As always, jangan lupa play lagu di mulmed readers tersayang
Happy reading :)Waktu yang sudah menunjukkan sore hari itu ternyata tidak membuat keadaan di tempat penerbangan itu sepi. Banyak hilir mudik orang dengan kesibukan masing-masing.
Allisya kembali mengecek ponselnya sambil berjalan bersisian dengan Zeo. Cowok di sampingnya sudah kembali rapi setelah sebelumnya mengganti kaos latihannya menjadi kaos yang masih bersih dilapisi dengan jaket berwarna navy.
“Ellisya dimana?” Zeo bertanya dengan mengedarkan tatapannya ke sekitar. Kali saja ia bisa menemukan sosok dengan rupa yang sama seperti gadis yang berjalan di sampingnya saat ini.
“Sebentar Kak,” Allisya masih menekuri ponsel tanpa melihat ke depan. Sebelah tangannya berpegangan dengan Zeo untuk menuntun memberi arah.
“Masih belum dibalas?”
“Ini—,” kalimatnya terpotong ketika tubuhnya tertarik dan menubruk tubuh Zeo. Matanya terpejam dan meringis ketika pipinya menghantam dada Zeo.
“Apa lo?!” Mata milik Zeo melotot mengirimkan tatapan intimidasi yang kental terhadap orang yang barusan lewat tanpa tahu arah.
“Apa?” balas cowok yang tadi hampir menabrak Allisya, “Cewek lo tuh yang gak liat-liat jalan!”
“Apa lo bilang?” Zeo sedikit menggeser tubuh Allisya ke samping, bersiap membalas ucapan cowok rese di depannya itu.
“Kak, udah.” Lirih Allisa. Gadis itu lantas menatap cowok tadi dan berujar, “Maaf ya.”
“What?!” Kalimat itu semakin lenyap dari telinga cowok tadi ketika Zeo ditarik paksa Allisya.
“Barusan itu ngebelain siapa ya?” Sindir Zeo.
“Iya Kak, aku tahu. Tapi cowok tadi emang bener kalau aku yang jalannya nggak liat-liat karena sibuk sama hp terus.”
Melihat Zeo yang masih akan mendebat, dengan cepat Allisya berseru, “Itu Daddy!”
Sontak Zeo memutar kepalanya seratus delapan puluh derajat. Radarnya mencoba mendeteksi segurat figure yang diingatnya sebagai ayah Allisya. Tapi nihil.
“Dimana?” Zeo bertanya ketika masih sibuk mencari sosok Antonio.
“Tapi bohong,” Allisya memperlihatkan cengirannya sambil mengangkat kedua jarinya ketika Zeo menatapnya dengan tatapan Lo bohongin gue?
“Berani bohong ya sekarang?”
“Itu Daddy!” Jerit Allisya lagi. Telunjuknya terulur mengarah ke belakang punggung Zeo.
“Bohong lagi eh?” Maju selangkah dan kini tidak lagi ada jarak antara Zeo dan Allisya. Zeo semakin menyeringai saat tatapannya beradu dengan Allisya.
“K—kak, itu Daddy!”
“Gak usah nipu lagi.” Jantung Allisya berdetak tak karuan. Apa yang akan dilakukan Zeo?
“Itu beneran Daddy Kak!” kepalanya seketika tertunduk membuat bibir Zeo mendarat di puncak kepala Allisya. Dan tanpa menunggu Zeo memprotes, Allisya segera menarik Zeo untuk yang kedua kalinya ke tempat Daddy-nya berada.
Saat mereka sudah tiba di tempat Antonio, disana juga sudah ada Ellisya dan Bisma. Allisya mengatur deru napasnya yang belum teratur. Juga menormalkan detak jantungnya yang bertalu-talu kencang bak genderang perang.
“Lima belas menit lagi pesawat Daddy take off,” ujar Antonio sambil bangkit berdiri.
Ditatapnya lembut kedua putrinya. Selalu saja berat rasanya ketika ia akan menjalankan tugasnya ke luar kota maupun luar negeri. Meninggalkan putri-putri cantiknya tanpa ada kerabat yang bisa menjaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlZeo [Completed]
Ficção Adolescente"Cukup Kak, stop it" ~Allisya Clarence "Kenapa All? Gue salah apa sama lo?" ~Zeo Angkasatama "Aku capek Kak. Aku pengen kembali ke kehidupan aku yang sebelumnya. Kehidupan yang penuh dengan ketenangan dan kenyamanan." ~Allisya Clarence "Jadi lo ngga...