spooky; k-idols & producex101 ✅

181. sakit

Sebagai anak band, Seungyoun biasa latihan dengan teman-temannya selesai kegiatan perkuliahannya.

Seperti sekarang ini, sambil menunggu Hangyul, drummer bandnya, Seungyoun memilih duduk di ujung koridor dekat kelas Hangyul.

Niatnya mereka akan langsung ke sekretariat UKM musik untuk latihan. Sembari menunggu Hangyul, Seungyoun memilih mengeluarkan ponselnya. Setelah memasang earphone di telinganya, ia langsung membuka aplikasi musik online untuk memutar lagu Tanpa Tergesa dari Juicy Luicy.

Rencananya memang ia dan teman-temannya akan menggubah lagu itu untuk tampil di acara malam puncak acara minggu depan.

 
 
 
TUK!
 
 
 
Seungyoun menoleh ke arah kanan. Ia baru saja mendengar sebuah suara ketukan persis di telinga kanannya.

Tak menemukan apapun, Seungyoun hanya menggendikan kedua bahunya. Petikan gitar dari lagu yang diputarnya mulai terdengar.

 
 
PLUK!
 
 
 
 
Seungyoun kembali menoleh ke kanan.

Bahunya baru saja ditepuk.

"Udah kelar?" tanya Seungyoun sembari membuka sumpalan earphone di telinga kanannya. "Tapi kok anak kelas lo belom pada keluar?" sambung Seungyoun lagi.

Seungyoun melirik ke arah kelas Hangyul yang di depannya masih sepi dari keriuhan para mahasiswa yang biasanya ramai setelah kelas selesai.

"Ya udahlah ayo kita langsung ke sekre," ucap Seungyoun sembari melepaskan earphonenya yang tersumpal di telinga sebelah kiri.

Seungyoun melangkahkan kakinya lebih dulu. Ia masukan ponsel dan earphonenya ke dalam saku celana jeans yang ia kenakan hari ini.

"By the way, Gyul, buat lagu-"

 
 
 
"WEY BANG!"

 
 
 
Seungyoun yang tengah berjalan melewati kelas Hangyul menoleh ke dalam kelas tersebut ketika namanya dipanggil oleh seseorang.

"Eh, Han?"

Seungyoun memilih berhenti. Barusan adalah Yohan, teman sekelas Hangyul. Terlihat kelas tersebut memang sudah selesai dan mulai bubar.

"Nungguin Hangyul ya, bang?"

Seungyoun menganggukan kepalanya. "Nih dia di-"

"Hangyul nggak masuk, bang. Masuk rumah sakit dia gara-gara kena DBD."

Kening Seungyoun mengerut. Ia langsung menoleh ke belakang ketika Yohan menyelesaikan perkataannya.

Dan benar saja.

Tak ia temukan keberadaan Hangyul yang tadi ada di belakangnya.