Pagi yang cerah. Yera bangun dengan keadaan ceria. Ia seakan melupakan semua yang terjadi padanya kemarin-kemarin. Ya, semua ini karena sahabatnya. Mereka mampu menghibur Yera kemarin. Yera merasa bersyukur mempunyai sahabat seperti mereka.
Walaupun begitu, Yera masih tidak ingin bertemu dengan Sassy dan Raka. Tidak tau kenapa, tapi Yera bilang, ia butuh waktu buat semuanya. Dan untungnya, sahabatnya mengerti akan itu. Tapi tetap saja mereka akan terus membujuk Yera untuk mendengar semua penjelasan dari Sassy secara langsung.
Yera berjalan ke arah kelasnya. Disebelahnya ada Jihoon. Yera yang memaksa Jihoon untuk mengantarnya ke kelas, btw. Jihoon hanya menuruti kemauan Adiknya ini.
Saat Yera sedang berceloteh ini itu kepada Jihoon, tiba-tiba ia berhenti. Yera melihat ada Raka dengan Sassy dari arah lapangan. Entah apa yang mereka bicarakan, yang pastinya, mereka tidak memgetahui keberadaan Yera yang melihatnya.
Oh ayolah, Yera masih belum lupa akan kejadian kemarin. Tidak. Sudah dibilang, Yera muna kalo dia bilang dia gak marah. Dia marah, marah sama Sassy, tapi dia juga marah kepada dirinya sendiri. Yera kecewa, tapi dia lebih kecewa pada dirinya sendiri. Dan mengingat semua itu, Yera rasanya ingin menangis. Jangan lupakan fakta bahwa Yera cengeng.
Jihoon yang menyadarinya langsung merangkul Yera. Membawa Yera cepat ke kelasnya. Jihoon menghela nafas.
"Jangan diliat." sahut Jihoon, dengan pandangan masih lurus kedepan.
Yera mendongak, menatap Jihoon. Disini memang posisinya Yera agak sedikit pendek dari Jihoon. Ya walaupun Jihoon udah pendek si, ahh ya sudahlah lupakan.
Yera mengerjap, lalu ia menunduk. "Iya."
Yera mengerti bahwa Jihoon mengkhawatirkannya. Sebobrok-bobroknya kelakuan Yera dan Jihoon jika bersama, rasa persaudaraan mereka tetap ada.
Yera dan Jihoon pun sampai dikelas Yera. Setelah Yera masuk ke dalam kelasnya, Jihoon pergi dari sana, menuju kelasnya sendiri yang berada dilantai atas.
"Yeraaa."
Yera menengok ke arah orang yang memanggilnya. Dilihatnya ada Kesya dan Lala.
Yera memandang heran, "Loh, lo kok ada disini, La?" tanya Yera kepada Lala.
"Gue udah pindah ke sini dari kemarin." sahut Lala ceria.
Yera mengangguk-ngangguk, "Sekelas?"
"Nggak. Gue dikelas sebelah, Ra. Kek nya mau masuk juga, gue balik ke kelas ya." kata Lala lalu beranjak pergi keluar kelas dengan melambaikan tangannya ke arah Yera dan Kesya.
Yera mengangguk, lagi. Lalu dia berjalan kearah bangkunya. Tapi, tiba-tiba Yera diam, Yera ingat kalo dirinya sebangku dengan Sassy.
Yera menoleh kearah Kevin, "Kev, gue duduk disini, ya?" kata Yera sambil nyengir. Kebetulan, Kevin memang duduk sendiri.
"Lah, kenapa?"
"Jangan banyak tanya, sii." ketus Yera.
Kevin yang akhirnya sadar akan apa yang terjadi, dia hanya diam saja. Jangan lupa, Kevin juga kemarin ikut ke party nya Lala.
Tak lama kemudian, Sassy datang. Sassy melihat bangkunya yang kosong dan juga melihat Yera yang sedang memainkan handphone nya dibangku Kevin, sepertinya ia akan sendiri sekarang.
Sassy menghela nafas. Dan sepertinya, Yera masih marah padanya. Lalu ia berjalan ke bangkunya.
Yera yang melihat Sassy sudah duduk dibangkunya, Yera mendesah. Tidak, ia bukannya tidak ingin bertemu Sassy, marahnya tidak sebesar rasa sayangnya pada Sassy. Sassy sahabatnya, ia tidak bisa marah terlalu lama dengan Sassy, ia hanya butuh waktu.
Entah sampai kapan Yera akan menghindar dari Sassy.
~¤~¤~
Yera menatap kosong gedung-gedung pencakar alam yang ada didepannya. Ia sekarang berada di rooftop sekolahnya, pada jam istirahat.
Tadinya Yera akan ke kantin. Hanya saja, kalian tahu pasti penyebabnya, dia tidak ingin bertemu Sassy, apalagi Raka.
Jadi, dia bilang kepada Kesya kalo dia ada urusan dulu, padahal sebenernya nggak.
Tap
Tap
Tap
Yera yang mendengar suara langkah kaki seseorang langsung menengok.
"Loh? Kak Aldy?"
Ya, orang itu Aldy.
"Hai. Kenapa gak ke kantin?" tanya Aldy lalu duduk disamping Yera.
Yera menyunggingkan senyum simpul, "Lagi males, Kak. Lo sendiri? Gak ke kantin Kak?"
"Gue abis aja dari kantin. Nih, gue beliin roti sama minumnya buat lo."
"Ah. Gue gak minta loh, Kak?"
"Gapapa. Itu inisiatif gue aja."
"Oke. Makasih ya, Kak." ucap Yera sambil menerima pemberian Aldy.
"Hm. Btw, lo masih marah sama Sassy, Ra?"
"Eung. Soal itu..." Yera menggantungkan ucapannya. Ia menundukan kepalanya.
"Ra, wajar sih lo marah sama dia. Dia emang salah. Tapi, coba deh lo dengerin dulu penjelasan dia." ucap Aldy.
"Gue... gue udah nggak marah sama dia, Kak." jelas Yera sambil mengangkat kepalanya, menatap Aldy.
"Gue cuma butuh waktu aja, Kak. Dikit aja. Tolong ngertiin gue, Kak." lirih Yera.
"Hng. Gue ngerti, kok. Udah lah, jangan dibahas lagi. Lo makan aja rotinya, oke? Gue balik ke kelas dulu, Ra." ucap sambil tersenyum manis.
Yera mengangguk. Aldy pun pergi dari sana meninggalkan Yera yang sedang berpikir keras tentang apa yang harus ia lakukan kedepannya nanti.
~TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Ex) Enemy - Na Jaemin
Random"Ogah-ogah, awas ya kalo nanti lo suka sama gue." ~ Chandra. "Lo sehat ? Yakali gue suka sama lo. Dih mit amit." ~ Yera. Cast: ●Na Jaemin as Na Chandra. ●Park Yera. Warn!! Author mulaan. Warn!! Bahasa kasar. Warn!! Typo(s) everywhere.