14 b

10K 467 4
                                    

Pagi berikutnya Achazia, kembali menghilang seperti biasanya membuat Feran sempat khawatir. Bayangkan saja, saat matahari saja masih enggan untuk  bangun bosnya itu justru sudah menghilang dari kamarnya. Membuat Feran berpikir jika Achazia diculik oleh seseorang, sampai membuat Feran meminta pada keamanan hotel mencari Achazia,  Tapi nyatanya kekhawatirannya itu justru sia-sia ketika mendapatkan pesan dari Achazia tentang keberadaan dirinya. Terkadang Feran kesal dengan sikap bosnya yang terlalu sering menghilang bagai hantu. Dan kali ini pria tampan itu  Bersikap seolah-olah dirinya adalah cinderella yang akan berubah saat tengah malam.

Tentu saja, tak ada pilihan lain selain menunggu si tuan pulang apa lagi, dia sudah mendapatkan peringatan untuk tidak menyusul.

^^^

Sesuatu hal yang tidak pernah dilakukan oleh seorang Achazia. Yaitu menunggu. Dan kali ini dia menunggu seseorang yang membuatnya tidak bisa tidur semalam. Hanya karena ingin menunggu pagi datang dan menikmati secangkir coklat panas yang di buatkan vannya untuknya. Katakan, kalau saat ini ada hal yang tidak beres dengan otaknya saat ini. Ia bahkan rela datang ke tempat ini pagi-pagi buta. Bahkan toko itu belum ada orang sama sekali dan orang yang ingin ditemui oleh Achazia pun belum datang...

^^^

Vannya melakukan aktivitas dirinya sebelum berangkat ke toko kuenya. Yaitu membuatkan sarapan untuk dua pangeran kecilnya, sebelum mereka berangkat ke sekolah. Lalu mempersiapkan seragam sekolah, itu saja. Untuk hal seperti menata buku dan sepatu. Putra-putranya itu sudah mandiri bahkan untuk bangun tidur Vannya tidak perlu repot membangunkan mereka, karena setiap tepat jam 6 pagi dua putranya sudah bangun sendiri, mandi sendiri serta ganti baju sendiri. Membuat vannya terkadang iri pada ibu-ibu lain yang bercerita tentang bagaimana susahnya membangunkan anak-anak mereka ketika untuk pergi sekolah.

“ Ini, sarapan untuk kalian berdua “ vannya meletakan dua buah roti gandum, dengan telur setengah matang dan juga segelas susu hangat.

“ Terima kasih, Mommy “ ucap keduanya dan langsung menikmati sarapan yang sudah di siapkan vannya dengan begitu lahap.

Vannya, memperhatikan dua putranya yang tampak lahap menikmati masakan yang ia buat, membuat seulas senyum di wajah vannya. Namun sesaat kemudian ia murung. “ Bisa, tidak kalian bangun lebih lambat sedikit" tutur vannya  dengan wajah lesu. Membuat dua bocah itu mengharukan makan mereka secara bersamaan lalu, menatap Vannya dengan tatapan bingung. “ bukankah, seharusnya Mommy senang. Kalau kita itu mandiri" tutur kaisar, Raja pun mengaguk setuju dengan apa yang di katakan oleh saudara kembarnya

“Ia, menang.... Hanya saja...” Vannya menjadi kalimatnya. Membuat dua putranya menatap Vannya dengan wajah penuh tanya. “ Mommy ingin, seperti orang tua yang lain. Merasakan susahnya membangunkan anak-anaknya untuk pergi sekolah “ keluh vannya pada kedua putranya.

Kaisar tampak berdasar di kursinya sambil melipat kedua tangannya. “ayo lah, Mommy. Jangan bertingkah seperti ini?!. Bukankah seharusnya kau senang memilik anak-anak yang mandiri? Tidak membuatmu repot dengan harus melakukan hal-hal seperti itu" ujarnya tajam

“ Ia, juga... Tapi, kalian berdua itu terlalu memudahkan Mommy. Dengan  kalian yang bisa melakukan semuanya sendiri..” tutur vannya “ Mommy juga ingin seperti orang tua lainya...” lanjutnya

“tapi, kami sudah bisa seperti ini. Dan lagi, kami tidak mau membuat Mommy repot dengan harus melakukan hal-hal kecil yang sebenarnya kami bisa lakukan sendiri “ tutur Raja. “Dan lagi. Jika Mommy ingin melakukan hal bodoh itu, terapkan saja, pada paman Julian , dia itu tingkahnya seperti anak kecil, dan lihatlah jam berapa sekarang?  Paman Julian belum keluar kamar"  tutur kaisar.

“Yang pasti. Paman pasti saat ini sedang tidur dengan posis menungging sambil memeluk bantal dan wajahnya itu pasti penuh dengan air liur ”tutur raja yang di ikuti dengan ekspresi seperti orang merasa jijik dengan sesuatu yang membuatnya merasa geli . “ bukan hanya itu, dia pasti sedang mengigau tidak jelas seperti biasanya “ sambung Kaisar.

Sedangkan vannya, hanya menjadi pendengar yang baik. Sambil menahan tawanya. Ketika lihat dua putranya itu menceritakan tentang kebiasaan tidur Julian. Yang memang persis dengan apa yang di gambarkan putranya.

“Sudah, sudah.  Jangan mengolok-olok paman kalian. Itu tidak baik” tutur vannya

“Kami tidak mengejek paman, tapi itu memang seperti itu adanya. “ Raja tampak membela diri

“Tapi, jika memang apa yang kalian benar. Kalian tidak boleh seperti itu pada paman kalian. Ingat kalau tidak ada paman. Kalian belum tentu bisa melihat dunia ini...” tutur vannya. Yang tentu saja membuat dua bocah itu menjadi murung

“Maaf, Mommy “ ucap mereka bersamaan

“Lanjutkan makan kalau. Tapi ingat, tidak boleh seperti itu lagi oke" yang langsung di jawab dengan anggukan kepala oleh dua bocah tersebut

“wah, sarapan “ Julian yang baru saja bangun, langsung menuju meja amalan ketika melihat vannya dan dua keponakannya tengah menikmati sarapan tapi, ada yang aneh karena kedua bocah itu tampak murung. Tidak seperti bisanya

“Mana sarapan untukku" celetuk Julian yang membuat 3 orang yang ada di meja makan langsung menatap Julian dengan tatapan horor ketiganya yang langsung membuat Julian bergidik ngeri karenanya.

“Oke, aku akan cuci muka, gosok gigi dan mandi. Tapi ingat sisakan aku sarapannya" teriak Julian sambil berlari menuju kamar mandi. Membuat vannya dan dua putranya langsung tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Julian yang langsung ciut nyalinya hanya karena ditatap oleh mereka .

■■■

Vannya langsung pergi ke toko dan menyerahkan tugas menjaga si kembar pada Julian. Vannya baru saja turun dari taksi. Namun langkahnya sempat terhenti ketika melihat seseorang yang seperti mengawasi tokonya. Dengan perlahan vannya mendekati orang tersebut.

“Bara” vannya cukup terkejut melihat siapa orang yang ada di depannya “ apa yang kau lakukan disini “sambungnya

“Aku... aku...”

“Coklat panas" tutur vannya

Achazia mengaguk. “ ikut aku” vannya berjalan di depan Achazia. Membuat pria itu mengikutinya. Dari belakang

“kau, datang terlalu pagi, kalau hanya untuk secangkir coklat panas ,bara" ucap vannya sambil mengambil kunci tokonya yang ada di dalam tas.

“Duduklah dulu, aku akan siapkan pesananmu" vannya langsung mempersilahkan Achazia untuk langsung duduk di kursi mana pun yang pria itu sukai sambil menunggu pesanannya datang. Dan Achazia hanya mengikuti semua yang wanita itu katakan. Tapi matanya tetap mengawasi setiap gerak-gerak. Wanita itu.

Tak berapa lama vannya datang dengan membawakan sebuah cangkir yang tentunya itu adalah pesan Achazia.

“Ini pesananmu, Bara “ tutur vannya meletakan cangkir tersebut di meja Achazia.” Tapi maaf,kali.ini tidak  ada camilan yang bisa kamu nikmati sebagai teman minum coklat panasnya. Karena kamu datang terlalu pagi" ujarnya

“ Aku, tidak tahu kalau aku kepagian “bohongnya.

“Lain kali, kalau mau datang. Datanglah 2 atau 3 jam dari sekarang”  jelas vannya. Achazia  hanya mengaguk

Setelahnya vannya kembali, ke bagian dapur untuk menyiapkan beberapa kue yang akan di jualannya hari ini. Hampir semua kue yang ada di toko ini adalah kue yang resepnya ditulis oleh vannya sendiri dan juga ia buat sendiri walau dengan beberapa bantuan karyawan yang ia kerjakan di tempat ini.  Toko vannya tidak menjual kue sebanyak toko kue lainya. Ia membuat beberapa buah kue saja yang sebisa mungkin habis pada hari itu juga. dan tak lama setelahnya ada beberapa orang yang datang. Dan mereka itu adalah beberapa karyawan toko vannya..

Dan biasanya Achazia anakan pergi setelah ada pegawai vannya  yang datang. Tentu saja Achazia tidak ingin  mengganggu wanita itu ketika bekerja. Ia takut jika kehadirannya akan membuat wanita itu tidak nyaman. Dan Achazia tak ingin membuat wanitanya merasa tidak nyaman dengan kehadirannya.

Dan lagi, Achazia sudah mendapatkan apa yang ia mau, secangkir coklat panas dan juga melihat wanitanya. Jadi sudah saatnya Achazia pergi dari tempat ini. Dan hari ini rasanya sudah cukup, karena besok pasti ia akan kembali lagi untuk hal yang sama coklat panas dan vannya.

“ datanglah kembali, dan semoga hatimu menyenangkan" sebuah ucapan yang selalu di ucapkan ketika ada pengujung yang meninggalkan toko kue vannya.

SESUATU YANG BERHARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang