Flashback -5

8 0 0
                                        

Btw, cerita ini ganti judul. Udah, ngasih tahu ini aja. Biar kagak kaget, maksudnya mah. Selamat membaca pemiarsa ^^

* * * * F I A L E S F L O * * * *

"Bagaimana kondisi..., Zean?" Tanya Xili cukup ragu. Di sampingnya, Verno yang setahu Xili adalah teman Zean, duduk sejak pagi tadi.

"Dia baik-baik saja." Xili menoleh sebentar ke arah Verno. Rupanya, apa yang ia harapkan, tidak terkabul. Pria itu, katanya tengah sangat sibuk. Disibukkan oleh Ayahnya.

"Oh, syukurlah." Hanya itu. Hanya itu yang dapat diucapkan oleh Xili. Rasanya, tidak mungkin jika dirinya bertanya alasan Zean tidak datang lagi. Pertama, itu akan sangat tidak sopan. Kedua, Verno sudah mengatakan jika Zean sibuk. Padahal, jauh di dalam lubuk hatinya, Xili merindukan pria itu. Entahlah, Xilu hanya mampu menjelaskan perasaannya saat ini.

"Kenapa kamu berada di sini? Tidak tidur di rumahmu." Xili menggeleng pelan. Senyuman tipis terukir di wajahnya yang menyorotkan kesedihan.

"Ada hal yang terjadi. Dan, itu memaksaku untuk tidak kembali ke rumah." Ujar Xili dengan suara yang cukup pelan. Verno menoleh ke arah Xili dengan tatapan datar. Sehingga, sulit bagi orang lain untuk mengetahui isi pikiran pemuda itu.

"Begitu, ya? Mereka membantai habis keluargamu." Mata Xili terbelalak. Dengan cepat, ia menoleh ke arah Verno yang masih nenatapnya lekat.

"Kau..., darimana...," Xili tidak dapat meneruskan kalimatnya. Ia kembali menunduk, menatap kerikil yang ada di hadapannya.

"Aku mengetahui segalanya. Dan kau, tidak bisa menutupi apapun dariku, nona." Xili terdiam. Benar-benar mengatupkan mulutnya. Sehingga, hanya ada suara aliran air diantara mereka.

"Kau..., siapa sebenarnya?" Verno menaikkan salah satu sudut bibirnya.

"Orang yang menyukai sebuah perjanjian." Dahi Xili menyerngit, namun ia memilih untuk tidak peduli. Dan lagi, kini hanya ada keheningan diantara keduanya. Xili dalam pemikirannya, dan Verno yang menatap lekat perempuan yang ada di sebelahnya.

"Segera pergilah dari sini," kini pandangan keduanya bertemu. "Mereka akan segera menemukanmu." Ujar Verno dengan datar.

Butuh beberapa saat bagi Xili, untuk memahami ucapan pria di sampingnya. Hingga akhirnya, Xili menatap Verno dengan mata terbelalak.

"Kau..., apa yang kau ketahui sebenarnya?" Namun Verno hanya mengedikkan bahunya acuh. Bahkan, pria itu sudah berdiri dengan tatapan yang memang selalu datar.

"Ikuti saja ucapanku. Kali ini, demi Ibumu." Ujar Verno, sebelum tiba-tiba menghilang dari pandangan Xili. Bahkan, perempuan itu harus mengerjapkan matanya beberapa kali, untuk memastikan jika yang tadi ia lihat bukanlah halusinasi. Dan memang benar jika itu bukanlah halusinasinya.

Xili menatap langit di atas kepalanya. Sudah mulai berwarna jingga. Dengan segera, Xili mengambil perbekalan yang ia bawa dengan tujuan untuk segera pergi dari tempat itu. Setidaknya, Verno tidak berniat jahat padanya, meski ia begitu penasaran darimana Verno seolah mengetahui segalanya.

Dengan langkahnya yang dipercepat, ia segera memasuki hutan yang ada di seberang sungai. Apalagi, ia telah mendengar suara langkah kaki lebih dari satu orang. Ucapan Verno benar.

Entah apa yang akan terjadi di dalam hutan itu, bahkan ia tidak peduli dengan arah tujuannya. Yang terpenting, ia bisa menjauh dari orang-orang itu. Menyelamatkan diri sendiri dahulu, sebelum mencari cara untuk menyelamatkan Ibunya.

* * * * Fialesflo * * * *

Pendek, yang penting update.
Maaf baru update. Udah sebulan, ya?
Wkwkwkwk..., author baru kok sombong.
Bukan kok, cuman rasa malas yang menghampiri, enggan pergi.

Big love from fia ♡♥
Fialesflo

9 Juni 2019

Sword [THE END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang