12b

10.1K 465 9
                                    

Dua hal yang paling di benci Achazia selain di dikerubuti wanita yang tampak seperti semut yang mengejar gula. Ia juga tidak suka ada orang yang SKSD ( sok  kenal sok  Dekat) apa lagi bertingkah seolah dia lebih tahu Achazia dari dirinya sendiri.

“Aku dengar kamu suka menonton pertunjukan musik klasik? Pemain musik apa yang kamu suka?”

“ Wiliam “

“Kamu, suka bulan atau matahari?”

“ bintang “

“Kamu, suka kucing atau kelinci?”

“ aku alergi bulu binatang" Achazia yang masih tampak acuh bahkan terkesan tidak menanggapi serius  semua pertanyaan yang Nandini  ajukan. Bahkan terkesan  menjawab seadanya.

“Kamu, suka laut atau pegunungan" tapi tampaknya Nandini masih terus berusaha menarik perhatian sang tuan muda.  Walau di dalam hatinya ia sudah merasa kesal yang teramat sangat, karena sikap acuh Achazia padanya. Tapi demi mencapai misinya menjadi menantu keluarga kaya. Jadi sikap Achazia yang cenderung tidak ingin didekati. Menjadi sebuah tantangan tersendiri untuknya. Terutama untuk bisa menaklukkan si tuan muda yang selalu menjadi incaran wanita di negeri ini. Tak peduli padangan si tuan muda ini tentang dirinya. Nandini tidak akan pernah menyerah

“Laut “

“ Kamu, suka kopi atau teh?

“susu"

“ Kamu, suka gelap atau terang"

“ Gelap”

“Kamu, suka buku romantis atau fiksi?”

“ Aku lebih suka realistis “ Achazia masih mencoba sabar, walau sebenarnya ia tidak suka ini. Dan terlebih  lagi saat ini mata maminya terus saja menatapnya. Seakan mengawasi Achazia untuk tidak kabur. Jadi Achazia hanya bisa menunggu keajaiban semoga ada orang yang bisa mengeluarkannya dari situasi memuakkan ini.

Apa lagi harus membuatnya Terjebak bersama wanita yang sungguh bisa di katakan  jika urat maminya sudah putus!

Nandini terus bertanya tentang banyak hal, ada yang Achazia jawab itu pun hanya beberapa, selebihnya pria itu lebih memilih diam. Dengan sesekali melihat situasi dan juga mengecek ponselnya beberapa saat sekali, karena Achazia adalah orang sibuk jadi bisa di bilang ponsel dan dirinya seperti sesuatu yang tidak bisa di pisahkan.

Karena hampir setiap menit bisa ada kabar baru dari segala bisnisnya. Entah itu e-Mail masuk atau haru membalas E-mali beberapa orang penting.

Melihat pria ingatannya mengabaikan ucapannya dan justru jauh lebih tertarik dengan apa yang ada di dalam ponselnya. Membuat harga diri seorang Nandini terasa seperti di sentul oleh rasa iri pada benda itu.

Karena lebih mendapatkan perhatian dari Achazia, sedangkan dirinya tampak diabaikan begitu saja...

“Kita sedang bicara Achazia, bisakah kau katakan benda itu" keluh Nandini. Yang detik itu juga mendapatkan tatapan tajam dari Achazia. Begitu tajam bahkan terasa begitu menusuk dan menakutkan. Aura gelap sekan langsung menyelimuti Achazia seketika.

Membuat seluruh tubuh Nandini di buat merinding hanya oleh sebuah tatapan mata sekilas dari seorang Achazia.

Sedangkan Achazia tampak bangun dari duduknya sesaat setelah memberikan tatapan tajam pada Nandini. Achazia pergi tanpa mengucapkan sepatah dua patah kalimat.

“Aku, minta maaf “ bahkan ketika Nandini yang tidak pernah meminta maaf pada orang lain. Harian mengucapkan kalimat itu untuk membuat Achazia tidak pergi. Namun itu masih gagal. Bahkan Achazia pergi begitu saja seakan tidak mendengar apa Nandini katakan.

SESUATU YANG BERHARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang