40 ~ Kebenaran Tiwi

592 63 1
                                    

Hari ini Yera sekolah seperti biasanya. Semuanya kembali berjalan normal. Setelah insiden kemarin, Tiwi mengumumkan kebenarannya kepada semua murid. Ia juga meminta maaf karena menyebarkan berita hoax itu.

Awalnya Tiwi memang tidak ingin mengaku. Tapi setelah diancam dengan iming-iming rahasianya akan terbongkar, akhirnya Tiwi mengalah. Dan Yera pun bukan orang jahat yang mengusut kasus itu ke pengadilan, karena menurutnya, itu hanya hal kecil.

Yera ingin hidup damai, jadi ia memaafkan Tiwi atas kelakuannya.

Saat ini Yera sedang berada dikantin sekolah bersama sahabat-sahabatnya tentu saja. Meraka sedang melaksanakan tradisi istirahat mereka.

"Eh, Ra. Lo tau gak, kemarin katanya si Tiwi itu kena bully gengnya Kak Tzuyu karena nyebarin berita hoax tentang lo itu." sahut Sassy.

"Loh, yang bener lo? Masa sih?" tanya Lala.

Sassy menganggukan kepalanya, "Hu'um."

"Mampus. Emang pantes tuh anak satu. Karma is real." timpal Kesya.

"Sstt. Jangan gitu, kasian dia nya. Lagian mungkin dia lagi khilap waktu itu, kan." bela Yera.

"Lo mah malah bela si Kunti itu, Ra. Eh tapi, kenapa Kak Tzuyu nge bully si Kunti? Kan yang punya masalah sama si Kunti itu elo, Ra." ucap Lala.

Yera mengendikan bahunya. "Bodo amat ah. Males mikir yang gak penting gue." ucap Yera lalu melanjutkan acara makannya.

Para sahabat hanya diam melihat sikap Yera yang memang bodo amatan.
.
.
.

Hari semakin sore, tapi Yera masih tetap berpijak dilantai sekolah. Ia tadi ada sedikit urusan dengan Tiffani--guru seni di sekolahnya. Berakhir dengan dirinya sekarang harus pulang menaiki angkutan umum.

Yera berjalan dikoridor kelas. Ia sudah akan pulang. Tapi tertahan karena ia mendengar suara kebisingan.

Brak

Yera menghentikan langkahnya karena mendengar sesuatu. Ia mendekati sumber suara, koridor kelas anak IPS. Matanya membulat, ia melihat gengnya Tzuyu dan.., Tiwi?

"Mereka lagi ngapain?" gumam Yera pelan.

"Kak, gue udah ngelakuin apa yang disuruh bukan? Kenapa lo sekarang malah menyiksa gue, Kak?"

Itu suara Tiwi.

Yera mengerutkan dahinya. Ia tak mengerti maksudnya apa.

"Lo emang udah ngelakuin apa yang di suruh. Tapi lo gagal!! Dan gue benci kegagalan. Ngerti?"

Itu suara Tzuyu.

"Gue minta maaf, Kak." lirih Tiwi.

Brak

Tzuyu mendorong Tiwi, membuat pundak Tiwi bertabrakan dengan tembok.

"Percuma lo dibayar mahal, kalau cuma ngebuat orang keluar dari sekolah aja lo gak bisa?"

"Maaf.."

Plak

Tzuyu menampar Tiwi, membuat sedikit sobekan di sudut bibirnya. Sedangkan Yera yang melihat kejadian itu hanya menutup mulutnya yang menganga karena terkejut.

"Maaf lo bilang!? Cih, ngadepin orang miskin kayak lo itu buang-buang waktu gue. Guys, mending kita cabut." ujar Tzuyu. Tzuyu pun pergi dari sana bersama antek-anteknya.

Setelah dirasa Tzuyu sudah menghilang dari pandangan, Yera menghampiri Tiwi yang terdiam menunduk. Yera menepuk bahu kiri Tiwi, membuat Tiwi mendongak.

My (Ex) Enemy - Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang