59 ~ Sayang

501 54 0
                                    

Yera mengernyit merasa pusing karena cahaya yang masuk ketika ia membuka matanya. Yera mendudukan dirinya, merenggangkan otot-otot tangannya. Ia mengedarkan pandangannya.

Rooftop. Ya, ia masih dirooftop sekolah nya. Nyatanya ia benar-benar membolos karena sekarang sudah waktunya jam pulang sekolah.

Yera beranjak dari duduknya. Berniat kembali ke kelasnya. Sepertinya Yera bangun tepat waktu, buktinya, murid-murid bergemuruh keluar kelas masing-masing.

Saat sampai kelasnya, teman-temannya masih berada dalam kelas.

"Ra, lo kemana aja?" tanya Sassy.

"Bolos ya lo." tambah Kesya.

Yera hanya menyengir tak berdosa. "Gue tadi ketiduran di rooftop elah." elaknya sambil membawa tasnya.

"Ya sama aja kali."

"Bodo ah. Gue pulang duluan."

"Eh bentar! Lo gak piket dulu?" tanya Sassy.

"Lah? Piket? Kan jadwal gue mah udah diundurin jadi hari minggu. Udah ah, bye!" ucap Yera berlalu meninggalkan kedua temannya sambil melambaikan tangannya.

"Eh? Bukannya minggu mah libur ya Sya?"

"Tau ah. Biarin aja."

***

Chandra berjalan cepat dikoridor kelas. Matanya mengedar mencari Yera yang tak terlihat batang hidungnya. Chandra berlari ke area keluar masuk nya siswa, gerbang. Dan benar saja, tak jauh darinya, Yera sedang berjalan lesu keluar gerbang.

Chandra mengejarnya, ia menahan lengan Yera lalu membalikan tubuh Yera. Kemudian mendekapnya, menghantarkan kehangatan yang mampu menusuk sampai ulu hati.

Yera mengerjap kala merasakan dipeluk oleh seseorang. Sepersekian detik, barulah Yera sadar. Ia tau aroma ini, aroma tubuh Chandra. Chandra memeluknya erat.

"Maaf." bisik Chandra tepat disamping telinga Yera membuat Yera menegang dan degub jantungnya makin meningkat.

"Ra, maaf."

"Le-lepasin." lirih Yera gugup.

"Gue minta maaf."

"Lepasin, Chan. Malu diliatin." cicit Yera. Tentu saja, mereka masih di area sekolah, dan mereka otomatis menjadi perhatian siswa siswi yang lewat.

"Gak mau. Maafin gue dulu, Ra, baru gue lepasin."

"Chandra." Yera memberontak mencoba terlepas dari Chandra.

Chandra menggeleng. Ia menghela nafas.

"Sayang, maafin gue."

Yera membeku. Apa tadi? Sayang? Yang benar saja. Oh Chandra ini, selalu saja bisa membuat Yera merona. Yera geli dengan panggilan Chandra, namun tetap saja satu sudut hatinya tak memungkiri ia menyukainya.

"Please?" lirih Chandra.

Yera mengerjap, ia menganggukan kepalanya kaku. "I-iya, udah lepasin."

Chandra tersenyum lebar. Ia akhirnya melepaskan pelukannya. Menatap Yera.

"Makasih."

"Oke." balas Yera. Chandra membuka jaket yang sedari tadi ia pakai. Sedangkan Yera membalikan badannya, berniat kembali berjalan untuk pulang.

"Hey, mau kemana?" Chandra menahannya. Menyampirkan jaketnya pada bahu Yera tanpa Yera sadari.

"Pulanglah!" sewot Yera. Oke, sepertinya keadaan kembali.

My (Ex) Enemy - Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang