19 D

7.6K 407 27
                                        

SEDIKIT PEMBENARAN YA....

SEMOGA ENGGAK TERLALU BANYAK TYPO...

Sebuah keluarga yang bahagia...

Sepertinya perumpamaan itu adalah hal yang bisa menggambarkan untuk situasi saat ini.

Di mana Marcel dan Vannya terlihat benar-benar terlihat seperti sebuah keluarga sungguhan yang bahagia bersama dengan anak-anak mereka yang terlihat akur dan bahagia!.

Itu jika di lihat dari kacamata orang lain. Tapi kenyataannya yang sebenarnya tidaklah seperti itu.

Bisa di katakan keduanya masih dalam tahap mengenal satu sama lain, namun sepertinya orang lain tidak akan percaya kalau mereka bukan keluarga.  Terlebih lagi melihat kedekatan yang seolah tanpa canggung keduanya...

Tadi pagi Marcel benar-benar menjemput Vannya dan anak-anak. Mengajak mereka jalan bersama dengan sebuah piknik kecil-kecilan di salah satu taman hiburan.

Sesuatu hal yang sangat jarang Vannya bisa lakukan untuk anak-anaknya. Tentu saja si kembar langsung bersemangat saat tahu kalau mereka akan diajak jalan-jalan terutama Raja dan Eldrich.  Bahkan dua bocah itu seakan ingin langsung berlari menuju tempat yang ingin mereka datangi sendirian, jika Vannya tidak mengingatkan mereka untuk tidak pergi sendirian! Karena bagaimanapun tempat ini adakah keramaian, jadi bisa saja ada kemungkinan mereka akan tersesat jika tidak adanya orang dewasa yang menemani. Yang membuat wajah anak-anak itu langsung berubah murung! Terutama Raja!

Bocah itu selalu memasang wajah masam dan bibirnya mengerucut karena kesal.

Namun sayangnya ekspresi wajah itu tidak bertahan lama, dan kembali bersemangat seperti sebelumnya terlebih lagi setelah mendengarkan ucapan Marcel yang berkata akan mengawasi Raja dan yang lain saat mereka berani.  Yang tentu saja membuat Vannya merasa tidak enak karena harus merepotkan Marcel untuk menjaga anak-anaknya. 

Dan pada akhirnya Vannya hanya bisa mengiakan dan sesekali ikut bermain bersama mereka. Tapi Vannya lebih banyak menjadi seorang penonton melihat kebahagiaan di depan matanya yang terasa begitu nyata. Kebagian yang jelas begitu terpancar tawa lepas yang begitu menghangatkan hati. Semua momen ini Vannya rekam di dalam hati dan ingatannya.

Di saat yang sana juga pemandangan indah ini juga terasa seperti sebuah tamparan yang menyakitkan untuk Vannya. Mungkin dulu Vannya berpikir dia pasti bisa membahagiakan anaknya sendiri tanpa perlu adanya sosok Ayah di samping anak-anaknya. Vannya berpikir bahwa ia bisa menjadi sosok ibu sekaligus Ayah.  Tapi sayang melihat pemasangan ini. Seolah mengungkapkan segalanya....

Karena mau bagaimanapun Vannya berusaha keras untuk bisa menjadi ibu dan ayah di saat bersamaan. Itu masih tetap saja kurang dan tidak sempurna...

Seperti kasih sayang seorang Ayah yang sebenarnya.

Mereka semua bermain sampai pus dan bahkan terlihat enggan untuk berhenti. Jika waktu makan siang tiba dan Vannya tidak memaksa anak-anak itu untuk makan siang dulu....

Dan di sinilah mereka, duduk sabati di atas tikar dengan posisi melingkar. Dan dengan patuh menikmati makan siang mereka di alam terbuka.

Sekali lagi canda tawa di antara mereka kembali pecah. Kaisar yang bisanya terlihat tenang dan tidak banyak bicara. Kali ini dia yang terlihat lebih antusias untuk menceritakan pada Vannya apa saja wahana yang sudah mereka naiki. Berapa kali juga Vannya terlihat melirik Marcel seolah mengkonfirmasi cerita Kaisar....

Di saat  Vannya dan anak-anaknya menghabiskan waktu bersama dengan Marcel mengisi akhir pekan penuh dengan suka cita dan penuh dengan kebahagiaan. Achazia justru di kehutanan dengan kedatangan maminya secara tiba-tiba dan itu pun langsung ke tempat kerjanya!.

Membuat Achazia terkejut apa lagi maminya itu melihat Achazia sedang memakai seragam pelayanan  dan yang lebih tak terduga makanan yang Achazia antarkan adalah 9esanan Maminya. Jadi hal buruk apa lagi yang akan Achazia lalui setelah ini.

Tapi. Satu hal yang pasti Achazia tidak akan bisa terl3pas dari omelan Wanita itu, yang sudah pasti akan membuat telinga Achazia memerah!.

Selain itu Achazia tidak yakin kalau kedatangannya wanita ini hannyalah kebetulan semata. Terlebih lagi Achazia sudah sebaik mungkin untuk tidak membiarkan orang lain tahu dia ada di mana. Karena hanya sedikit orang yang tahu kalau Achazia tinggal dan bekerja sebagai pelayan di saat dirinya yang seorang CEO hebat dan bermartabat malah memilih meninggalkan kursi kebesaran dan berlari ke gang toko kecil dan memilih berpeluh keringat serta bergulat dengan nampan, lap, debu serta kebisingan karena orang yang berlalu lalang keluar masuk. Di saat dirinya bisa tinggal di ruangan yang luas, tenang, tanpa harus takut kepanasan dan sulit bernafas akibat banyak orang yang datang.

"Mau apa mami kesini?!" Ucap sambil meletakan pesan di atas meja. tapi. Di saat tang sama pula Achazia bahkan tidak perlu repot untuk menyembunyikan rasa  tidak sukanya atas keberadaan wanita yang tidak lain adalah ibunya. Tapi Achazia yang cerdas bisa membuat semua orang yang ada sekitar di sekitarnya tidak curiga dengan mereka berdua.  Di mata orang lain yang itu terlihat interaksi yang wajar. Tapi kenyataannya tidak semudah dan sesederhana yang terlihat.

"Jika mami bilang, hanya kebetulan saja bukankah itu terlihat terlalu mengada-ada?" Sandra berbicara dengan begitu tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan tatapan dingin petanya. " kalau putranya bisa keras kepala. Tentu saja dirinya bisa, kan?" Sandara membatin dalam dirinya dan terus menujukan sikap yang tak kalah tenaga dan lebih terlihat acuh tak acuh pada saat ini.

"Berhenti bersikap ke anak-anakan, nikmati pesan anda dan segera pergi" tapi sayang Achazia kurang tertarik untuk ikut berpartisipasi dalam permainan kata yang maminya mainkan.

Sandra kembali menggerutu tapi itu hanya bisa dia lakukan dalam hatinya, ketika mendengar kata-kata penuh ke tidak peduli  yang putranya ucapkan. Siapa sangka setelah hampir 3 lebih tidak bertemu sikap tidak peduli dan kata-kata yang semakin tajam. Persis setajam silet.

Membuat Sandra bertanya-tanya apakah Achazia tidak penasaran dengan bagaimana dia bisa menemukannya di tempat ini?. “apa jauh tidak penasaran dengan bagaimana aku bisa menemukan tempat ini?" Tanya Sandra

"Apa perlu Achazia jawab? Achazia rasa itu bukan hal yang penting.  Tapi aku yakin mami sudah melakukan sesuatu pada orang kepercayaanku kan?" Sayangnya tebakan Achazia selalu tepat.  Membuat Sandra tidak mungkin mengelak

Jad, Sandra memasang senyum yang bahkan sangat terlihat kalau tadi paksakan. Membuat Achazia hanya mendengus kesal dan raut wajahnya mengatakan jika dia jijik melihat ekspresi maminya yang seperti ini.

Terkadang Achazia berpikir apa wanita ini benar ibu kandungannya? Atau jangan-jangan dia tertukar ketika di lahirkan. Atau mungkin wanita di hadapannya ini ibu tiri atau semacamnya. Karena hampir sebagian besar sifat dan perilaku mereka berbeda jauh. Mereka hanya ada satu kesamaan yaitu Sikap keras kepala serta ambisiusnya saja!

Jadi wajar kalau Achazia berpikir seperti itu?

"Anda bisa pergi setelah ada menghabiskan pesanan anda saya, permisi. Saya punya bayak pekerjaan yang lebih penting. Dari pada bicara dengan anda" yang terus saja memasang wajah datar dan keras seperti kayu

"Mami akan tetap menunggu kamu. Mami juga tidak akan pergi dari sini sebelum kita bisa bicara" Sayangnya Sandra tekat sandar untuk hal ini tidak tergoyahkan sama sekali. Bahkan setelah di beri sikap dingin serta wajah kaku yang selalu di pasang oleh Achazia.

^^^^

Waktu terus berlalu dan pengujung di toko datang dan pergi silih berganti tapi ada satu meja yang dari pagi sampai menjelang waktu tutupnya toko wanita itu belum ada tanda-tanda  beranjak dari kursinya.

Tentu saja itu membuat sebagian besar pelayan yang ada. Sebagian besar dari mereka semua bertanya-tanya sejak kapan wanita itu ada di sana dan ada juga yang bertanya-tanya siapa yang sedang wanita itu tunggu sejak pagi. Tapi tak ada satu pun dari mereka semua yang berani bertanya ketika mereka kembali mengantarkan pesanan yang wanita itu pesan untuk terakhir kalinya.  Karena toko sudah akan tutup.

"Nyonya, toko kami suda akan tutup.  Jadi...."

" baiklah, saya akan pergi. Tapi sebelum menghilang itu tolong berikan ini pada pemuda berbaju dongker yang berdiri di sana" Sandra  menunjuk ke arah di mana Achazia yang saat ini sedang berdiri di belakang bagian kasir.

Xua mengaguk menerima sepucuk kertas tersebut dan mengantarkan wanita itu sampai ke depan pintu. Baru setelahnya  Xua menghampiri Achazia yang ada di bagian kasir " ini untukmu" Xua memberikan kertas yang di titipkan wanita itu padanya. Achazia mengerutkan keningnya sambil menerima kertas itu" wanita itu yang menitipkannya dia bilang itu untukmu"  jelas Xua. Yang di balas dengan anggukan kepala oleh Achazia sebagai tanda kalau dia mengerti

" wanita keras kepala" gumam Achazia ketika membaca tulisan yang ada di secarik kertas lalu membuangnya ke tempat sampah setelah di hancurkan  hingga membuat kertas itu tak berbentuk dan tidak bisa di baca.

"Apa isinya"  tanya Xua penasaran

"Hal tidak penting. Hanya ucapan terima kasih" jawab Achazia acuh sembari melangkah ke barah dapur untuk mencuci piring yang kotor.

"Bara, kami  pulang dulu selamat bersih-bersih"   sekali lagi Achazia hanya mengangguk sebagai jawabannya.  Dan setelah semuanya benar-benar pergi Achazia meletakan serbet di tangannya dan kemudian mengambil kunci toko dan mengunci toko.

Achazia berjalan tergesa-gesa dan kemudian menghentikan sebuah taksi. Lalu taksi itu melaju  dan menuju ke sebahu tempat. Taksi itu pun berhenti di sebuah gerbang dan di balik gerbang besar tersebut ada bangunan rumah yang tak kalah mewah  dengan penjagaan yang bisa di bilang cukup ketat.

Tapi... sayangnya itu tidak dibutuhkan untuk Achazia.  Achazia bahkan bisa melenggang masuk dengan begitu bebasnya. Bukan hanya itu kedatangan Achazia sudah sambut oleh seorang pelayan  tua yang masih membungkuk hormat kepadanya

" pelayan ini menyambut kedatangan tuan muda"  ucap pria tua tersebut

"Tuan muda anda sudah di tunggu nyonya besar di dalam" sambungnya.  Achazia hanya menggunakan kepalanya dan dengan tenang mengikuti langkah kaki pria tua yang tidak lain adalah pengurus rumah ini.

" paman, kapan mami datang?" Tanya Achazia sembari mengikut di belakang

" 5 hari yang lalu, tuan muda.  Tuan muda nyonya ada di dalam, saya permisi tuan" pelayan tua itu undur diri setelah mengantar akan Achazia di depan sebuah pintu bergaya klasik

SESUATU YANG BERHARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang