04

12.5K 535 4
                                    

Tanpa sepengetahuan orang rumah, Merien mencoba menyelinap ke gudang sambil membawa beberapa potong roti dan juga air mineral yang ia masukan ke dalam kantong plastik, untuk Vannya.

Karena hanya itu yang bisa Merien bawa untuk saat ini. Apa lagi Merien tidak boleh membuat nyonya, tuan dan nona kedua kalau Ia membantu nona tertua.

Dengan alasan membuang sampah Merien berjalan menuju ke gudang yang letaknya ada di bagian belakang rumah utama. Setelah memastikan situasi aman Merien mencoba mencari celah mana yang bisa ia gunakan untuk memberikan makanan yang ia bawa.

Cukup lama Merien mencari celah, hingga hanya ada satu celah yang mungkin bisa ia gunakan. Yaitu lubang udara yang memang agak sedikit tinggi.

Namun sebelum melemparkan makan yang ia bawa, Merien menuliskan sebuah surat yang ia selipkan di dalamnya. Dan berharap nonanya itu akan membacanya.

Brak... terdengar suara bungkusan  plastik yang sudah masuk ke dalam gudang. Namun Merien tetap saja cemas karena dia tidak bisa melihat keadaan vannya. Merien hanya bisa berdoa pada tuhan semoga mamanya masih bisa bertahan.

Barulah Merien kembali ke kediaman utama, ia tidak mau sampai ada yang mencurigainya karena terlalu lama membuang sampah.

"Dari mama kamu" Merien terkejut setelah mati ketika tiba-tiba saja Nandini sudah berdiri di depannya dengan menyilangkan tangan di dada serta menampakkan wajah galaknya

"Habis buang sampah non" Merien menunjukkan tempat sampah yang sudah kosong "nona, ada apa mencari saya" tanya Merien hati-hati.

Nandini tidak langsung mengutarakan apa yang ia inginkan membuat Merien terlihat gugup. Apa jangan-jangan Nandini tahu kalau dirinya membantu vannya.


"Aku harus, buatkan aku jus semangka" Nandini pergi begitu saja setelah mengatakan apa keinginannya. Sungguh membuat Merien hampir kena serangan jantung karenanya

"Baik non, Akan saya siapkan " ucap Merien

Merien pun kembali ke dapur untuk membuatkan jus semangka, dan segera menghantarkannya sebelum nona itu marah...

Sebenarnya Merien sudah tidak ingin lagi bekerja di tempat ini, kalau bukan teringat dengan Vannya dan mendiang tuan besar yang memintanya untuk menjaga vannya. Seakan tuan besar sudah tahu kalau situ saat nanti dia meninggal vannya pasti akan di tindas oleh ibu dan juga saudaranya dengan membasahi buta.

Yang tuntunnya tidak akan ada yang bisa melindungi vannya lagi, tapi setidaknya dengan adanya Merien yang masih ada di sisi vannya bisa membuat Vannya merasa kalau dirinya tidak sendirian...

Di gudang...

Vannya yang mengira dirinya akan mati si gudang ternyata kembali tersadar, dan vannya tahu dirinya tadi hanya pingsan saja.

Entah kenapa Vannya merasa sedih karena tahu dirinya hanya pingsan. Kenapa tuhan tidak membiarkan dia mati saja? Setidaknya vannya kalau Vannya mati. Selain terbebas dari semua rasa sakit. Vannya paling tidak bisa bertemu dengan kakeknya...

"Sakit...."itulah kalimat pertama yang vannya katakan ketika sadar. Rasa sakit ini lebih sakit dari pada yang tadi. Ini pasti karena vannya yang memaksakan dirinya untuk bergerak, membuat lukanya yang mungkin tadi hendak kering jadi terbuka...

Meskipun sakit tapi vannya berusaha untuk mencari posisi duduk yang nyaman, dan itu ada di dekat ventilasi udara yang di mana tempatnya lebih terang karena terkena pancaran sinar bulan.

Vannya bersandar sambil memeluk lututnya, memikirkan kenapa hasilnya harus semalang ini. Ternoda, terluka, dikurung di gudang gelap dan kelaparan...

Vannya melihat ke sekeliling gudang, berharap ada sesuatu yang bisa ia gunakan, entah itu selimut untuk alas tidur dan juga beberapa pakaian. Karena vannya tidak mungkin memaknai baju yang penuh dengan modal darah...

Dengan tertatih, tatih dan berpegangan pada tembok vannya mencari sesuatu di beberapa tumpukan kardus. Karena seingatnya vannya pernah meletakan beberapa kardus yang berisi pakaian. Beberapa bulan lalu

Mata vannya tampak berbinar saat menemukan kardus yang ia cari. Ternyata mamanya belum membuang kardus ini. Jadi vannya bisa mengganti pakainya yang sudah kotor oleh darahnya yang sudah mengering.

Tak lupa vannya juga mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk selimut dan alas untuk tidur malam ini. Mungkin ini bisa dibilang sebuah keberuntungan karena si kurung di gudang ini. Setidaknya malam ini dia tidak akan tidur kedinginan di lantai dan juga memakai pakaian yang kotor.

Sekarang yang harus vannya pikirkan bagaimana caranya untuk tetap bisa bertahan selama 3 hari ke depan tanpa makan dan juga minum. Vannya sangat mengenal mamanya dengan baik. Mamanya pasti sudah melarang semua orang untuk mendekat ke tempat ini. Dan pasti tidak akan ada yang di diperbolehkan untuk menolong vannya.

Tentu saja mereka semua pasti akan menurut. Terlebih setelah kejadian hari ini, pasti mereka akan memikirkan 1000x jika ingin membantu vannya. Karena bisa saja mereka yang akan dalam bahaya. Bahkan tak ada yang berani melawan atau mencegah mamanya saat tengah memarahi atau memukul vannya setiap harinya.

Dan vannya tidak menyalahkan mereka karena tidak membantunya, Vannya tahu mereka pasti sangat takut dengan mamanya.

Jadi...
Selama masa hukumannya vannya lebih memilih untuk tidur supaya perutnya tidak semakin lapar. Tiga hari bukan hal yang berat untuknya bahkan vannya dulu pernah di hukum lebih berat dari pada ini. Vannya masih ingat saat tak sengaja memecahkan vas bunga kesayangan mamanya...

Di mana mamanya memberi hukuman Vannya tidak boleh Diberi makan selama 5 hari. Tapi bedanya dulu masih ada kakeknya yang bisa dengan diam-diam memberikan vannya makan ketiak mamanya sedang tidur atau keluar rumah. Tapi sekarang, siapa yang akan melakukan itu untuknya? Siapa yang akan mencemaskannya sudah makan atau belum? Tidur nyaman atau tidak? Karena orang yang khawatir padanya sudah tuhan ambil dari sisinya...

Dan entah kenapa tuhan selaku saja mengamuk orang yang vannya sayangi? Kakeknya sudah di panggil membiarkan vannya sendirian

Saat Vannya  tengah memikirkan nasibnya yang malang,  tangannya tanpa sengaja menyentuh sebuah bungkusan plastik berwarna hitam.  Yang pada awalnya Vannya kira kalau itu bisa saja binatang beracun yang sudah mamanya siapkan untuk membuat Vannya meregang nyawa.

Terlebih  lagi memikirkan apa yang sudah di lakukan mamanya selama ini. Yang seakan selalu saja mencoba untuk membunuh vannya. Terakhir kali kalau tidak salah beberapa minggu yang lalu di mana mamanya secara sengaja mendorong vannya ketenangan jalan saat sebuah truk akan melihat, namun  rencana itu gagal karena ada seorang bapak-bapak yang entah datang dari mana tiba-tiba menarik tubuh vannya dan pergi begitu saja setelah menolongnya yang membuat Vannya bahkan belum  sempat mengucapkan terima kasih padanya.

Vannya bisa bernafas lega, saat melihat isi kantong hitam tersebut bukan seperti yang vannya pikirkan, tapi justru berisi 3 potong roti dan juga sebotol air mineral . Vannya tahu ini bukan dari mamanya, mana mungkin mamanya akan melakukan ini. Begitu juga dengan pelayanan yang lain.

“ Ya... hanya dia yang bisa melakukan ini"  gumam vannya ketika ia mendapatkan satu nama dan satu-satunya orang yang bisa melakukan ini.. siapa lagi kalau bukan bibi Merien, ya. Hanya wanita itu yang bisa vannya pikirkan.  Pengasuhan yang sudah  merawat vannya sejak masih bayi merah .

Hanya wanita itu yang membuat Vannya tidak benar-banar kehilangan sosok dan rasa kasih sayang dan hangatnya belaian seorang ibu, di saat orang lain begitu sayang dan menjaganya mamanya justru sangat membencinya bahkan berusaha membunuh vannya.  Miris sekali nasibnya ...

Sudah tidak pernah merasakan kasih sayang ibu kandung, diperkosa, bahan sekarang di kurung atas kesalahannya yang bahkan bukan sepertinya salah vannya.

SESUATU YANG BERHARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang