19. Aku-Kamu-Dia

198 21 0
                                    


Play lagu di mulmed ya guys👆 biar bisa dapat feel nya
Happy reading:)

Hari yang telah dijadwalkan tiba. Sebagian anak telah berkumpul di tanah lapang sambil menunggu bus yang akan membawa mereka menuju Puncak. Bisma yang memang menjadi salah satu dari panitia acara camping terlihat sibuk memeriksa kelengkapan barang bawaan. Dua hari ini, ia akan disibukkan dengan berbagai agenda yang telah disusun dalam rapat sebelumnya.

Pukul 8.00 pagi bis telah tiba dan seluruh siswa Kartika Nusa telah berkumpul. Bahkan semuanya telah siap dan tinggal menunggu aba-aba keberangkatan dari panitia. Berjejer enam bis yang akan menampung semua anak mulai dari kelas X-XII.

Acara semacam ini memang tidak dikecualikan bagi siswa kelas XII. Karena menurut para guru, mereka membutuhkan refreshing sebelum kembali bergelut dengan rumitnya materi pelajaran yang akan keluar saat UN.

Zeo yang merupakan salah satu dari murid kelas XII memilih untuk tidak absen hari ini. Ia malah semakin bersemangat. Menjadikan camping terakhirnya sebagai kenangan manis di masa putih abu-abunya. Apalagi campingnya kali ini akan terasa berbeda dengan sebelum-sebelumnya.

Apabila pada camping tahun lalu, ia belum mengenal sosok Allisya. Berbeda dengan kali ini, kehadiran Allisya membuat ia ingin mengukir memori yang akan ia simpan untuk dirinya sendiri. Pastinya kehadiran Allisya akan mampu membuatnya lebih merasa hidup.

Dengan mengenakan celana jeans berwarna hitam dan kaos putih polos dibalut dengan jaket, Zeo berjalan sambil mengendong ranselnya menuju ke arah bis yang sudah hampir terisi penuh. Ada Ridho yang berjalan tidak kalah gagah di sampingnya. Membuat siapa saja yang melihat, berteriak tertahan karena karisma mereka berdua.

"Kenapa lo ada disini?!"

Zeo menghentikan langkahnya saat melihat Allisya terlihat sedang bertengkar di depan sana dengan seorang cowok yang ia yakini adalah Bisma.

"Kenapa lo bilang? Hell!" Gadis itu memalingkan wajahnya karena merasa muak dengan sikap Bisma yang tidak pernah berubah, "Ini acara bukan cuma buat lo aja!"

"Ya tapi kenapa lo yang ada disini?! Ini bukan tempat lo, lo ngerti nggak sih!"

Ridho menyodok lengan Zeo dengan sikunya ketika melihat Zeo bergeming di tempat. "Lo kok diem aja sih? Itu putri Allisya lagi berantem, samperin kek, belain kek, pisahin kek. Bukan malah bengong Zeo Angkasatama."

Zeo menarik sudut bibirnya membuat Ridho semakin kesal, "Lo tuh ya, kalau gue omongin gak pernah gitu nurut sekaliiiii aja. Malah senyum-senyum nggak jelas. Persis orang sinting lo. Kalau sampai putri Allisya kenapa-kenapa gimana, ha?"

"Gue yakin Allisya akan baik-baik aja. Ini pemandangan langka."

"Whats? Langka lo bilang? Makin gila lo kayaknya!"

Zeo tidak lagi menyahuti ocehan demi ocehan yang keluar dari mulut Ridho. Baginya, pemandangan di depan sana jauh lebih menarik daripada mendengarkan nyinyiran temannya yang suka lemot.

"Tempat lagi, tempat lagi!!!" racau gadis itu kembali. "Kenapa lo selalu permasalahin tepat dimana gue harus ada dan nggak ada? Lo siapa sih? Nyokap bokap gue juga bukan kan? Kakak gue? Ckk, bahkan Kakak gue aja setuju sama gue, dan lo siapa? Teman bukan apalagi pacar!" Gadis itu kembali berdecih sinis. "Jadi stop atur-atur hidup gue!!!"

Dan setelah mendesiskan kalimat tajamnya tepat di depan wajah Bisma, ia melangkah memasuki bus karena pemberangkatan akan tiba sebentar lagi.

***

AlZeo [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang