42 ~ Aldy

530 57 0
                                    


Di pagi hari di hari weekend ini, sepertinya Jihoon harus mengeluarkan tenaganya cuma-cuma. Ia harus memiliki kesabaran ekstra. Karena sedari tadi ia terus saja membangunkan adiknya- Yera. Tapi hasilnya tetap saja, Yera tidak bangun sama sekali. Ia seperti orang mati.

"Woi kebo. Bangun napa. Aish," geram Jihoon.

"Ra, bangun anjir. Udah siang tapi lo masih tidur, lo itu cewek, Ra. Jangan males." nasehat Jihoon.

Namun tidak Yera dengarkan, ia hanya menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut kuda poni miliknya.

"PARK YERA!" teriak Jihoon. "Cepet bangun. Udah siang! Lo katanya ada janji sama Aldy, kan!? Ini udah jam sembilan dan lo belum bangun juga gue bangunin dari tadi. Aldy udah nunggu dari lima menit lalu, Ra. Atau perlu gue panggil Aldy supaya lo bisa bangun!?" gertak Jihoon.

Yera seketika membuka matanya. Oh ia lupa dengan janji nya. Semalam ia begadang karena memikirkan Chandra-- eh?!

Ya maksudnya semalam Yera begadang dan tertidur pukul tiga pagi.

Yera segera beranjak bangun. "Yang bener, Bang?!" tanya Yera heboh dengan suara serak khas bangun tidurnya.

"Iya." ketus Jihoon. Ia kesal kenapa Yera baru bangun sekarang sedangkan dirinya sudah membangunkan Yera sejak 30 menit yang lalu!?

"Kenapa lo gak bangunin gue dari tadi, Abang!! Ish." kesal Yera.

"Gue udah bangunin lo dari 30 menit lalu, Dek. Tiga puluh menit!! Kurang apa coba."

"Ish ya udah sih. Sana pergi." usir Yera dengan menendang-nendang bokong berisi Jihoon.

Setelah itu Yera langsung mengibrit ke kamar mandi karena takut kena amukan Jihoon.

"BANGSAT YA LO DEK." teriak Jihoon kesal.

"Anjir. Bokong berharga gue." cicit Jihoon mengusap-ngusap bokongnya yang sedikit sakit.

.
.
.

Setelah selesai dengan acara 'mari merias diri' nya. Yera turun ke bawah. Ia melihat Jihoon dan Aldy sedang mengobrol. Sepertinya obrolan serius, pikir Yera.

"Pagi, Kak." sapa Yera dengan senyumnya lalu mendudukan dirinya di sebelah Jihoon.

"Siang." celetuk Jihoon.

Yera mendengus. "Ini masih jam sembilan lebih lima belas menit Abang sayangg, masih pagi tau." ucap Yera.

"Dih najis. Tetep aja lo kebo."

Yera mendelik lalu menginjak kaki Jihoon yang tidak terlapisi apapun dan Jihoon hanya memakai sendal capit rumahnya, sedangkan Yera memakai sepatu nya yang dibilang gede dan bobotnya juga besar.

"ADAW." ringis Jihoon.

"Lo kecil-kecil tapi tenaga lo kek kingkong!" desis Jihoon.

Yera mendengus kembali. "Udah ah Bang. Lo nyebelin. Berangkat sekarang yuk, Kak. Bang Jihoon cuma buang-buang waktu gue." ujar Yera lalu menarik Aldy keluar rumah.

"Astaga. Gue kudu lebih sabar. Dasar adik kurang ajar." gerutu Jihoon lalu berjalan pergi menuju kamarnya.

Sedangkan Yera dan Aldy, mereka sedang didepan rumah Yera.

"Maaf ya, Kak. Gue kesiangan. Gue lupa ada janji sama lo." cicit Yera.

Aldy tersenyum geli. "Gapapa. Lagian cuma lima belas menit, gak masalah. Waktu kita masih banyak kan."

"Iya sih. Tapi tetep aja, lo kan jadi nunggu in gue lama, Kak." ucap Yera.

Aldy terkekeh. "Gapapa. Seberapa lama pun itu, gue bakal tetep nunggu lo. Yaa, asal itu lo aja."

My (Ex) Enemy - Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang