38. eight kids that giggles

4.7K 1K 48
                                    

"Kabutnya tebel banget." Ucap Chanwoo sembari berdiri dengan kedua tangan di pinggangnya.

Chanwoo dan teman-temannya yang baru saja bangun dari tidurnya terkejut dengan keadaan di tempat mereka berkemah.

Rencananya ia, Gwanghyun, Donghyun dan Vernon akan naik ke puncak dari malam hari, sehingga bisa sampai di sana dini hari dan bisa melihat matahari terbit.

"Terus gimana?" Tanya Gwanghyun. "Mau terus lanjut apa nunggu sampe kabutnya ilang?" Sambung Gwanghyun lagi.

Chanwoo melihat waktu yang ditunjukan jam di pergelangan tangannya. "Kalau nggak berangkat sekarang nanti bisa telat kita sampe di sana."

"Jadi mau lanjut?" Tanya Vernon kali ini.

"Gimana Dong?" Tanya Chanwoo pada Donghyun.

"Ya gua sih ngikut aja."

"Kalau gitu mending kita lanjut. Siapa tahu nanti pas kita jalan kabutnya ilang. Asal sesuai track, insyaallah kita pasti selamat." Putus Chanwoo.

"Oke."

"Kalau begitu kita mulai packing yok!"

Setelah berkata demikian keempatnya langsung mulai merapikan semua peralatan kemah dan hiking mereka.

Di tengah kegiatan packing mereka, samar-samar Chanwoo mendengar suara anak kecil dari balik kabut yang tebal tersebut.

Awalnya hanya Chanwoo, namun lama-kelamaan Donghyun, Gwanghyun dan Vernon mulai mendengar hal yang sama.

"Kayak ada suara anak kecil ketawa dah, ya nggak sih?" Ucap Vernon.

"Iya, gua pikir gua doang yang denger." Timpal Chanwoo.

"Masa di gunung malem-malem begini ada anak kecil?" Tambah Gwanghyun.

"Udah, udah, buru beresin barang-barang lo pada. Nggak usah diurusin itu suara." Ucap Donghyun menasehati.

Mereka berempat terus mendengar suara tersebut. Suara yang awalnya seperti suara satu anak kecil kini berubah seperti sekelompok anak kecil yang tengah bermain. Tidak lagi hanya suara dari satu anak kecil.

Tepat ketika mereka selesai packing, sekelompok anak kecil berjalan keluar dari balik kabut tebal yang menyelimuti sekeliling mereka.

Keempatnya terdiam. Mereka berusaha sebisa mungkin untuk berpikiran positif, tapi logika mereka mengatakan sebaliknya.

Sekelompok yang beranggotakan delapan anak kecil berusia sekitar 10-12 tahunan tersebut memakai seragam coklat khas pramuka pun dengan topi baret mereka, berjalan di tengah malam di atas gunung tanpa peralatan yang memadai sungguh tak masuk akal.

Pun mereka tidak kelihatan lelah sedikitpun dan asyik tertawa-tawa sepanjang perjalanan.

Sampai akhirnya anak kecil di urutan paling belakang berhenti, dan menanyai keempatnya.

"Mau kemana, kak?"

Chanwoo, Donghyun, Gwanghyun dan Vernon saling berpandangan. Kening mereka berkerut. Gwanghyun menelan salivanya sebelum akhirnya menjawab, "mau ke puncak, dek."

"Pffffffft!"

Keempatnya terkejut melihat respon meremehkan dari sang anak kecil yang tak sopan seperti itu. Belum sempat Gwanghyun bertanya balik, anak kecil tersebut langsung berlari dan kembali ke barisannya.

"Udah, udah, nggak usah dipikirin. Ayo jalan."




👻👻👻



Dua jam berlalu, mereka berempat terus naik menuju puncak. Sesekali mereka berhenti untuk istirahat selama lima menit. Menurut perkiraan mereka akan sampai dua setengah jam lagi.

"Gaes!" Panggil Chanwoo yang berada di urutan paling depan barisan mereka.

"Hn?"

"Ini gua doang, atau emang suara delapan anak kecil tadi terus kedengeran? Kayak yang ada dimana-mana gitu di sekeliling kita."

"Nope!" Sahut Vernon. "Bukan lo doang. Tapi gua juga."

"Gua juga." Tambah Gwanghyun.

"Iya. Gua juga."

spooky; k-idols & producex101 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang