65 ~ Sebuah Pilihan

398 35 0
                                    


Bel telah berdenting sekitar delapan menit yang lalu. Seluruh siswa siswi di persilahkan pulang ke rumahnya masing masing.

Sekolah sudah mulai sepi. Yera berjalan santai ke arah parkiran untuk bertemu Chandra.

Yera mengernyit kala melihat Chandra tak sendiri. Matanya sedikit menatap tak suka hal itu.

"Chan.." panggil Yera.

"Oh Ra. Lama banget lo. Oh iya, ini, Gita mau nebeng gapapa, kan? Jok belakang kosong juga."

Yera melirik sekilas Gita. Lalu kembali menatap Chandra. Menepuk bahu Chandra.

"Hm. Gini Chan. Boleh deh Gita nebeng, tapi gue gak bisa pulang bareng kalian. Soalnya gue ada urusan." ucap Yera.

Chandra menaikan sebelah alisnya. "Urusan? Urusan apa?"

"Ada deh."

"Ya udah sekalian aja. Gue anterin."

"Gak usah. Soalnya jalur perjalanannya beda, kelamaan kalau putar arah. Kasian kan Gita kelamaan."

"Gue gapapa, kok, Kak." sela Gita.

Yera meringis. "Yaaa, gue kan gak mau ngerepotin Chandra ya. Jadi gapapa deh. Pulang duluan aja." jelas Yera pada Gita.

"Urusam sama siapa, Ra?" tanya Chandra tiba-tiba.

"Sama orang lah. Masa sama hewan."

Chandra berdecak kesal. "Ya maksud gue nam-"

"Gue denger. Kak Yera mau ketemu Tiwi?" sela Gita.

Yera menatap tak suka Gita. Tadinya Yera tak akan bilang pada Chandra. Soalnya, ya, kalian tahu sendiri lah ya, Chandra masih sensitif menyangkut soal Tiwi. Yera takutnya Chandra berpikir tidak-tidak. Walaupun mereka sudah berkomitmen tak akan membahas itu lagi.

"Bener, Ra?" tanya Chandra.

"Iya." cicit Yera. "Lagian cuma sebentar kok. Soalnya, Tiwi lagi butuh temen, Chan."

"Gak gue ijinin." ucap Chandra cepat.

"Kenapa? Lagian, gue gak minta ijin lo kok."

"Gue pacar lo. Gue berhak atas lo."

"Tapi Chan, cuma sebentar kok."

"Nggak ya tetep nggak." keukeuh Chandra, dirinya teringat perkataan Gita tadi pagi. Bahwa dirinya harus menjauh kan Tiwi dari Yera untuk hari ini.

"Kak Chandra bener, Kak. Lagian kan, Tiwi itu udah pernah jahat sama lo. Masa lo mau percaya sama dia gitu aja. Bisa aja dia ada niat yang nggak nggak sama lo." timpal Gita ikut berpendapat.

Yera mendelik. Sudah dipastikan, Gita yang telah merasuki otak Chandra hingga Chandra berpikir seperti itu.

"Lo diem aja deh. Gak usah ikut campur." hardik Yera.

"Yera, jangan kasar sama adik kelas."

"Kenapa hah? Orang dia nya aja yang ngelunjak."

"Loh? Kan gue cuma bilang kenyataan, Kak." ucap Gita pelan sambil menunduk.

Cih. Pencitraan.

"Jangan sok suci kayak gitu. Gue gak suka. Pake muka lo yang kedua dong, yang asli."

"Yera." ucap Chandra memperingati. Dirinya tak paham perkataan Yera. Naif.

"Gini deh Chan. Gue kan ngebolehin lo pulang bareng cewek ini nih ya, soalmya gue percaya sama lo. Dan lo juga harus bolehin gue pergi, kalau lo percaya sama gue." jelas Yera.

"Gue gak percaya sama lo, jadi gue gak bolehin."

Yera geram. "Lo itu- lo itu udah diracuni sama dia Chan! Sumpah deh. Jangan berlebihan kayak gitu. Gue cuma mau nemenin Tiwi aja bentar." pekik Yera kesal.

"Oke."

Yera menatap Chandra. Hampir saja merasa lega ketika menduga Chandra memperbolehkan, namun nyatanya-

"Lo pilih Tiwi, atau gue?"

Perkataan Chandra membuat Yera menatap tak percaya dirinya.

"Chan, jangan gitu. Gue- bukan gitu- maksudnya, maaf."

"Lo tinggal jawab."

"Gini deh Chan. Lo pengen gue jauhin Tiwi, kan? Oke! Bakal gue jauhin. Tapi cuma kali ini, gue mau ketemu Tiwi, terakhir kali kok. Nanti nggak lagi." melas Yera.

Chandra terdiam, tidak menjawab, hanya menatap datar Yera.

"Oke! Diem lo gue anggap iya. Kalau gitu, gue duluan." ucap Yera cepat, lalu berbalik melangkah ingin menjauh dari Chandra sebelum Chandra memanggilmya kembali.

"Park Yera." panggil Chandra. Langkah Yera terhenti.

"Lo ngelangkah lagi, detik itu juga lo bukan siapa-siapa gue."

Deg.

~TBC~

My (Ex) Enemy - Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang