"Yaampun, Mi!" Seru Siyeon sembari memukul keningnya sendiri.
Dami yang tengah menonton film menoleh ke arah Siyeon dan memandangi Siyeon dengan pandangan bingung.
"Kenapa?"
"Gua lupa!"
"Apaan?"
"Gua ninggalin novel di kolong meja. Aduh mana itu novelnya Dayoung lagi."
"Mau ngambil?" Tawar Dami. "Di kelas kan? Mumpung masih jam lima nih."
Rumah Dami letaknya memang tidak jauh dari sekolah mereka. Dan saat ini Siyeon dan Dami tengah menonton film bersama di rumah Dami.
Siyeon menganggukkan kepalanya.
Tak lama mereka berdua langsung beranjak dari pergi menuju sekolah mereka.
Meski sudah hampir malam, biasanya pintu gerbang sekolah mereka tidak digembok dan hanya diselot. Dan biasanya jam-jam sekarang, petugas kebersihan sekaligus keamanan Sekolah mereka masih belum pulang.
Sialnya, ketika mereka sampai di depan gerbang sekolah mereka berdua bertemu dengan penjaga sekolah yang hendak pulang.
"Loh? Kok balik lagi? Mau ikut kelas malam emangnya?" Canda Penjaga Sekolah ketika melihat Siyeon dan Dami dengan seragamnya berdiri di hadapannya saat ini.
"Anu, Pak, mau ambil barang yang ketinggalan di kelas. Boleh kan, Pak?" Tanya Siyeon.
"Yah, tapi saya udah mau pulang, semua kelas udah saya kunci."
Siyeon dan Dami saling berpandangan. Bingung. Sebenarnya tidak apa-apa kalau tidak diambil sekarang. Toh besok Siyeon masih bisa mengambilnya ketika di sekolahnya. Hanya saja ia tak enak pada Dayoung bila nanti gadis itu menanyakan novelnya dan Siyeon mengatakan bahwa itu tertinggal di sekolah.
Siyeon takut Dayoung akan berpikir bahwa dia bukan orang yang bertanggung jawab dan tidak mau lagi meminjamkan novelnya pada Siyeon.
"Gini aja deh, Pak. Bapak kasih kuncinya ke kita. Nanti kalau udah selesai ambil barangnya, kita berdua balikin ke rumah bapak. Gimana, Pak?" Usul Dami.
Kebetulan rumah penjaga sekolah juga berada di dekat sekolah dan Dami mengetahui letaknya.
Mendengar usulan Dami, Sang Penjaga Sekolah tersebut mengangguk-anggukan kepalanya. Menyetujui usulan tersebut.
"Ya udah, nanti jangan lupa dikunci lagi ya kelasnya."
"Siap, Pak!"
👻👻👻
"Gue tunggu di luar aja ya, Yeon?"
"Oke."
Siyeon masuk ke dalam sendiri sementara Dami berjaga di depan pintu kelas.
Sudah hampir tiga tahun Siyeon bersekolah di sini. Namun tetap saja Siyeon masih tidak bisa terbiasa dengan hawa lembab dan dingin kelasnya tiap kali kelas tersebut kosong seperti saat ini.
Tak mau berlama-lama, Siyeon langsung berlari menuju mejanya. Ia membungkukkan badannya untuk melihat kolong mejanya yang tidak pernah kosong tersebut.
"Alhamdulillah!" Serunya ketika melihat novel milik Dayoung ada di sana.
Dengan segera, Siyeon menjulurkan tangannya untuk masuk ke dalam kolong meja sementara pandangannya beralih ke arah pintu untuk melihat Dami yang masih berdiri di sana.
"Hah? Kok nggak ada?" Ucap Siyeon dengan kening berkerut. Ia meraba-raba kolong meja tanpa melihatnya dan tak mendapati novel Dayoung yang barusan ia lihat.
Siyeon memutuskan untuk mengeluarkan tangannya dan kembali melihat ke dalam kolong tersebut.
Dan benar saja. Novel tersebut tidak ada.
"Kok bisa??"
"Kenapa, Yeon?" Tanya Dami dari luar kelas. Ia memutuskan untuk ikut masuk dan menyusul Siyeon. "Udah belom?" Sambungnya lagi."Belom, Mi. Nggak ada masa???"
Siyeon mulai panik. Bagaimana ia tidak panik, beberapa detik sebelumnya ia melihat novel itu ada di kolong mejanya, namun selang sepersekian detik kemudian novel tersebut menghilang.
"Hah? Kok bisa?"
"Gatau gue juga. Gimana nih, Mi. Dayoung bisa marah sama gue kalau novelnya ilang." Ucap Siyeon panik.
"Coba cari lagi." Usul Dami yang langsung membantu Siyeon mencari novel yang dimaksud. Dami mencoba memeriksa kolong meja bagian meja depan sementara Siyeon bagian belakang.
Dan...
"Yeon! Ketemu!" Seru Dami sembari mengangkat tinggi tinggi novel yang dimaksud dari laci meja guru.
Siyeon menoleh ke arah Dami, lalu menghampiri temannya tersebut.
"Makanya jangan panik dulu. Mungkin tadi si Bapak Penjaga Sekolah naro ini di laci meja guru." Ucap Dami sembari menyerahkan novel tersebut pada Siyeon sambil tersenyum lebar. Sementara Siyeon hanya bisa menelan salivanya.
"Kenapa dah? Kok lo malah nggak kelihatan seneng pas novelnya ketemu?"
Siyeon dengan cepat menggelengkan kepalanya. Ia terlalu takut untuk membicarakan apa yang terjadi sebenarnya pada Dami di sini. Makanya ia lebih memilih diam.
"Ya, udah ayo balik." Ucap Dami yang kemudian menggandeng Siyeon keluar.
Dami langsung mengunci pintu kelas yang sudah mereka tutup. Tak mau berlama-lama di sana, mereka memutuskan berjalan cepat.
"Btw ya, Yeon, lo kenal nggak sama waketos 2 kita yang-"
"Sssst! Diem dulu deh, Mi." Ucap Siyeon ketika mereka tengah menuruni anak tangga lantai dua.
Keduanya menghentikan langkah mereka.
"Kenapa lo?" Tanya Dami bingung. "Ada yang ketinggalan lagi?"
"Bukan itu! Coba deh dengerin baik-baik!"
"Denger apa?"
"Coba lo dengerin baik-baik. Kayak ada suara-"
"Apaansih, kaga ada."
"Ih ada tahu, Mi. Kayak ada suara orang sesenggukan dari... toilet bawah."
"Hah? Masa si-"
KRIIIIIIIIIIIIIING
Tubuh Siyeon dan Dami menegang. Mata keduanya terbeliak ketika mendengar suara kencang barusan.Dalam sepersekian detik, keduanya langsung mengambil langkah seribu menuju gerbang sekolah.
Baru saja bel sekolah mereka berbunyi.
Bel yang hanya bisa dibunyikan dari dalam ruang guru... yang terkunci.
![](https://img.wattpad.com/cover/182482972-288-k474893.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
spooky; k-idols & producex101 ✅
Fanfiction[BOOK SIX] the 6th book of Horror Series Compilation Book. started: 14 April 2019 ended: 02 Desember 2019