140. apartment

3K 686 93
                                    

"Sayang banget, Bul, lo keluar sekarang."

"Iya, tinggal 6 bulan lagi padahal."

Moon Hyunbin, atau yang biasa dipanggil Bulan oleh teman-temannya terkekeh. Ia memandangi Hyunjin dan Guno yang tengah membantunya membereskan barang-barangnya.

"Ya gimana, kontrak gua kan udah abis," ucap Hyunbin. "Mau dilanjut, harus setahun. Sedangkan rumah gua yang lagi dibangun selesai kira-kira cuma 3 bulanan lagi."

"Lu diem-diem tidur di kamar Hyunjin aja, nggak bakal gua aduin sama bapak kos," Usul Guno yang langsung dihadiahi sebuah toyoran dari Hyunjin.

"Badan kalau gede doang nggak ada otak begini nih," sindir Hyunjin setengah bercanda.

Hyunbin tersenyum, tertawa tanpa suara. Menertawakan tingkah kedua teman dekat satu kosannya yang sudah setahun belakangan ini tinggal satu atap bersamanya.

Sebenarnya, bisa saja ia mengambil kontrak tiga bulan dengan biaya 50% dari total biaya kontrak pertahun.

Hanya saja, Hyunbin juga ingin mencari tempat tinggal yang lebih tenang. Supaya ia bisa fokus dan konsentrasi dalam menyelesaikan project akhir semesternya.

Semester ini, ada 2 mata kuliah yang mengharuskannya membuat project akhir yang memakan presentase nilai 40% dari nilai keseluruhan semesternya. Dan Hyunbin ingin benar-benar bisa menyelesaikannya secara benar dan tepat waktu.

Bukan apa-apa, rumah yang akan ditinggalkan olehnya ini berisi 10 orang mahasiswa sepertinya yang... sudah pasti akan sangat ribut. Terlebih ketika malam hari atau ketika ada teman mereka yang datang untuk mengerjakan tugas bersama.

Dan Hyunbin memang sudah mengutarakan niatan tersebut kepada teman satu kosannya. Hyunbin beralasan bahwa rumah yang sedang dibangun oleh orangtuanya di kota tempat kuliahnya saat ini sebentar lagi rampung. Dan sembari menunggu  jadi, Hyunbin memilih mencari tempat tinggal yang bisa ia bayar perbulan.

"Terus lo mau pindah ke mana sekarang?" Tanya Hyunjin.

Tak mungkin Hyunbin pulang pergi ke rumahnya yang berada di luar kota.

Jarak rumahnya ke kampus memakan waktu 5 jam perjalanan. Dan hal itu akan sangat menyita waktu dan tenaganya karena ia masih harus terus bolak-balik ke kampus untuk menghadiri perkuliahan.

"Lo tahu apartemen depan stadion?"

"Pintu yang sebelah mana? Pintu stadion kan banyak," timpal Guno yang diangguki oleh Hyunjin.

"Yang pintu 3."

"Ooooooh. Iya tahu, tahu, yang- NYET?" kening Guno berkerut. Menampakan wajah terkejut.

Hyunbin menaikan kedua alisnya.

"Itu kan angker." Ucap Guno.

Hyunjin menoleh ke arah Hyunbin lalu mengangguk-anggukan kepalanya dengan bibir mengerucut. Ia melipat kedua tangannya di dada. "Berani amat lo di sana."

"Elah, rumor doang itu mah. Angker cuma karena di belakangnya masih ada tanah sengketa yang masih kosong aja. Kemaren gua sempet survey dan biasa aja. Kaga angker kayak yang kelihatan kalo dari jauh."

"Masa sih?" tanya Guno tak percaya.

"Iya, kapan-kapan lo main dah ke tempat gua."

Guno dan Hyunjin saling berpandangan. Meyangsikan perkataan Hyunbin.

"Beneran kaga angker sama sekali, bro. Beneran dah."

"Bul! Udah kelar belom?" tanya Jungmo yang tiba-tiba memunculkan kepalanya di ambang pintu kamar Hyunbin.

spooky; k-idols & producex101 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang