26 ~ Chandra

633 73 1
                                    

Pulang sekolah.

"Gue mau ngomong." Kata Yera.

Yera kesal. Yera sebal. Yera benci. Yera marah. Yera bingung. Yera paling gak bisa liat orang yang ngejauhin dia tanpa alasan, kayak Chandra sekarang.

Dulu, waktu Yera sama Chandra emang lagi gak akur, Yera emang biasa aja kalo Chandra ngejauh atau apalah. Tapi berbeda dengan sekarang. Entah kenapa, sekarang, Yera ngerasa gak enak aja kalo Chandra ngejauh. Hampa? Gak tau. Yera gak tau. Lebih tepatnya, gak peka, atau bahkan gak bakal pernah peka.

"Apa?" Tanya Chandra biasa aja seakan gak ada apa-apa diantara mereka.

Emang gak ada apa-apa, kan.

"Lo... ngejauhin gue, Chan?" Pertanyaan yang menjerumus ke pernyataan.

"Apa? Ngawur lo. Gue b aja tuh." Jawab Chandra santai.

Emang iya, ya? Tapi Yera rasa sebaliknya.

"Tapi- lo kek jauhin gue tau gak, Chan."

Chandra diem. Chandra ngehela nafas.

"Ra.." Chandra ngejeda ucapannya. Dia liatin Yera serius. Yera balik natap Chandra, gugup. Gak tau kenapa Yera gugup diliatin Chandra gitu.

Yera diem aja, nungguin Chandra ngelanjutin ucapannya.

"... di mata lo, ada beleknya."

Yera ngerjapin matanya polos.

"A-apa?" Yera blank.

"Hahaha. Gue canda kok. Lo tuh ya, biasain napa ekspresinya."

Gak lama kemudian--

Bugh

Yera nendang tulang keringnya Chandra, ampe Chandra ngeringis.

"Tai. Nyebelin lo!!" Teriak Yera sambil mukul mukul si Chandra pake tasnya.

"Duhh. Ampun, Ra." Mohon Chandra sama Yera.

"Lama-lama gue nuklir juga lo."

"Sadis njir. Udah, Ra. Ntar gue encok sebelum waktunya."

"Biarin. Biar lo cepet tua." Yera terus aja menyiksa Chandra.

"Lah, gue kan mau punya istri dulu, Ra."

"Siapa yang mau sama lo?" Tanya Yera dengan nada mengejek.

"Lo."

Yera berenti mukulin Chandra.

"A-apa ? Dih mit-amit anjirr. Naudzubillah. Ya ampun gue masih mau suami human, bukam hewan."

"Ye. Dikira gue gogog."

"Gue gak ngomong gitu loh. Lo sendiri yang ngaku."

"Nyebelin ya lo." Kata Chandra sambil ngetekin Yera.

"Eh bego, ketek lo bauu."

Chandra gak berhenti.

"Chandraaaaa." Teriak Yera kerendem/? keteknya Chandra.

Chandra ngeberhentiin kegiatannya. Ngusak-ngusak rambut Yera ngebuat Yera melotot. Chandra cuma ketawa aja.

"Ra.."

"Iya?"

"Nggak. Pulang yuk." Kata Chandra sambil nyeret Yera keluar dari rooftop.

Yera cuma nurutin aja. Pulang sama Chandra itu, kek udah langganan aja.

"Btw, Chan. Gue mau minta maaf." Sahut Yera. Mereka lagi jalan dikoridor kelas yang udah lumayan sepi. Cuma ada orang-orang yang eskul, atau OSIS doang.

Chandra berdehem, sudah tau topik apa yang Yera bicarakan.

Pasti karena kemarin.

"Hm. Lupain."

"Emang lo tau, gue minta maaf soal apa?"

"Soal.... kemarin?" Kata Chandra ragu.

"Iya. Gue minta maaf, soalnya kemarin gue pulang duluan. Lagian, lo juga sih, lama, katanya cuma sepuluh menit." Jelas Yera.

Chandra ngehela nafas.
"Hm. Lupain."

Yera cuma manggut-manggut.

"Lo gak marah?" Tanya Yera. Mereka udah nyampe parkiran.

"Gak."

Yera memicing.

"Tuh kan, lo kalo singkat gini pasti marah, ya, kan?"

"Bacot. Cepet naik."

Yera nurut. Tapi matanya masih menatap Chandra curiga, entahlah.

Mereka pun pergi dari sekolah.

Sampe rumah Yera. Yera turun dari motornya Chandra.

"Thanks." Kata Yera. Chandra cuma berdehem.

Mereka diam. Mereka saling tukar pandang selama beberapa saat, sampai Chandra yang membuka suara.

"Masuk duluan gih." Suruh Chandra.

"Lo pulang duluan aja." Tolak Yera.

"Lo duluan. Gampang gue mah."

"Gue bilang juga gak mau. Lo duluan aja."

"Yera. Masuk sekarang." Kata Chandra penuh penekanan.

Yera menatap Chandra kesal. Kesannya Chandra kek nyuruh nyuruh dia.

Emang Chandra siapa Yera?

"Nyebelin lo." Gertak Yera terus nginjek kakinya Chandra ngebuat Chandra ngeringis, untuk kesekian kalinya.

Entah sudah keberapa kalinya Yera menyiksa Chandra.

Baru aja dua langkah Yera beranjak dari tempatnya berdiri tadi, tapi Chandra nahan tangannya. Yera berbalik. Menaikan sebelah alisnya seakan bertanya 'apa lagi?'

"Lain kali kalo ada apa-apa atau mau apa-apa, kasih tau gue dulu, jangan bikin gue khawatir kayak kemarin." Kata Chandra. Yera diam, mencerna omongan Chandra.

Chandra make helmnya lagi.

"Gue pulang dulu." Kata Chandra.

Sebelum ngejalanin motornya, Chandra sempet ngusak-ngusak rambutnya Yera, lagi. Hobi baru, mungkin?

Sesudah Chandra pergi, Yera baru sadar. Pipinya memanas, oh jangan bilang Yera baper. Dasar cewek.

Yera senyum-senyum sendiri, entahlah, refleks?

Yera merasakan gemuruh di dadanya yang sangat cepat. Dia memegang dadanya secara otomatis.

Setelahnya, Yera menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya, berlari memasuki kamarnya mengabaikan Mama Park dan Jihoon yang menatap heran padanya. Menjatuhkan tubuhnya di atas dikasur king size kesayangannya.

"AAARRGGGHHH. CHANDRA SIALAAAANNNN." Teriak Yera. Untungnya, teriakannya terendam bantal yang dia pake buat nutupin wajahnya.



~TBC~

My (Ex) Enemy - Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang