30. Hari Sumpah Pemuda

182 21 0
                                    

Play lagu di mulmed ya
Biar lebih menambah feel nya
Happy reading:)

Allisya berdiri tidak nyaman di salah satu sisi aula. Acara formal telah selesai dan berlanjut dengan acara party. Semua siswa dinyatakan lulus oleh Kepala Sekolah. Pengumuman tahun ini memang sengaja dilakukan saat malam agar menghindari acara pawai dan coret mencoret seragam mereka dengan semprotan berwarna.

Guru-guru telah meninggalkan ruangan dengan berpesan kepada petugas keamanan untuk tetap memantau jalannya acara. Mencegah terjadi kericuhan dan hal-hal yang tidak diinginkan lainnya.

Allisya masih menunggu Zeo yang tadi berpamitan ke toilet. Ia merasa benar-benar asing di tempat ini. Suara musik yang menghentak-hentak, bau asap rokok yang sesekali tercium dan belum lagi ada beberapa cowok yang terang-terangan mencoba menggodanya.

Sontak saja melihat Ridho yang melintas, Allisya segera memanggil cowok berjas itu.

"Kak Ridho!" Allisya sedikit meninggikan suaranya.

Melihat Ridho yang terlihat mencari-cari, Allisya melambaikan tangannya.

"Kenapa All?"

"Liat Kak Zeo nggak? Tadi sih bilangnya mau ke toilet."

"Yaudah tungguin aja, ntar juga balik sendiri kok."

Masalahnya Allisya sudah menunggu lebih dari lima belas menit dan Zeo belum juga kembali.

"Ehm, aku pulang duluan aja ya Kak?"

"Eh kok pulang sih?"

"Iya gak pa-pa, nanti kalau Kak Ridho ketemu sama Kak Zeo, tolong bilangin ya Kak."

"Lo pulangnya sama siapa dong?"

"Aku naik taksi Kak."

"Tungguin Zeo dulu deh ya, ntar malah dia ngamuk. Atau mau gue antarin?"

"Enggak usah Kak, aku nggak pa-pa kok pulang sendiri."

"Bener?" Sebenarnya Ridho merasa tidak yakin. Mungkin memang tidak akan apa-apa kalau Allisya pulang sendiri. Yang jadi masalahnya adalah si Zeo. Bisa-bisa dia ngamuk kalau tahu Allisya pulang sendiri malam-malam begini.

"Iya Kak, yaudah aku duluan Kak."

Dan Allisya beranjak dari tempat itu. Gadis itu sedikit mengangkat gaunnya agar tidak terinjak dan terserimpet dengan panjang gaunnya kembali. Kakinya tadi memang baik-baik saja, tapi kalau sampai harus terjatuh lagi mungkin kali ini kakinya tidak akan baik-baik saja.

***

Menelusuri setiap sudut dengan bola matanya namun Zeo belum juga dapat menemukan posisi keberadaan Allisya. Tiba-tiba perasaannya menjadi tidak enak kala teringat kejadian di awal tadi. Dimana masih saja ada yang terang-terangan mem-bully Allisya.

Zeo memperpanjang langkahnya. Ia tidak akan membiarkan gadis itu kembali menjadi bulan-bulanan orang lain.

Setiap sudut sudah Zeo telusuri tapi belum juga sosok itu tertangkap di matanya. Ia kini sudah mencapai ambang pintu keluar dan gadis dengan gaun yang tadi persis dipakai Allisya menarik perhatian Zeo.

"Mau kemana?" Zeo menahan pergelangan tangan gadis itu.

Gadis itu berbalik, "Kak Zeo?"

"Mau kemana?" Ulang Zeo.

"Pulang Kak."

"Nanti aja." Zeo membawa Allisya kembali masuk ke dalam aula tadi. Acara belum selesai dan ia tidak akan membiarkan Allisya pulang.

AlZeo [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang