43 ~ Video Call ?

529 62 0
                                    

"I love you."

Seketika Yera terdiam. Senyumnya perlahan memudar.

"Ma-maksudnya Kak?"

"Gue suka sama lo Ra. Cewek yang tadi gue ceritain itu lo."

"Kak..," cicit Yera. Aldy terdiam, menunggu Yera.

"Gue.. gue.."

"Oke. Gak perlu dijawab sekarang okay? Lo butuh waktu kan? Gue bakal nunggu lo kok."

Yera diam masih menatap Aldy. Aldy tersenyum meyakinkan.

"Gapapa. Gue siap kok dengar jawaban lo apapun dan kapanpun itu."

Yera tersenyum. "Makasih Kak. Dan maaf, gue masih belum bisa jawab." Aldy mengusak surai Yera.

"Gapapa Yeraa. Liat sunset nya udah gak ada. Udah gelap juga. Mau pulang sekarang atau kemana dulu?" Yera terkekeh.

"Pulang deh Kak. Lagian takut dicariin Bang Jihoon."

"Ya udah," Aldy beranjak dari duduknya lalu mengulurkan tangan kanannya kepada Yera. "Yuk pulang." lanjutnya.

Yera tersenyum lagi dan menerima uluran tangan Aldy lalu sama-sama berdiri. Kemudian mereka pergi dari sana. Meninggalkan danau dengan melewati hutan yang sedikit lebat juga dengan pencahayaan yang berkurang..
.
.

Angin malam berhembus membelai wajah polos yang sedang terpejam itu. Yera terdiam di balkon kamarnya menikmati indahnya malam.

Ia memikirkan jawaban apa yang akan ia sampaikan pada Aldy?

Perasaannya masih labil. Ia sendiri mengakui jika ia benar-benar sudah melupakan Raka. Tapi ia juga tidak mempunyai sedikitpun rasa pada Aldy. Tapi bukankah ia juga bisa mencoba menjalin hubungan dengan Aldy dan dengan begitu perlahan rasanya muncul?

Atau kah ia memang sudah mencintai orang lain?

Ahh. Memikirkan itu membuat Yera pusing sendiri. Ini sudah sangat larut, pukul sebelas malam, tapi Yera tidak bisa tidur karena memikirkan Aldy.

Setelah lama berdiam, Yera akgirnya beranjak masuk ke kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya di kasur king size nya. Yera menghela nafas, ia benar-benar tidak bisa tidur.

Yera memilih mengambil handphone nya yang ada dinakas samping kasurnya. Ia mengotak-ngatik handphone nya asal.

Benar-benar asal, sampai--

"ANJIR!! KEPENCET!" teriak Yera heboh karena ia tidak sengaja menelpon nomor seseorang.

Dengan tergesa Yera mematikan panggilannya, lalu melempar handphone nya, masih dikasur kok.

"Ya elah bego. Ngapain pake kepencet juga si. Moga aja handphone dia nya gak bunyi. Tapi gimana kalau tersambung? Sial, mati guee. Aahhh. Bego begoo." gerutu Yera sambil mengguling-gulingkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, merutuki kecerobohan nya.

Tak lama--

Ddrrtt ddrrtt

--handphone Yera bunyi. Seketika Yera mendudukan tubuhnya. Dengan gemetar, Yera mengambil handphone nya lalu membalikannya yang daritadi tertelungkup diatas kasur.

Yera membulatkan matanya. Disana tertera nama Chandra. Ya, orang yang tak sengaja Yera telpon tadi.

"Angkat gak ya, angkat gak ya." gumam Yera terus menerus.

Akhirnya Yera memutuskan untuk mengangkatnya. Yera menekan ikon hijau lalu menggesernya ke kanan. Kemudian Yera mendekatkan handphone nya ketelinganya.

"Halo?" sahut yang diseberang sana, Chandra.

"..." Yera terdiam.

"Halo?"

My (Ex) Enemy - Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang