133. the residence

2.8K 575 14
                                    

"Mamah yakin lokasinya di sini?" Tanya Eugene ketika mobil yang dikendarai ayahnya memasuki sebuah perumahan yang tak pernah ia datangi sebelumnya.

"Iya, rumah baru tante sama om kamu ya emang di perumahan ini."

Rencananya Eugene dan keluarganya hendak mengunjungi om dan tante Eugene guna membantu proses pindahan mereka berdua.

"Tapi kok hawanya kayak nggak enak ya, Mah? Mana bikin merinding lagi."

"Iya sih Mamah juga ngerasain. Tapi kamu diem aja. Nanti sampai sana jangan ngomong macem-macem ya."

Eugene menganggukan kepalanya. Lalu memalingkan wajahnya ke arah luar jendela. Untuk ukuran perumahan di kota yang penduduknya padat, perumahan ini cukup sepi menurutnya.



👻👻👻


DEG!

Eugene menghentikan langkahnya ketika kaki kanannya baru menginjakan lantai rumah om dan tantenya.

Hawa panas tiba-tiba ia rasakan. Namun bukan hawa panas biasa.

"Kenapa, Jin?"

Eugene menoleh ke arah sang tante, kemudian tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Engga kenapa-napa kok tante." Ucapnya sembari memasuki rumah tersebut.

"Jangan bohong, tante ngerti kok. Jujur tante juga kurang suka sama rumah ini."

 
 
"Coba adain syukuran deh,"
 
 
 
Eugene dan tantenya menoleh ke arah ayah Eugene dan omnya yang berdiri tak jauh dari mereka ketika ayah Eugene mencoba memberikan saran kepada sang adik.

  
 
"Ngapain? Daerah sini juga masih sepi. Siapa yang mau dateng kalah diadain pengajian di sini?"

  
 
 
 
 
👻👻👻
 
 
 
 
 

"Tante."

Eugene menghampiri tantenya dan langsung memeluknya untuk memberi sedikit kekuatan padanya.

Seminggu berlalu sejak kunjungan terakhir Eugene ke rumah baru om dan tantenya. Dan saat ini, seminggu setelahnya, Eugene dan keluarganya kembali datang ke rumah mereka berdua. Namun bukan untuk membantu masalah pindahan. Melainkan untuk melayat.

Ya.

Om Eugene meninggal dunia beberapa jam yang lalu.

Eugene dan keluarganya langsung bergegas datang untuk memberi dukungan moril.

"Kok bisa tan? Om sakit apa emang?" Tanya Eugene setelah melepaskan pelukannya.

Sang tante menarik Eugene ke arah dapur. Ada banyak pelayat di ruang depan. Dan rasanya tak enak membicarakan almarhum di depan banyak pelayat.

"Om nggak ada sakit apa-apa. Tapi ada bekas cekikan di lehernya."

"Hah?"

"Sehari sebelum meninggal Om kamu juga bertingkah aneh, Om sempet ambil bunga melati yang ada di pojok kamar. Terus setiap sudut rumah ditaroin bawang putih. Nggak ngerti buat apa, belum sempet tante nanya, om udah..."

Ibunda Eugene yang berada di sana bersama mereka berdua langsung menarik sang adik ipar ke dalam pelukannya.

Mencoba memberi kekuatan dengan cara menepuk-nepuk punggung belakangnya.

"Abis ini kamu pindah aja ya dari sini. Mbak lihat juga cuma ada 6 rumah yang keisi di komplek ini. Bahaya kalau sampe kamu kenapa-napa dan nggak ada yang bisa nolongin."
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

"                                       

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
spooky; k-idols & producex101 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang