12

10.1K 494 7
                                    

Suasana berbeda tampak terlihat di kediaman  keluarga Parviz. Begitu banyak orang berlalu lalang, di mana para prianya menggunakan setelan jas yang membuat mereka semua terlihat gagah dan untuk para wanitanya tampak cantik, anggun dan menawan dengan balutan gaun malam yang beraneka warna, model dan yang pasti beragam harga.

Dan tampaknya semua orang itu tampak menikmati pesta yang selaku diadakan oleh keluarga kaya serta terpandang ini. Banyaknya tamu undangan yang datang ke acara malam ini, mereka semua datang dari berbagai bidang yang berbeda. Yang tidak semua orang yang datang merupakan pengusaha. Ada beberapa tamu yang datang adalah ada yang seorang penjabat, model, penyanyi, artis dan juga beberapa orang yang bisa dibilang semangat dekat dengan keluarga ini. Dan siapa, yang tidak mau dekat dan berteman baik dengan keluarga yang bisa dibilang  sangat menjanjikan tersebut.

Oleh, karena itu tak jarang dari para tamu undangan tersebut juga membawa anak gadisnya ikut bersama, ya hitung-hitung berharap anaknya akan dipilih sebagai menantu keluarga Parviz. Apa lagi putra pewaris keluarga tersebut sangat layak dan bahkan begitu layak untuk menjadi menantu idaman.

Tampan, mapan, dari keluarga berpengaruh serta punya segala aspek yang sangat mendukung sebagai menantu idaman. Terlepas dari begitu banyaknya gosip yang beredar tentangnya ,namun seakan semua itu tidak mengurangi nilai seorang Achazia Parviz  dimata semua orang.

" tuan muda, ada di minta turun oleh tuan besar" ucapnya sambil sedikit membukukan tubuhnya.

" Sebentar lagi saya akan turun, paman bisa pergi" pelayan itu pun mundur secara perlahan untuk pamit.

Achazia tampak meraih jasanya yang masih tergeletak di atas tempat tidur. Sepanjang acara itu berjalan Achazia memang belum menampakkan dirinya di keramaian, Achazia sejak tadi lebih memilih berdiam di kamarnya, memperhatikan semua tamu yang datang dari Arah jendela.

Sebenarnya Achazia tidak terlalu suka keramaian. Terlebih lagi keramaian itu terdapat di rumahnya, yang artinya Achazia tidak bisa menikmati waktu istirahat dengan penuh ketenangan, ketenangannya jauh dari para wanita yang selalu mencoba menarik perhatiannya

^^^

Benar, saja ketika Achazia turun untuk menemui  semua tamu. Dan hampir semua pandangan mata Yang hadir di sana tertuju  padanya dengan  banyak makna.

Ada yang memandangnya dengan tatapan kagum, terpana, terpesona, tertarik, kagum, bangga dan juga segan.

Dan yang paling Achazia benci dari semua tatapan itu adalah tatapan para wanita yang menatapnya seakan ia adalah daging segar yang siap untuk mereka santap!.

"Ach..." Achazia mengalihkan pandangan ketika mendengar namanya di panggil. Achazia langsung berjalan ke arah suara itu dengan cepat. Meninggalkan para gadis yang tampak tengah kecewa karena tidak bisa melihat sang tuan muda lebih lama.

"Anak, nakal" ucapnya sambil mengelus pipi Achazia dengan penuh kelembutan. Yang di balas Achazia dengan seulas senyum tipis yang nyaris tidak terlihat oleh orang lain. Dan hanya wanita itu yang bisa dengan bebas menyentuh Achazia tanpa membuat pria itu marah atau merasa jijik jika bersentuhan dengan makhluk yang di sebut wanita. Hanya wanita itu juga yang bisa memanggil serang Achazia dengan berbagai nama serta julukan yang sangat itu suka. Siapa wanita beruntung tersebut? Wanita yang membuat seorang Achazia yang tampak angkuh dan sombong bisa terlihat tak berdaya dan hanya bisa menuruti semua yang di ucapannya tanpa harus mengulang perintahnya sebanyak dua kali.

Wanita beruntung itu adalah Sandra, lebih tepatnya adalah Sandar Parviz. Ibu kandung Achazia istri dari Harry Adhiyatama Parviz. Meskipun menyandang nama besar sebagai seorang nyonya besar dan istri dari orang yang cukup di segani , namun kepribadian saudara sanggatlah sederhana dan begitu bersahaja. Sosok ibunya yang membuat Achazia begitu mengidolakan dan menayanginya. Wajahnya yang sangat teduh dan juga tampak seperti wanita yang lemah namun juga terlibat kuat dan tegar di saat bersamaan. Di

mana tampak seperti ingin dilindungi namun sebenarnya tidak. Wanita yang begitu lembut, ramah, perhatian pada semua orang.

"Banyak orang mami" ketus Achazia yang tidak suka di perlakuan seperti anak kecil oleh sandaran, terlebih lagi saat ini begitu banyak orang yang memandangnya. Tentunya Achazia tidak mau kepribadiannya yang terkesan misterius ternoda dengan tingkah maminya yang bisa dibilang cukup bar-bar dan membuatnya terkadang sakit kepala.

Achazia kembali ke mode sikapnya yang datar ketika berbaur dengan orang-orang yang lain. Ketika pergi menyalami beberapa tamu yang datang.

^^^^

Achazia sengaja memisahkan diri dari maminya selagi ia bisa. Apa lagi Achazia sempat memperhatikan beberapa kali maminya itu tampak mengobrol bersama beberapa wanita. Achazia tahu apa yang sedang coba maminya rencanakan. Itu bukan hal baru yang  selalu maminya lakukan setiap tahu atau kalau ada kesempatan membawanya ke sebagian acara. Wanita itu selalu berusaha mencarikan pendamping untuknya.

Namun untungnya selama beberapa tahu terakhir  ia bisa mengelak dari hal itu. Yang tentunya membuat beberapa hati para gadis itu hancur karena tatapannya sudah pupus lebih awal.

"Ach, kemari" sayang kali ini Achazia tampaknya gagal untuk menghindar. Sandar sudah memanggilnya terlebih dahulu sebelum ia bisa kabur "kemari" terlihat Sandara tampak melambaikan tangannya. Achazia tidak bisa berpura-pura tidak melihat ibunya melambaikan tangannya. Karena jarak mereka yang masih  cukup dekat.

Jadi, setelah berpamitan pada beberapa teman bisnisnya dengan langkah malas, Achazia kembali menghampiri maunya. Yang tampak berdiri bersama dua wanita Asing. Namun Achazia tampak tidak begitu asing dengan salah satu dari wanita itu.

Achazia tampak memberikan tatapan dingin pada wanita itu selama beberapa menit. Sebelum ia ingat kalau wanita yang memakai gaun merah menyala, sama persis dengan lipstik yang ia kenalan. Lalu pada gaun malam yang ia kekanakan tampaknya begitu terlalu menantang, dengan belahan dada yang rendah, seta bagian belakang yang tidak tertutup, menampakkan punggungnya yang polos. Sungguh kalau Achazia bisa bilang gaya wanita yang di depannya ini lebih buruk dari berapa wanita yang pernah ia temui di calb malam. Sungguh membuatnya merasa mual. Bukannya terlihat cantik dan seksi malam terlihat murahan dan gampangan.

" Achazia, perkenalkan ini tante Luna, teman arisan mami"

" dan wanita cantik yang ada di sampingnya itu adalah anaknya, Nandini. Cantik kan?" Ucap sandaran memperkenalkan 2 tamunya pada Achazia.  Tentu saja Achazia juga memperkenalkan dirinya dengan cara mengulurkan tangan terlebih dahulu. Untuk sopan santun dan juga keramahan seorang tuan rumah

"Nandini cantik, kan?” ucap Sandara sambil berbisik  pada putranya yang tidak di respons apa pun Achazia,  pria itu malah makin terlibat dingin. Dan terlihat enggan berdekatan dengan Nandini

SESUATU YANG BERHARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang