31 b

2.6K 310 38
                                    

" aku harap kanu akan menepati  janjimu" ucapnya sambil menutup pintu, Luna bersumpah dalam hatinya bahwa dia tidak mau bertemu atau berurusan dengan pria itu lagi apa lagi harus terlibat dengan pria itu lagi.  Tentunya karena Luna tidak ingin orang yang akan curiga dengannya. Yang paling penting Luna tidak akan semua orang tahu jika sebenarnya Nandini bukan anak Sevre.

Luna tidak ingin usahanya yang susah ia susun akan hancur berantakan karena kehadiran Reymen. Sejujurnya Luna tidak sudi bertemu dengan Sepupunya itu. Jika seandainya Luna punya cara untuk membantu Nandini. Apa lagi sekarang Sevre seolah sudah tidak peduli lagi dengan masalah yang sedang di hadapi Nandini. Itu membuatnya terpaksa harus merendahkan dirinya untuk minta bantuan bajingan itu kali ini. 

***

" pagi.... " sapaan hangat Achazia ketika mrlihat Vannya mrmbuka matanya

" apa tidurmu nyenyak? "

" atau kau merasa tidak enak badan, kayakan saja dimana? " tanya Achazia terlihat raut wajah khawatir saat melihat Vannya yang hanya diam sambil menatapnya.

Sedangkan  Vannya  saat ini etah mengapa  hatinya tiba-tiba  merasakan perasaan hangat yang menyebar di dalam dadanya. 

" apa ini rasanya dikhawatirkan oleh seseorang " ucapnya  dalam hati. 

" aku sudah meresa lebih baik" ucapnya.  " dan terimakasih sudah merawatku semalaman.  Pasti aku membuatmu repot dan tidak nyaman" lanjutnya

" mau kemana kamu" vannya yang hendak  bangun dari tempat tidur di buat terkejut dengan suara Achazia yang terdengar galak.

" mau turun, aku ingin buat sarapan " jawab vannya dengan takut takut menatap mata Achazia

" gak, perlu.  Di rumah ini banyak pelayan dan juga pekerja.  Lebih baik sekarang  kamu istirahat, semalam kamu demam dan pasti masih merasa lemas, jadi lebih baik istirahat dan tidur saja.  Lalu untuk  sarapanmu mungkin akan segera di antarkan oleh pelayan kemari" jelasnya

Benar  saja tak berselang lama tiga oramg pelayan datang dengan membawakan sarapan untuk vannya.  Achazia sendiri sudah memesan pada koki yang memasak makanan di dapur untuk membuat makanan yang bisa mrmulihkan dan memperkuat sistem imun tubu.  Selain makanan yang mudah di makan ketika orang sedang sakit.  Achazia juga meminta bantuan dari temannya yang juga seorang dokter ahli gizi.  Menanyaka makanan apa yang bisa membuat tubuh seseorang lebuh berisi namun tetap sehat.

Karena menurutnya saat ini tubuh Vannya terlalu kurus membuat Achazia  merasa sedikit tidak bersa Kitika dipeluknya.  Jadi slain misi untuk  membuat kedaan sikologis Vannya seperti normal dan tidak depresi lagi.  Achazia juga punya misi untuk membuat tubuh Vannya sedikit lebih berisi

Vannya sedikit mengerutkan keningnya krtika melihat begitu banyak jenis makanan yang di bawa ketig pelayan itu masuk, Vannya pikir Achazia hanya akan memberikannya bubur nasi. Karena dia sedang sakit.  Tapi Vannya tidak menyangka itu akan sebanyak ini.  " kenapa begutu banyak makanan yang mereka bawa" Vannya bertanya dan matanya masih melihat kemakanan yang di bawa pelayan. Dan tanpa sadar Vannya menghitung total jumlah makanan yang di bawa ada sekitar 12 piring.  Dan di setiap troli ada empat jenis makanan yang berbeda-beda

" semua makanan ini untukmu.  " jelasnya

" apa kau serius?  Apa itu artinya aku juga harus menghabiskan semuanya juga " Vannya sektika merasakan kenyang seketika saat mendengarkan jika semua makan itu untuknya.

Achazia merasa senang di dalam hatinya ketika melihat wajah panik Vannya ketika di hadapkan dengan begitu bayak makanan.  Akan tetap Vannya tak akan tahu apa yang di pikirkanya sekarang. Karena Achazia masih memasang tampang cuek dan juga dingin sama seperti bisanya.

Dan ketika mengamati Vannya yang sepitnya ingin mengatakan sesuatu.  Achazia langsng memotong  kalimat yang bahkan belum keluar dari tenggorokan wanita itu.  " tidak  perlu di habiskan semuanya,  cukup pilih saja apa yang kamu suka.  Aku sengaja meminta dapur memasak banyak makanan karena aku belum tahu apa yang kamu suka.  " penjelasan Achazia  terasa seperti angin segar di telinga Vannya.  Karena Setidaknya Vannya tidak  perlu menghabiskan semua makanan itu seorang  diri. 

Jadi setelah berpikir untuk beberapa saat pilihan Vannya jatu pada bubur nasi putih dan juga juga tumis ayam dan jamur serta segelas air putih. 

Barulah setelah  vannya memilih makanannya.  Achazia langsung  meminta para pelayan itu pergi.

" apa ini saat yang tepat untuk bertanya pada vannya tentang ibu kandungnya  apa Vannya  masih berpikiran kalau ibu kandungnya sudah meninggal,  dan bagaimana reaksi Vannya kalau ternyata ibu kandungnya masih hidup, meskipun samapi saat ini aku belum bisa menemukan dimana tepatnya tempat ibu kandung Vannya  di sembunyikan " Achazia  berpikir sejenak sambil terus memperhatikan Vannya  yang sedang menghabiskan sarapannya di atas tempat tidur dengan begitu tenang

"boleh aku tanya sesuatu tentangmu? " vannya belum menanggapi perkataan Achazia dengan terlalu serus. Namun vannya tidak keberatan jika Achazia ingin beritanya tetang apa pun padanya. Vannya akan menjawab selama itu memang bisa ia jawab

"Vannya, apa kamu pernah berpikir jika ibu kandungmu masih  hidup?""  vannya yang baru saja menyelesaikan makannya, tertegun sejenak dan hanya mengedipkan matanya karena bingung kenapa tiba-tiba  Achazia menanyakan masalah ini padanya...

Ibu...  Ibu kandungnya... 

Jujur dulu Vannya pernah berharap jika memang ibu kandungnya masih hidup.  Rasanya ingin sekali merasakan pelukan seorang ibu.  Sama seperti yang selalu di rasakan teman-temannya  waktu kecil,  pasti perasaan di peluk ibu akan sangat berbeda. 

Tapi apa mungkin itu terjadi.  Apa mungkin jika ibunya masih hidup. Lalu seperti apa rupanya?  Lalu jika suatu saat mereka bertemu apa akan saling mengelan satu sama lain. 

Memikirkan semua ini entah mengapa vannya merasakan satu hal yang kosong dalam dirinya.  Bahkan dalam kenangan ingatannya pun sepertinya tidak ada satu hal pun yang berkaitan tetang ibu kandungnya. Vannya hanya bisa menerka-nerka dalam hayalannya sendiri tetang sosok ibunya. Karena dari kecil samapi saat ini Vannya bahakan belum pernah melihat foto ibunya.  Dan hanya bisa membayangkan seperti apa sosoknya dari melalui cerita yang kakeknya ceritakan

Achazia terus memperhatikan Vannya yang masih terdiam.  Seakan tidak punya jawaban atas pertanyaanya saat ini.  Dan melihat mata wanita itu memancarkan kepedihan.  Entah kenapa Achazia merasa menyesal mengatakan hal ini.

"lupakan saja apa yang aku katakan tadi. maafkan aku,  jika pertanyaan ku membuatmu jadi,  sedih. Aku berjanji mulai saat ini tidak akan membahas hal itu. Karena aku tidak ingin melihat kamu sedih" Achazia  menghapus air mata di pipi Vannya dan membawa kepala Vannya untuk bersandar di dadanya

" tapi,  meskipun  begitu, percayalah padaku, aku akan mencari tahu tentang  ibu kandungmu Vannya.  Dan aku berjanji akan membuat kalian bertemu, meski aku harus mencarinya samapi ke lubang semut.  Pasti akan aku dapatkan.  Aku berjanji padamu " Achazia mengucapkan janji itu dalam hatinya



12/12/2020

Mulai minggu depan akan up setiap hari rabu ya kayak bisa.  Dan maaf karena minggu kemarin gak bisa up karena lagi di kampung dan di sana susah sinyal. 

SESUATU YANG BERHARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang