101. cerita sekolah

3.1K 748 39
                                    

"Katanya sih sekolah kita itu dulunya bekas rumah sakit jiwa zaman penjajahan gitu. Makanya gedung sekolah kita itu keliatan tua dan kebanyakan di koridor tiap lantai nggak banyak balkonnya kayak sekolah lain." Ucap Wonjin kepada kelima temannya.

Dohyon dan Dongyun saling berpegangan tangan. Hyeop dan Taeeun konsen mendengarkan sementara Jingon malah mendecih tak percaya.

Hal itu membuat Wonjin merasa kesal dan meminta Jingon untuk menyingkir bila memang tujuannya hendak menganggu sesi mendongeng Wonjin.

"Ada banyak penyiksaan di sini, salah satunya di lantai paling atas yang kelasnya ada di ujung koridor."

"Kelas itu kan selalu kekunci." Ucap Hyeop yang diangguki oleh Wonjin.

"Itu karena gangguan di sana banyak banget, tiap kali ruangan itu coba dibuka buat dijadiin kelas, ada aja yang kena musibah. Terakhir kali dibuka itu 40 tahun yang lalu, guru yang lagi ngajar tiba-tiba kejatohan plafon kayu dari atas sampe pingsan." Jelas Wonjin. "Terus banyak juga yang sering bilang kalau mereka denger suara pintu kayak dikunci tiap mereka lewatin ruangan itu. Padahal kan ya itu ruangan digembok dari luar. Gimana caranya coba bisa ada suara kunci dari dalem?"

Dohyon menelan salivanya. Ia makin mendekatkan tubuhnya ke arah Dongyun, karena takut.

"Pernah juga ada yang denger suara perempuan ketawa dari ruangan di situ. Kadang suara nangis juga, kadang suara teriakan. Pokoknya macem-macem. Dan nggak cuma itu aja, di sini..." Wonjin mengetukan ibu jarinya di atas meja yang berada di perpustakaan saat ini.

Ya, mereka berenam memang berada di perpustakaan. Niatnya hendak kerja kelompok. Nyatanya, mereka malah sibuk mendengarkan cerita Wonjin.

Beruntung tempat yang mereka ambil berada di sudut ruangan, jadi suara berisik mereka tidak terlalu tertangkap oleh panca indera pendengaran siswa lain.

"Waktu tahun 60an, ada yang lagi belajar di perpustakaan sampe tengah malem. Kalian tahu kan kalau sekolah kita ini dulunya asrama?" Tanya Wonjin yang diangguki oleh semuanya.

"Nah, pas dia lagi konsen cari buku di salah satu rak, tiba-tiba ada yang nikam dia dari belakang pake pisau panjang sampe tembus ke jantungnya. Paginya mayatnya ditemuin sama petugas perpustakaan yang jaga. Darah berceceran di sana, bahkan ada yang sampe kena ke beberapa buku. Sampe sekarang buku yang kena darah itu masih ada di salah satu rak, dan katanya pembunuhnya nggak pernah ketangkep sampe sekarang. Ada yang duga kalau pelakunya salah satu siswa, tapi nggak ada bukti dan cuma desas desus aja."

Taeeun mengusap tengkuk bagian belakang lehernya.

"Nah!" Seru Wonjin sembari menunjuk Taeeun.

Taeeun yang terkejut, membuka matanya lebar-lebar.

"Katanya kalau kalian mulai ngerasa merinding atau semacamnya... bisa jadi arwah korban itu lagi ada di deket kalian."

"Coy, coy..." Protes Dohyon sembari makin mendekat ke arah Dongyun.

"Jangan bengong, karena dia bisa aja masuk ke badan lo pada dan-"

 
 
 
BRAK!
 

"Woy! Si Minseo kesurupan!" Seru Changwook yang tiba-tiba saja datang menggebrak meja yang ditempati Wonjin dan kawan-kawan.

"Hah? Dimana?" Tanya Dongyun.

"Di lantai bawah. Di deket rak buku khusus anak kelas 11!"

spooky; k-idols & producex101 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang