56 ~ Menunggu

491 46 0
                                    

"Yeraaaa."

Pintu itu terbuka bersamaan lantunan suara seseorang yang memekikkan telinga orang yang mendengarnya itu.

Yera meringis. "Berisik. Ini rumah sakit. Jangan teriak-teriak."

Kesya menyengir. Ia memasuki ruang inap Yera bersama Sassy, Lala, Aldy, Raka, Daniel, Kevin, Ucup juga Iwung.

"Widih. Rame bat dah. Kenapa gak ajak se RT sekalian?" gurau Yera.

"Kita kan kesini mau jenguk lo Ra."

"Tau. Kita tuh care sama lo."

Yera menyengir. "Makasih udah care."

"Gimana perasaanya?" tanya Lala ambigu.

"Kebiasaan banget sih La. Keadaan. Bukan perasaan yang ditanyain itu."

"Ya maksudnya itu."

"Keadaannya mulai membaik kata dokter. Tapi gak tau kalau perasaan. Dokter gak tau. Terlalu suram." timpal Jihoon yang baru saja keluar dari toilet.

Yera menatap sinis Jihoon. "Diem deh Bang. Lo gak jelas tau dari tadi. Efek ngejomblo lama sih." cibir Yera.

"Emang lo udah taken?" tanya Jihoon.

"Taken? Sama siapa dah taken takenan segala." decak Yera.

"Stop stop. Jangan berantem deh." Sassy menengahi.

"Oh iya. Kapan lo pulang, Ra?" tanya Raka.

"Hari ini." jawab Yera dengan senyum lega nya membuat Jihoon mendelik.

"Kata siapa? Nggak nggak ya."

Yera merengut. "Kok nggak? Gue kan udah gapapa, Bang, elah. Pulang hari ini pokoknya." kekeuh Yera.

"Pulihin dulu, baru boleh pulang."

"Abangg, gue kurang pulih gimana coba. Gue gapapa. Bahkan kalau mau gue bisa joged-joged sekarang."

Mendengar itu, semua yang ada disana tertawa kecil.

"Turutin apa kata Abang lo, Ra." timpal Aldy.

"Tapi gue mau pulang."

"Kalau lo udah sembuh, boleh. Tapi kalau lo belum sembuh, nanti lo sakit lagi, gue juga yang repot." jelas Jihoon.

"Gue gak ngerepotin kok." cicit Yera.

Jihoon berdecak. "Terus yang semalem nangis ngerengek kesakitan siapa?"

Yera menatap tak percaya Jihoon. "Abang... gue gak gitu ya."

"Cuman nangis terus ngerengek pusing sama panas. Iya?"

"Abanggg ihh. Nyebelin banget sih. Gue gak gitu. Itu karena gue lagi sakit."

"Ya itu. Lo yang sakit itu, parah."

Semua yang ada disana hanya terdiam. Sesekali tertawa mendengar perkataan Jihoon tentang Yera. Sedangkan Yera menahan kesal.

Mereka pun melanjutkan mengobrol tentang hal yang gak penting diselingi canda tawa. Ya, setidaknya untuk sekarang mereka masih bisa bersama. Tak tau nanti bukan?

Yera sedikit risih dan tak enak ketika melihat Tiwi. Ia jadi teringat Chandra yang sebelumnya menyuruh Yera menjauhi Tiwi.

"Eh eh guys." Kesya mengambil alih perhatian yang lain.

"Kenapa Sya?" tanya Sassy.

"Kalian pasti laper, kan? Mending kalian semua pergi makan dulu gih." usul Kesya.

My (Ex) Enemy - Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang