Cahaya lampu yang temaram, jendela yang terbuka, Angin yang bertiup kencang membuat tirai jendela menjadi terkibas ke sana kemari. Dan ketika mengalihkan pandangan ke luar jendela, menatap ke atas maka pemandangan yang akan di dapatkan adalah, bulan yang saat ini tengah bulat sempurna. Membuat cahayanya yang terang namun terasa menenangkan itu solah olah masuk melalui jendela yang terbuka.
Suasana yang rasanya sangat pas untuk di nikmati bersama dengan seseorang yang di cintai. Entah itu pacar, gebetan, suami atau istri.
Namun akan sangat menyakitkan serta membosankan jika hanya di nikmati sendiri. Seperti apa yang di alami oleh Achazia . Ia menikmati malam indah ini hannyalah seorang diri. Hanya ada sebotol anggur yang menjadi teman setianya selama beberapa tahun belakangan ini.
Entah sejak kapan Achazia suka dengan suasana yang begitu syahdu seperti ini. Padahal dulu hampir tidak ada malam tanpa menginjakkan kakinya di tempat hiburan malam. Serta tak ada malam tanpa adanya wanita yang selalu menemaninya entah itu hanya sekedar menuangkan minuman ke dalam gelasnya ketika kosong.
Dan sekarang semua kebiasaan itu saja sangat jarang Achazia lakukan. Bahkan bisa di bilang Achazia sudah tidak pernah melakukan hal-hal yang dulu ia lakukan.
Bahkan bisa dikatakan jika sekarang Achazia terkesan menarik diri pada wanita. Entah kenapa dimata Achazia wanita-wanita yang selama ini ia kenal dan ia lihat, para wanita itu hanya memandangnya sebagai mesin uang mereka. Yang bisa menjamin hidup mereka semu.
Selain itu Achazia merasa ia mulai merasa jijik dengan wanita, ia pernah mencoba berkencan dengan beberapa wanita berdasarkan saran beberapa temannya. Awalnya kencan buta yang dijalani pada wanita berjalan lancar. Tapi, sayang itu tak berjalan lancar untuk beberapa menit berikutnya.
Pada awalnya Achazia sudah merasa tidak nyaman ketika berdekatan dengan wanita teman kencannya , pada awalnya Achazia merasa itu adalah hal yang wajar ketika bertemu dengan orang yang baru. Pasti akan muncul. Dan Achazia mencoba menepis rasa tidak nyaman itu dengan mencoba mengobrol lebih dalam. Berharap menemukan sesuatu hal yang membuat ia merasa nyaman.
Tapi.... semakin banyak Achazia bicara dan mencoba untuk mengenal pasangan kencannya, yang ada Achazia justru makin merasa tidak nyaman.
Bahkan perasaan itu makin terasa ketika ia mencoba untuk membiarkan wanita itu berusaha menggodanya.
Oke, Achazia mencoba membuang wajah tak sukanya dan mencoba untuk bersikap biasa ketika tangan wanita itu menyentuh jasnya. Seandainya Achazia tidak mengingat ucapan temanya untuk mencoba membiarkan wanita berusaha dekat dengannya. Juga membuktikan kalau Achazia masih memiliki orientasi seks yang normal sebagai seorang pria.
Tapi, semakin lama Achazia merasa makin tidak nyaman dan dengan secara tidak sengaja dia mendorong tubuh wanita itu. Hingga membuat wanita itu terjatuh tersungkur ke lantai karena terlalu terkejut dengan tindakan yang Achazia lakukan secara tiba-tiba tadi.
“Pergilah, tarifmu akan aku bayar sesuai perjanjian” ujar Achazia ketus. Sambil membenarkan kancing kemejanya yang sudah terbuka beberapa buah. Lalu kembali mengenakan jasnya. Sedangkan si wanita tampak buru-biru bangun kemudian meraih tasnya dan pergi dengan wajah tidak suka dengan tindakan yang Achazia lakukan. Tepatnya wanita itu tidak senang karena ia harus gagal melewati malam panjang yang panas dengan pria yang menjadi dambaan semua wanita.
Semenjak kejadian itu Achazia tidak pernah lagi melakukan kencan buta atau semacamnya. Bahkan Achazia tidak masalah ketika banyak gosip yang beredar tentang dirinya yang seorang Gay.
Achazia pun mulai berpikir jika ia tidak bisa tertarik pada wanita lain selain wanita yang 5 tahun lalu menghabiskan malam bersamanya.
Itu sebabnya Achazia terus mencari wanita itu tanpa henti selama 5 tahun belakangan ini. Mencoba membuktikan tentang pemikirannya sendiri. Tentang, hanya wanita itu yang bisa membuat seorang Achazia merasa nyaman.
“5 tahun 117 hari 20 jam 30 detik...” gumam Achazia memandang plafon kameranya dengan tatapan kosong “ aku masih belum bisa tahu siapa kamu" imbuhnya, sambil memejamkan matanya cukup. Lama. mencoba mengingat bayangan wanita yang 5 tahun lalu bersamanya menghabiskan malam panas dengannya di kamar ini. Bahkan untuk mencoba mengembalikan ingatannya Achazia meminta secara khusus pada staf hotel untuk tidak merubah setiap inci semua barang yang ada di kamar itu. Semua itu di lakukan Achazia semata-mata hanya untuk bisa memulihkan ingatannya tentang wanita itu. Wanita misterius yang membuatnya tidak pernah bisa tenang dan nyenyak ketika tidur. Suara desahannya seakan terus mengganggu otak Achazia tanpa henti.
■■■■
Vannya tampak memelik dirinya sendiri sambil menatap ke cahaya bulan yang entah kenapa membuatnya merasa begitu tenang. Entah itu Cuma doktrin yang Vannya pasang pada ingatannya.
Tapi, perasaan tenang selalu di dapatkan Vannya ketika menatap bulan. Seakan dengan memandang bulan yang tengah bersinar Vannya merasa ada seseorang yang seakan merindukannya dari kejauhan....
“ mami....” suara Kaisar mengagetkan vannya. Membuat vannya langsung memutar badanya dan mendapati dua putranya tengah memandangnya dengan tatapan polos. Lalu kedua bocah itu berjalan mendekati Vannya
“Ini, sudah malam. Mami pasti merasakan dingin" Raja memasangkan selimut hangat ketika Vannya berjongkok di depan dua bocah itu. Beberapa saat vannya terpaku pada selimut berwarna biru yang kini membalut pundaknya.
“Terima kasih" ucap vannya sembari mencium dua putranya secara bergantian. Rasanya bahagia sekali di perhatikan oleh Raja dan Kaisar seperti ini. Perhatian kecil yang selalu bisa menembus ke relung hati terdalam.
“bulanya indah" seru kaisar sambil menujuka ke arah bulan yang ada di atas awan.
“Bulan itu tidak indah sama sekali.... permukaannya tidak rata dan seindah yang kita lihat, banyak kawah yang berukuran cukup besar. Yang membuat bulan memilikipermukaan yang tidak rata dan kawah di bulan itu selalubertambah setap tahun. Jadi berhentilah mengatakan bulan itu indah, dan kau Raja. Kutasa kau harus lebih banyak mrmbaca buku tentang tata surya" Ujar Kaisar yang tengah duduk sambil mrmbaca buku tetang pesikologi manusia yang tarlihat cukup tebal
“He! Kau bisa tidak selali saja jangan merusak suasana dengan teori menyebalkanmu” ucap Raja tidak suka
“Aku hanya mengingatkan, kau tahu kan aku tidak suka orang bodoh" ujar Kaisar yang tampak bangun dari duduknya berniat untuk pergi. Ketika melihat wajah sang adik sudah memerah menahan Amarah.
“Sudah, sudah, jangan bertengkar kalian itu saudara" Vannya mencoba mendamaikan buah hatinya yang tampaknya akan mulai berseteru lagi
“Tapi, dia....” Raja menunjuk ke arah Kaisar. Sedangkan kaisar menanggapi aduan Raja dengan wajah tenang terkesan cuek dan tidak peduli.
“Sudah, sudah, kalian jangan bertengkar. Bagaimana kalau kita sekarang ke dapur kita buat coklat hangat dan juga makan kue manis yang tadi paman Julian buat?” Vannya yang mencoba mengajak dua bocah itu menikmati makan favorit mereka. Di mana kedua bocah itu sangat menyukai semua hal yang memiliki rasa manis apa lagi jika itu terbuat dari coklat. Dijamin mau seberapa banyak pun di sajikan makan manis yang khususnya terbuat dari coklat pasti akan habis tak tersisa oleh sua bocah ini.
Lihatlah, wajah mereka sekarang tampak gembira dan bahagia seperti sebelumnya. Seakan tadi tidak pernah ada perselisihan si antara mereka berdua. Di mana dua bocah itu terlihat tertawa bersama, bercanda garau bersama di meja dapur ketika hari hampir menujukan tengah malam .
“ Setelah ini kalian kembali ke kamar, ingat meskipun besok kalian libur. Kalian harus bangun pagi. Oke “ ucap vannya yang langsung di beri acungan jempol. Dan anggukan kepala sebagai tanda setuju. Sedangkan mulut dua bocah kecil nan mengemaskan itu terisi penuh oleh kue coklat
Achazia yang masih menikmati kesendirian dan kesunyiannya dan sudah 4 kali Achazia menuangkan minuman pada gelasnya yang sudah kosong. Kini pria itu tampak mengerak-gerakan gelasnya membuat isi yang ada di dalam galas itu pun ikut berguncang.
Namun sayangnya ketenangan itu harus terganggu dengan panggilan masuk dari ponsel pintarnya yang terus saja berisik sejak tadi. Di mana, panggilan itu berasal dari orang yang sama yaitu asistennya Feran. Di mana Feran harusnya sufah paham kalau di saat seperti ini dirinya sedang sangat tidak ingin diganggu.” Katakan apa yang ingin kau katakan, Feran" Achazia mengatakan dengan malas panggilan Feran kalau seandainya saja pria tu tidak terus saja berisik
Awas saja jika apa yang di katakan Feran tidak penting makan Achazia tidak segan lagi untuk memberikan pukulan pada pria itu, karena sudah mengganggu malam tenangnya yang indah ini.
“tuan, saya baru saja mendapatkan kabar dari salah satu orang suruhan kita, mereka bulang, mereka sudah tahu identitas orang yang tuan cari, dan sekarang daranya ada pada saya. Apakah tuan ingin...”
“aku yang akan ke sana. Dan kau di mana sekarang “ secepat kilat ekspresi wajah Achazia yang tadinya terlihat seperti seseorang yang putus asa berganti seketika menjadi bahagia. Kabar baik yang ia nantikan selama ini akhirnya datang juga. Dan ketika Achazia bisa bertemu dengan wanita...
Wanita yang membuat seluruh hidupnya seakan menjadi berputar 360° dalam satu malam akan kembali normal.
Secepat kilat Achazia meninggalkan hotel dengan menggunakan mobil yang memang disiapkan pihak hotel untuknya. Untuk menuju tempat di mana Feran dan orang suruhannya saat ini tengah menunggu. Dan orang yang paling tidak sabar di sini adalah Achazia, akhirnya setelah sekian lama. Ia bisa menemukan wanitanya. Apakah boleh Achazia mengklaim bahwa wanita itu wanitanya? Tentu saja boleh, kan. Apalagi 5 tahun lalu Achazia susah menghabiskan malam panjang dengan wanita itu. Ditambah lagi Achazia adalah pria pertamanya...

KAMU SEDANG MEMBACA
SESUATU YANG BERHARGA
Roman d'amourdi jebak adik sendiri di sebuah club malam , yang berakhir terkapar di dalam kamar bersama pria misterius . benar-benar awal dari segala kemelut dalam hidup mulai dari fi usir , mengetahui dirinya hamil, di rampok dan harus hidup terlunta-lunta di...