Yera membuka pintu rooftop. Ia melihat Aldy yang sedang duduk dikursi yang ada dirooftop.
"Em. Kak..""Eh Ra. Sini." ucap Aldy.
Yera mendekat, lalu duduk disebelah Aldy.
"Udah nunggu lama Kak?"
"Nggak kok. Baru aja. Btw, lo mau ngomong apa?" tanya Aldy.
"Eum. Soal yang kemarin Kak. Gue udah mutusin jawabannya--" Yera menjeda omongannya. Yera melihat Aldy. Aldy tersenyum. Kenapa hati Yera sakit melihatnya?
"--sebenernya, gue-"
"Udah Ra. Gue tau kok." potong Aldy. Yera bingung. Tahu apa maksud Aldy.
"Hah?"
"Udah jangan dilanjutin gue udah tau apa jawaban lo." ucap Aldy.
Yera semakin bingung. Kalau Aldy tahu jawabannya, harusnya ia terlihat senang, dong. Tapi kenapa reaksi Aldy tidak sesuai ekspektasi? Padahal Yera mau mencova menerima Aldy. Yera menatap Aldy masih dengan raut bingungnya.
"Gue tau udah ada orang lain di hati lo, kan? Dan orang itu bukan gue. Gue gak mau maksa lo buat cinta sama gue." jelas Aldy.
"Kak.."
"Gue sayang sama lo, Ra. Gue mau lo kejar cinta lo. Karena gue tau, kebahagian lo bukan sama gue, tapi sama orang yang lo cintai." kata Aldy. Yera mau menangis saja rasanya mendengar perkataan Aldy.
Jujur, Yera menyayangi Aldy. Tapi hanya sebatas Kakak, karena Aldy sangat baik padanya. Yera merasa jadi orang yang paling jahat karena menyakiti Aldy.
"M-maaf Kak." Cicit Yera."Ssstt. Udah jangan dipikirin."
"Tapi Kak. Gue udah nyakitin lo."
"Gak Ra. Gue seneng liat lo seneng. Jadi, jangan pernah terluka, karena gue juga bakal ngerasain sakit kalo liat lo terluka." jelas Aldy.
"Kak.." suara Yera bergetar.
Yera tak enak hati. Tapi Aldy malah tersenyum padanya, membuat hati Yera semakin tercubit.
"Kak, jangan senyum ih Kak. Gue tau lo sakit hati." cicit Yera. Aldy hanya tertawa."Senyum itu ibadah Ra." kata Aldy lalu mencubit pipi Yera. Yera menghambur kedalam pelukan Aldy. Yera merasa bersalah.
"Gue- hiks sayang sama lo Kak." isak Yera. Aldy membalas pelukannya.
"Hmm. Gue juga sayang sama lo Ra."
"Lo gak bakal- hiks jauhin gue kan Kak?" tanya Yera masih dengan posisinya.
"Haha. Lo lucu banget si. Gak bakal lah gue jauhin lo, hm." kekeh Aldy.
"Udah. Jangan nangis. Gue ngerasa orang yanga paling menyedihkan liat lo nangis, Ra. Gue masih bisa anggap lo adek gue kan?"
Yera mengangguk cepat. Ia melepaskan pelukannya dengan air mata yang masih mengalir.
"Lo- hiks baik banget sih Kak." lirih Yera."Udah-udah. Jangan nangis, cengeng banget si." Aldy terkekeh.
Yera menatap Aldy dengan bibir yang dilengkungkan kebawah, juga mata yang memerah. Tapi ia sudah berhenti menangis. Aldy kembali tersenyum.
"Lo lucu banget sih Ra. Bikin gue susah buat ngelepas lo." ucap Aldy.
"Kaaak." rengek Yera.
"Haha. Iya iya. Udah ah. Jangan nangis mulu. Entar cantiknya ilang loh." ucap Aldy lalu menghapus jejak air mata dipipi Yera.
"Ih apaan si." cicit Yera menyikut Aldy.
"Malu ya.." goda Aldy.
"Nggakkk." rengek Yera sambil menutup wajahnya yang memerah dengan kedua tangannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/168996821-288-k531867.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Ex) Enemy - Na Jaemin
Random"Ogah-ogah, awas ya kalo nanti lo suka sama gue." ~ Chandra. "Lo sehat ? Yakali gue suka sama lo. Dih mit amit." ~ Yera. Cast: ●Na Jaemin as Na Chandra. ●Park Yera. Warn!! Author mulaan. Warn!! Bahasa kasar. Warn!! Typo(s) everywhere.