[END]
Menjadi, adik diantara 7 Saudara sangatlah aneh didengar bukan? Itulah, yang Kim Jisoo rasakan. Sangat sayang, untuk dijadikan Saudara. Karna ke7 saudaranya sangat tampan, dan mempunyai sikap dan kebiasaan yang berbeda beda, tentunya. Apalagi...
Jisoo masih duduk di sana. Diinterogasi, dengan Guru BK nya Bu Irna, dan guru Sosiologi nya yang super killer Bu Arika. Jisoo sebenarnya, udah bicara berkali-kali bahwa ia telat bangun. Tapi, Bu Arika ini tetap tak percaya.
"Bu, saya gak ada kemana-mana. Tadi, saya telat bangun jadinya Abang saya yang lain udah duluan berangkat. Jadi saya--"
"Ah, kamu banyakan ngeles. Kamu itu, sudah salah malah ngeyel lagi nak. Walau, kamu anak baru seharusnya gak bisa seenaknya aja mau datang jam berapa" Jisoo hanya menghela nafasnya pelan.
"Bu, saya sudah bilang kalo saya itu gak kemana-mana! Kenapa ibu, yang jadi membalikan fakta sih?! Bukannya Ibu yang nyuruh Taeyong buat jemput saya, kan?"
"Jisoo! Kamu itu murid! Saya guru! Berani kamu, membentak saya?!"
"Permisi, maaf saya mengganggu" Seseorang datang, membuat guru itu terdiam.
"Jimin? Akhirnya, kamu datang juga" Jimin melihat, wajah Jisoo yang sudah sebal menahan emosi.
"Bu, bisa saya bicara dengan adik saya?" Anehnya, Bu Arika ini sangat baik dengan kakaknya, Jimin.
"Tentu saja, Jimin" Jimin menarik tangan Jisoo keluar dari ruang BK, dan pergi bicara di koridor sekolah.
"Jis, kamu itu kenapa? Kenapa kamu, sampe bisa dipanggil ke BK? Emang kamu, salah apa sih dek?" Jisoo mengepalkan tangannya erat.
"Jisoo capek!" Jimin, memegang bahu adiknya.
"Jis, cerita sama Abang. Kamu kok bisa tiba-tiba sekolah? Bukannya kamu, di rumah?" Jisoo yang marah, melepaskan pegangan tangan Jimin yang di bahunya.
"Udah tau, disini pake nanya lagi. Kenapa, Abang tinggalin Jisoo?"
"Abang, kira kamu gak sekolah dek. Jangan marah gitu, dong. Bang Jin juga pasti udah nganterin kamu kan tadi" Jisoo menggelengkan kepalanya cepat.
