Play lagu di mulmed ya readers
Happy reading:)"ZEO!" Ridho meraih bahu Zeo membuat langkah Zeo tertahan.
"Maksud lo apa main kayak gitu tadi? Lo mau cari mati?" Ridho meluncurkan aksi protesnya untuk permainan Zeo di lapangan beberapa saat yang lalu.
Meskipun tim basket di bawah asuhan Pak Dito itu berhasil memenangkan pertandingan, tapi tidak sesuai dengan cara permainan yang biasa mereka lakukan. Terlebih Zeo.
Zeo bermain dengan cara kasar. Cowok itu terlihat seperti sedang beraksi ketika tawuran, bukan terlihat seperti sedang bermain basket. Tak jarang ia terjatuh bahkan mendapat balasan permainan kasar dari lawan.
"Yang penting tetap menang 'kan?"
"Lo kenapa sih hah?! Kalau ada masalah jangan dibawa ke lapangan. Nggak gentle itu namanya man!"
"Nggak profesional ogeb!"
"Ohh iya ya?"
"Ckk, minggir lo!" Zeo bergegas menuju parkiran. Pikirannya saat ini benar-benar kacau.
Untung saja suasana sudah sepi, jadi ia tidak perlu lagi menghindar dari kerumunan cewek-cewek yang akan semakin menyulut emosinya. Tetapi nyatanya salah. Justru sumber dari kekacauan pikirannya terlihat sedang berdiri di sisi pilar koridor.
Zeo meremas rambutnya dengan frustasi. "Arrgh, persetan dengan jealous Zeo!"
Dengan langkah mantap, akhirnya Zeo menyisihkan rasa kesal serta cemburu dan memilih untuk menghampiri Allisya. Setidaknya jika berjuang jangan setengah hati, begitu pikir Zeo.
"Belum pulang All?"
Zeo saat ini sudah berada di samping Allisya. Dan sepertinya kehadiran Zeo tidak disadari oleh Allisya, karena sedari tadi gadis itu sibuk dengan gadget nya.
"Ouhh, belum Kak." Allisya menjawab dengan menghindari kontak mata dengan Zeo. Orang bilang bahwa dengan mata, segala sesuatu dapat terlihat dengan jelas, seperti misal kebohongan.
"Bareng gue?"
"Eh, nggak usah Kak. Em aku duluan aja."
Zeo mencekal tangan Allisya ketika Allisya akan beranjak pergi. Entah hanya perasaannya saja atau memang begitu adanya, tapi Zeo merasa bahwa Allisya seperti menghindar.
Allisya masih diam pada posisinya. Tangannya tercekal sementara tubuhnya masih tetap membelakangi Zeo. Sekali saja Allisya berbalik, bisa-bisa ia luluh dan tidak bisa menolak untuk berdekatan dengan Zeo. Tidak! Itu tidak boleh terjadi.
"Kak lepasin, aku mau pulang," cicit Allisya. Hatinya sudah memberontak, tapi beruntung, logikanya masih dapat berjalan dengan baik.
"Kenapa?"
"Maksud Kak Zeo?"
Tidak bisa berlama-lama berbicara dengan Allisya yang membelakanginya, Zeo menarik tangan Allisya yang sejak tadi ia cekal.
Sekarang ia sudah bisa melihat wajah dari orang yang sudah berhasil memporak-porandakan susunan hatinya. Meskipun, Allisya terlihat enggan untuk menatap langsung matanya.
"Kenapa All?"
"Cukup Kak, stop it."
"Kenapa All? Gue salah apa sama lo?" ulang Zeo.
"Aku capek Kak. Aku pengen kembali ke kehidupan aku yang sebelumnya. Kehidupan yang penuh dengan ketenangan dan kenyamanan,"
"Jadi lo nggak nyaman sama gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AlZeo [Completed]
Fiksi Remaja"Cukup Kak, stop it" ~Allisya Clarence "Kenapa All? Gue salah apa sama lo?" ~Zeo Angkasatama "Aku capek Kak. Aku pengen kembali ke kehidupan aku yang sebelumnya. Kehidupan yang penuh dengan ketenangan dan kenyamanan." ~Allisya Clarence "Jadi lo ngga...