61 ~ Nonton

435 45 1
                                    

"Gak mau."

"Ya udah terus?"

"Drakor aja drakor."

"Najis. Gue gak suka yang kek gitu ah. Liat film aja jangan drama."

"Ya udah Train To Busan aja!"

"Nggak nggak nggak. Gue udah berkali-kali nonton itu. Bosen elah."

"Tapi gue baru nonton sekali."

"Yang penting udah nonton kan?"

"Tapi waktu itu kan nontonnya di skip-skip."

"Makanya jangan di skip elah."

"Abis zombie nya serem kek muka lo."

"Tapi lo suka, kan?"

"Bodo amat!"

Oke, biar sedikit saya beritahu suasananya. Disinilah mereka. Diatas sofa besar dirumah Yera dengan Chandra dan Yera yang sedang berdebat mempermasalah film apa yang akan mereka tonton.

"Udah ish itu aja." keukeuh Yera.

"Gue bosen Yera."

"Ya udah jangan nonton. Biar gue aja yang nontonnya."

"Terus gue gimana?"

"Ya gak gimana-gimana."

"Ya udah gue pulang aja."

Yera melempar butiran popcorn yang sudah ia sediakan untuk mereka kepada Chandra.

"Pergi aja sana!" deliknya.

Chandra terkekeh. "Bercanda deh."

***

Dan berakhirlah mereka seperti ini. Tidak, mereka masih diposisi dan tempat yang sama. Namun, kali ini dengan susana yang berbeda.

Chandra tertawa kecil. "Lo itu udah pernah nonton ini, Ra." kekehnya.

"Tapi kan tetep aja." sergah Yera sambil menunduk. Wajahnya memerah menahan sesuatu.

"Tetep apa?" goda Chandra.

Yera mencubit kencang perut-- sedikit berotot Chandra. "Chandraa." rengeknya.

Chandra meringis kemudian tertawa.

"Jangan ketawa." gertak Yera. Ia menunjuk Chandra dengan remote ditangannya. Mata merahnya molotot berniat mengintimidasi.

Chandra tersenyum mengejek. "Apa?"

"Lo nyebelin ya. Lo mau gue tendang terus gue kasih sama tuh zombie zombie hah?"

"Ntar gue dimakan dong." timpal Chandra.

"Biarin."

Chandra bangkit. "Ntar gue jadi zombie dong. Kek gini Ra." ujar Chandra dengan memeragakan cara jalan layaknya zombie.

Yera mengernyit. Ia meringis. "Ihh anjir kok lo mirip sih Chan. Jangan bilang lo zombie beneran." ucapan tak masuk akal Yera keluar.

Chandra menghampiri Yera dengan gerakan seperti layaknya zombie. "Kalau iya gimana? Lagian enak jadi zombie, gue bisa makan lo."

"Apaan sih Chandraaa. Jauh-jauh dari gue sana. Kok muka lo nyeremin si." ucap Yera yang kini mencoba menjauh dari Chandra namun Chandra malah semakin mendekatinya.

Yera melompat dari sopa. "Stop! Jangan deketin gue zombie sialan." umpat Yera.

Chandra ingin tertawa saja. Sepertinya sedikit bermain tak apa bukan? Chandra masih terus mencoba mendekati Yera yang terus mundur, menjauh.

"Chandra! Sadar anjir. Lo nakutin gue."

Yera berlari ke arah kamarnya. "HUAAA. MAMAA CHANDRA BUKAN MANUSIAA."

Sedangkan Chandra sudah tertawa terpingkal-pingkal ditempatnya.

***

"Ssst. Udah Ra."

"Jangan deketin gue!- hiks." isak Yera.

Chandra tertawa. "Gue bercanda. Jangan nangis."

"Lo nyeremin. Gue takut." cicit Yera masih dengan sedikit isakannya.

"Maaf, ok? Sini-sini sama gue biar gak takut." ucap Chandra mendekat ke arah Yera.

"Gak mau!"

"Ya ampun Ra. Gue manusia. Lo gak liat gue normal."

"Gue gak percaya!"

"Ya udah biar lo percaya sini deketan."

"Gak mau!"

Chandra menghela nafas. "Ya udah biar lo percaya gue harus ngapain?"

Yera terdiam, berpikir. "Beliin gue ice cream!" pinta Yera.

"Hah? Ap-"

"Dua! Eh nggak, tiga cup besar! Dan gak ada penolakan!" mutlak Yera.

Sesaat Chandra nge blank. Namun akhirnya ia tersadar. "Oke oke. Pabriknya pun gue mampu beliin buat lo."

"Sombong!"

"Tapi lo sayang kan?"

Yera melempar gulingnya kearah Chandra. "Najis!"

Chandra tertawa. "Gue baru sadar."

"Apa?!" sewot Yera.

"Lo kalau nangis jelek ya Ra." ucap Chandra.

Yera kembali melempar Chandra- kali ini menggunakan sebuah buku novel tebal tepat diwajah Chandra membuat Chandra meringis.

"Lo kok nyebelin sih Chan?!" kesal Yera.

Chandra meringis. "Lo lagi pms ya Ra? Marah-marah mulu dari tadi. Untung iman gue kuat." lirih Chandra pelan.

"Apa lo bilang?!"

"Eh nggak! Gue kebelet anjir. Pinjem kamar mandi lo bentar." balas Chandra lalu pergi begitu saja menuju kamar mandi di kamar Yera.

"Udahnya bersihin ya Chan. Takutnya penyakit lo nular ke gue." teriak Yera kencang membuat Chandra meringis.

Sial, Yera terlalu kejam padanya.





Haruskah ku mengaku jika sepi ku tergantikan oleh kehadiranmu?

~TBC~

My (Ex) Enemy - Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang