungkusan plastik yang terletak di dashboard. Gadis itu menoleh ketika menyadari tidak ada pergerakan di sebelahnya.

AlZeo [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang