51 ~ Bolos ?

545 52 2
                                    

Hai! author back:v

Happy Reading!!:)

***

Hari ini Chandra mengajak Yera untuk berangkat sekolah bersama. Jangan berpikir setelah --ekhem-- berpacaran mereka akan bersikap manis. Mereka adalah mereka. Chandra yang menjengkelkan dan Yera yang lebih ternistakan, juga sebaliknya.

Chandra dan Yera sudah sampai disekolah. Mereka terlambat. Mungkin dua menit lagi bel masuk berbunyi dan itu membuat Yera kesal karena Chandra hanya santai saja.

"Chandra cepet ih. Lama amat sih markirin motor aja!" kesal Yera.

Chandra mendengus. "Makanya bantuin."

"Yee. Cowok tuh harusnya lebih gesit dari cewek. Lah lo lelet amat njir. Telat tanggung jawab ya lo." ucap Yera sambil menarik-narik tas Chandra agar cepat.

"Ya udah bentar elah. Jangan narik-narik juga." kesal Chandra yang kini sedang mengaitkan helm yang dipakai Yera di jok belakang.

"Makanya mending nanti mah bawa mobil aja. Bawa motor kan ribet ish." ujar Yera. Chandra menoyor kepala Yera pelan.

"Justru kalau bawa mobil kita kejebak macet egee. Udah tau ini kota metropolitan."

Yera berdecak. "Ya datang ke rumah guenya jangan kesiangan lah. Pasti gak bakal kejebak macet."

Chandra mendengus. Ia mengapit kedua pipi Yera dengan tangannya gemas. "Gue datang ke rumah lo pukul enam pagi! Kurang apa coba. Lo nya aja yang ini itu lambat." jelas Chandra membuat Yera melotot, menatap tajam Chandra.

Karena kesal, Yera menendang tulang keringnya Chandra keras membuat Chandra meringis. Kemudian Yera pergi begitu saja meninggalkan Chandra yang menggerutu tak jelas.

***

Yera, Sassy, Kesya dan Lala sedang berada dikantin, merka sedang makan. Setelah terbebas dari hukuman Bapak Siwon guru fisika yang terkenal seantero dengan ke killer annya, Yera akhirnya bisa istirahat juga. Kaki dan tangannya sungguh pegal karena terus berdiri di depan tiang bendera sambil hormat selama dua jam lamanya.

Yera mengutuk Chandra yang telah membuatnya dihukum, sementra Chandra sendiri tidak terkena hukuman karena kebetulan saat itu guru belum datang ke kelas Chandra.

"Kak Yera!"

Merasa namanya dipanggil, Yera menengok, tersenyum melihat Tiwi berjalan mendekat.

"Boleh gabung gak?" tanya Tiwi.

"Boleh, duduk aja." jawab Yera santai membuat ketiga temannya menatap Yera heran.

Tiwi mengangguk lalu duduk. "Makasih." ujar Tiwi.

"Eh bentar. Lo adik kelas yang dulu pernah nyebarin berita yang gak baik tentang Yera kan?" seru Lala cepat. Tiwi kaku.

"I-iya, Kak."

"Terus sekarang lo masih berani gabung sama kita? Cari muka? Atau emang udah dua mukanya?" sinis Kesya membuat Yera mendengus.

"Ssutt. Jangan kayak gitu woi. Lagian bukan Tiwi yang salah. Dia juga udah minta maaf sama gue. Udah lah lupain yang dulu-dulu." jelas Yera.

Sassy menatap Yera tanda bertanya.

"Ntar gue ceritain selengkapnya." tambah Yera lagi membuat ketiga temannya mengangguk mengiyakan.

Sedangkan Tiwi masih terdiam. Rasa bersalah kembali menyelimutinya.

"Udah jangan dipikirin Tiw. Lagian lo gak salah kan." ujar Yera.

My (Ex) Enemy - Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang