Warning bahasa kasar!
Warning kekerasan!Pada akhirnya, Chandra benar benar memutar arah. Mencoba menebak-nebak kemana Yera pergi. Firasatnya akan Yera sangat buruk.
Chandra menghela nafas lelah. Sudah sekitar satu jam dirinya mengelilingi kota ini. Tapi tak menemukan apa apa. Chandra menghentikan motornya dipinggir jalan. Melepas helmnya. Lalu mengambil handphone nya, mencoba menghubungi Yera.
Namun tak dijawab, bahkan saat panggilan itu sudah dilakukannya berkali-kali. Tetap tidak ada jawaban.
"Sial!" umpat Chandra.
Ditengah itu, seseorang memanggilnya.
"Kak Chandra!"
Chandra menengok. Menemukan Tiwi— faktor utama dalam ketakutannya akan Yera. Turun dari motornya, menatap tajam Tiwi yang kini berada didepannya dengan nafas tersenggal.
"Kak—hhh."
"Mana Yera?" tanya Chandra tanpa basa-basi.
Tiwi mengerjap. "Loh? Niatnya kan gue yang mau nanya Kak Yera kemana sama lo, Kak." ujar Tiwi heran.
Chandra menaikan sebelah alisnya. "Lo gak tau?"
Tiwi menggeleng. "Nggak. Dari tadi gue nungguin Kak Yera disana. Tapi sampe sekarang gak dateng-dateng. Gue pikir gak jadi soalnya di telpon juga gak di angkat sama Kak Yera."
"Lo pura-pura ya?" sinis Chandra.
"Maksud lo Kak?"
"Lo pura-pura gak tau kan Yera dimana, padahal lo sendiri yang sedang berbuat jahat sama Yera. Sekarang bilang sama gue, Yera dimana." jelas Chandra dengan penekanan.
"Kak, gue beneran gak tau Kak Yera dimana. Dan gue gak pernah sedikit pun ada niatan buat jahat sama Kak Yera. Harusnya lo tuh mikir." ucap Tiwi kasar
Chandra mngernyit tak suka.
"Lo itu terlalu naif, Kak. Sama kayak Kak Yera. Kalian tuh emang pasangan yang cocok. Tapi please, tolong bedain mana yang jelas, mana yang buram. Dan lo terlalu terhasut sama omongan Gita hingga lo ngira gue yang berbuat jahat sama Kak Yera." tambah Tiwi.
"Kak, bukan gue yang jahat, tapi Gita. Lo udah dijebak. Dia sengaja ngomporin lo supaya lo bisa jauh dari Kak Yera. Kak Yera gak nurutin kemauan lo karena memang dia udah tau semuanya. Tapi lo terlalu keras untuk dikasih tau."
"Kak, bukan gue yang jahat. Lo tau gak sih rasanya dituduh padahal lo sendiri gak tau apa-apa?" ujar Gita. Ia menghela nafas lelah.
Sedangkan Chandra hanya terdiam. Gita menegakkan tubuhnya. Menatap Chandra.
"Oke. Lupain dulu itu. Yang penting sekarang, kita harus cari Kak Yera, Kak."
Chandra masih terdiam, tidak menjawab.
"Kak??"
Chandra tersadar. Ia berdehem, lalu mengangguk.
"Oke. Ayo."
***
Mata itu perlahan terbuka seiring dengan waktu yang berjalan. Yera mengerjap melihat sekeliling, asing. Tempat kumuh nan menyesakkan juga gelap dan kotor ini yang berada dipijakannya.
Yera segera terbangun dari duduknya. Meringis kala merasakan kakinya sakit, seperti sudah terseleo, tapi swingatnya ia tidak jatuh, atau tersandung.
Yera mengernyit kala mengingat orang-orang yang membawanya. Sial sekali Yera, ia tak mempunyai masalah apapun dengan mereka, kenapa juga ia terkena sial.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Ex) Enemy - Na Jaemin
Random"Ogah-ogah, awas ya kalo nanti lo suka sama gue." ~ Chandra. "Lo sehat ? Yakali gue suka sama lo. Dih mit amit." ~ Yera. Cast: ●Na Jaemin as Na Chandra. ●Park Yera. Warn!! Author mulaan. Warn!! Bahasa kasar. Warn!! Typo(s) everywhere.