58 ~ Percaya

512 45 0
                                    

Lala mengetuk-ngetuk pintu di depannya dengan keras.

"Kenapa La?" tanya Fera-- Mama Chandra karena mendengar keributan.

"Oh tante! Lala ada perlu sama Chandra. Tapi Chandra kok gak bukain pintunya." ucap Lala kesal.

Fera tersenyum geli. Ia mengetuk pintu kamar Chandra pelan. "Chan, buka pintunya." ucapnya lembut.

Tak lama, Chandra pun membuka pintunya dengan raut malas.

Lala mengernyit, menatap tak suka Chandra. "Idih. Belum mandi ya lo?"

Chandra berdecak. "Kenapa?" sinisnya pada Lala.

"Sstt Chandra. Jangan gitu ngomongnya sama cewek." timpal Fera membuat Chandra meringis. "Ya udah. Mama kebawah dulu. Kalian bicara baik-baik ya." pamit Fera.

Chandra hanya berdehem, sedangkan Lala tersenyum manis pada Fera.

Tanpa permisi, Lala menerobos masuk kamar Chandra tiba-tiba membuat Chandra kaget dan mundur secara refleks.

"Ribut banget sih lo." kesal Chandra.

"Oh Em Ji! Ini kamar atau kandang kambing. Berantakan amat." Lala mengernyit jijik kala melihat kamar Chandra yang terjejer buku-buku dilantai, kasur, juga meja belajarnya. Entah buku apa itu. Tak lupa gitar dan laptop yang tergeletak tak berdaya diatas kasur.

"Ck. Belum gue beresin. Lagian lo mau apa kesini, ganggu banget."

"Oh iya gue hampir lupa." gumam Lala pelan. "Gue udah tau semuanya." ucapan Lala membuat Chandra mengernyit tak mengerti.

"Gue gak ngerti."

"Bego sih!"

Chandra memutar bola matanya malas.

"Tentang lo sama Yera." sahut Lala. Ya, Lala sudah mengetahui hubungan Yera dan Chandra dari Kesya, bukan dari Yera. Kesya akhirnya menceritakan semuanya pada Lala dan Sassy.

"Terus?" tanya Chandra santai.

"Ya masalah lo itu sebenarnya apa sih Chan?"

Chandra mengernyit. "Maksud lo apa?"

"Lo itu ada masalah apa sih sama Tiwi? Lo kok kayaknya benci banget sama dia, sampe nyuruh Yera buat jauhin Tiwi."

Chandra menghela nafas. "Bukan urusan lo. Dan jangan pernah urusin masalah gue sama Yera." tekan Chandra.

Lala menatap tak percaya Chandra.

"Chan, Yera temen gue, dia sahabat gue. Dan gue gak terima ya kalau lo nyakitin dia. Please deh, lo ngertiin dia dari sudut pandangnya. Bukan dari sisi lo sendiri."

"Lo gak tau apa-apa La. Jadi, jangan ikut campur."

"Ya makanya kasih tau gue! Gue pengen tau."

Chandra kembali menghela nafas.
"Oke. Gue jelasin. Gue gak ada niatan buat nyakitin Yera. Justru gue bersikap kayak gini itu karena gue gak mau Yera kenapa-napa." ada jeda. Chandra mengacak rambutnya frustasi. "Gue udah sering bilang kalau Tiwi itu gak baik, La. Karena gue tau itu."

Lala tau itu. Lala mengerti. Tapi sudah dibilang bukan, Chandra salah paham.

"Gini deh. Lo tau darimana Tiwi gak baik?" tanya Lala.

"Dari seseorang. Lo gak perlu tau siapa dia. Tapi yang pasti, dia ngasih tau gue. Udah gue bilang, gue peduli sama Yera. Jadi, gue ngelarang Yera buat jauhin Tiwi."

Dahi Lala mengerut, ia terdiam, berpikir keras.

"Gini deh Chan. Sekarang gue cuma minta, lo, minta maaf sama Yera."

My (Ex) Enemy - Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang