20. A

7.2K 445 32
                                    

Sandra benar-benar kehabisan tidak tahu harus bereaksi seperti apa, untuk hal yang baru saja didengarnya...

Sandra benar-banar salam perasaan yang  penuh dengan keraguan saat ini. Untuk mempercayai apa yang putranya katakan. Bagaimana kalau putra itu berbohong padanya dan hanya sedang memikirkan cara untuk bisa melarikan diri dari perjodohan ini? Tapi melihat reaksinya tadi sebelum m4nunggalakan tempat ini, terlihat sangat meyakinkan dan tidak terlihat sedang bercanda

Sungguh memikirkannya saja sudah membuatnya sakit kepala!

Terkadang Sandra berpikir kenapa dia bisa melahirkan anak yang selalu membuatnya jadi sakit kepala setiap hari!

“Seandainya anak perempuan. Pasti tidak akan seperti ini" Sandra hanya bisa merayapi nasibnya, yang malang. Karena melahirkan anak laku-laki di saat ia memimpikan memiliki anak perempuan. Karena baik dari keluarganya dan keluarga suaminya hampir semuanya memiliki anak laki-laki. Termasuk juga dirinya.

Sebenarnya Sandra tidak pernah berpikiran jika anak yang ia kandung waktu itu laki-laki. Alasannya karena  sewaktu hamil Achazia ia mengalami mengidami yang cenderung sedikit dan kehamilannya terasa lebih mudah dari wanita kebanyakan. Terlebih lagi waktu hamil Achazia dia  tidak mengalami suka makan makanan yang asam atau pun pedas. Sandra lebih suka memakan makanan yang cenderung manis dan begitu juga dengan buah-buahan.

Dan lagi waktu itu saat masih hamil Achazia. Anak itu terlihat sangat malu-malu saat di dalam kandungan. Dari hampir setiap bulan selama hamil melakukan cek kehamilan dan juga USG waktu itu Achazia yang masih di dalam kandungannya seolah selali menolak saat ingin diketahui jenis kelaminnya waktu itu. Tentu saja itu langsung membuat Sandra berasumsi kalau waktu itu dia hamil anak perempuan. Hingga semua barang yang dia beli waktu itu hampir 80% bernuansa feminin. Bahkan Sandra waktu itu sudah membayangkan hal apa saja yang akan dia lakukan dengan anak perempuannya. Sehubungan dengan hal-hal yang dulu bahkan tidak pernah bisa Sandra lakukan.  Karena semua saudaranya laki-laki.

Tapi sayangnya semua itu tidak sesuai keinginannya, terlebih saat dia  tahu anaknya itu laki-laki. Sandra bahkan meminta apa suaminya untuk memastikan lagi apa itu benar-banar anak mereka atau tidak.

Bahkan Sandra berpikir anaknya waktu itu tertukar di rumah sakit.

Sandra terus saja mengeluh tentang ini dan itu. Dan tidak terganggu sama sekali dengan pendapat orang sejak tadi berdiri dengan mantap di sampingnya.

“ Menurutmu apa aku perlu?” Sandra bertanya pada pelayan yang berada di sebelahnya. Sedangkan pelayan yang sejak tadi diam sedikit merespons dengan mengangkat  kepalanya sedikit. “ Bagaimana kalau anak itu Cuma  mau menipu. “Sandra kembali bertanya membuat pelayan itu  yang hendak menjawab pertanyaan yang sebelumnya hanya bisa menelan kata-katanya.

Sandra kembali mendesah sedih. Bagaimana dia tidak sedih. Ia hanya punya satu putra dalam hidupnya. Tapi kenapa pura itu selalu saja membuatnya sakit kepala. Tidak anak tidak Ayahnya dua pria itu rasanya semakin menyebalkan saja setiap hari.

Sedangkan pelayan yang sejak tadi ada di sampingnya semenjak  hanya bisa mengawal dan mendengarkan keluhan nyonya ini. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Dan hanya bisa berdiri diam dan bersikap seolah dia tidak mendengarkan apa pun. Dia hanya fokus berdiri dengan tenang di sampingnya. Sandra sendiri makin di buat kesal dengan sikap mematung pelayan tua yang ada di sampingnya.  Setiap melihat pelayan ini sejak kejadian tadi membuatnya merasa kesal!. Bagaimana dia bisa terjebak dengan orang-orang seperti ini.

Sandra kembali termenung untuk saat keputusan apa yang akan dia ambil. Apakah datang atau tidak!. Satu sisi ia merasa kalau anak nakal itu akan mempunyai. Tapi dia juga di saat yang sama ingin mencoba percaya dengan kata-katanya. “ Baik! Besok kita akan ke tempat anak nakal itu.” Akhirnya setelah menelan dan meraba serta menerawang jauh dia akhirnya memilih uruk mengabaikan tentang hal lain. Dan mengesampingkan hal yang mungkin tidak bisa di hindari. Karena bagaimanapun kalau memang apa yang di katakan Achazia  putranya itu benar. Paling tidak  keluarga Parviz tidak akan perlu takut dengan tidak akan memiliki penerus.  Dan itu juga mematahkan anggapan orang lain  tangan putranya yang tidak normal.

Memikirkannya saja sudah membuat Sandra senang. Pada akhirnya kalau apa yang di katakan anak nakal itu benar. Sandra berjanji tidak akan terus memanggilnya dengan sebutan Anak nakal lagi padanya. Da mengesampingkan sikapnya yang sering membuatnya sakit kepala itu pun, kalau dia benar-benar memberikan Sandra hal yang ia katakan yaitu dua orang cucu sekaligus!

Di saat Sandra sudah mulai melupakan kekesalannya pada punya dan mulai membayangkan bermain dengan dua orang cucunya. Di sisi ruangan lain. Nandini tidak tahu ke mana dia  mulai merasa cemas. Bagaimana Nandini tidak merasa cemas saat tempatnya sebagai kandidat calon istri yang paling pantas mendampingi sang tuan muda. Mulai terancam dengan  kehadiran wanita lain!. Apa lagi untuk mencapai titik ini bahkan satu hal yang mudah. Mendapatkan simpati nyonya besar itu juga perlu usaha yang cukup merepotkan bagi Nandini. Bagaimana tidak selama demi mendapatkan kesan baik sebagai wanita baik-baik dan penuh dengan Kesopanan. Dia harus merelakan waktunya bersama teman-temannya untuk berenang senang.  Dan belajar hal- hal yang tidak pernah dia lakukan selama hidupnya. Seperti   menyeduh teh, memasak dan merangkai bunga  hal itu menurutnya terlalu membosankan dan terlalu tidak bergengsi.

Tapi demi mendapatkan hati nyonya itu dia Nandini  memberikan waktunya yang berharga untuk mempelajari hal itu.  Tapi meskipun sudah bayak hal yang dia lakukan dia belum mampu mendapatkan hati nyonya itu seutuhnya.

Ketika ia belum  bisa mendapatkan hati sang nyonya sepenuhnya. Nandini di saat bersamaan harus berusaha untuk  mendapatkan hati si tuan muda. Yang entah kenapa Nandini merasa hati pria itu sangat tinggi  dan juga sangat keras. Sudah begitu banyak usaha yang sudah ia lakukan. Sampai saat ini. Tuan muda itu bahkan sama sekali tidak meliriknya!

Seandainya tuan muda itu tahu hal apa yang sudah ia korbankan demi orang itu!. Nandini yang tidak pernah mau di kritik atau di merendahkan atau menjadi bahan tertawaan orang lain. Dia Nandini rela menjadi bahan tertawaan teman temannya karena  dekat dengan pria seperti Achazia.  Mungkin Achazia  adalah orang yang tampan dan kaya bahkan jika pria itu dan juga keluarganya berkuasa. Itu masih tidak cukup untuk tidak mendengarkan berita yang ada di luaran sana tentang tuan muda yang kabarnya tidak tertarik pada wanita dan lebih suka pria!

Jadi, bisa di bilang hampir setiap Nandini bertemu dengan teman temanya. Teman temannya akan selalu menyinggung tentang hal itu. Dan Nandini hanya bisa diam.

Tapi sekarang setelah semua toleransi yang sudah di berikan pada orang itu. Dia mau dengan seenaknya memberikan posisi sebagai nyonya Achazia pada wanita lain. Hanya karena Dia memberikan anak padanya!

Hal yang menurut Nandini tidak masuk akal. Bisa saja wanita itu mempunyai dengan  mengatakan jika dia hamil dengannya dan Nandini sangat akrab dengan wanita yang seperti itu. Hamil dengan orang lain tapi meminta pertanggung jawaban pada orang lain.

Ataupun kalau tidak seperti itu, Nandini sangat yakin jika wanita itu sudah sering tidur dengan bayak pria. Dan Nandini sangat memahami wanita dengan  pemikiran seperti itu.

Tapi dari pada memikirkan apakah benar anak itu adalah benar-banar anak Achazia. Nandini lebih penasaran dengan siapa wanita itu. Berani-beraninya dia mengganggu rencana! Tentu saja dia tidak akan membiarkan wanita itu bisa merusak rencananya. Sebelumnya dia bisa menyulitkan para wanita yang mencoba untuk  mendekati Achazia.  Dan kali ini pun sama dia. Nandini akan melakukan hal yang sama pada wanita itu.  Terlepas apakah dia mendapatkan perlindungan dari Achazia atau tidak. Baginya. Bagi seorang Nandini dia bisa melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya. Dan tujuannya untuk  saat ini adalah menikah dengan  Achazia.  Menjadi istrinya dan menikmati hartanya!.

Jika dulu dia bisa menutup mata dengan semua rumor yang pria itu miliki. Kali ini pun sama! Dia akan menutup mata jika pria itu mungkin saja punya anak dari wanita lain . Tapi, dia Nandini. Jika memang benar pria itu punya anak dengan  wanita lain. Dia tidak merasa keberatan untuk menghilangkan anak itu juga. Karena bagaimana pun kalau Achazia harus punya anak. Anak itu harus berasal darinya.

Ya, walau pun awalnya anak bukan hal yang ada di rencananya. Tapi memikirkannya setelah mengetahui kalau pria itu ternyata tertarik pada wanita. Bukan hal yang salah, kan? Apa lagi Anak bisa semakin menjamin posisinya di keluarga itu.

Di tempat yang berbeda. Saat ini Vannya dan anak-anak baru saja melambaikan tangannya ke arah mobil Marcel yang semakin menjauh dari area apartemen setelah mengantarkannya dan anak-anak itu pulang setelah seharian bermain di taman hiburan dan melakukan segala kesenangan bersama-sama.

Itu dapat terlihat dari ketiga bocah itu yang  saling bercerita satu sama lain tentang hari ini. Bahkan baru saja Kaisar yang biasanya tidak tertarik dengan sesuatu hal. Dia tiba-tiba mengajukan pertanyaan tepat sebelum Marcel pergi. Apakah di masa depan Marcel mau membawa mereka melakukan hal semacam ini lagi. Dan siapa sangka pria itu langsung menjawabnya dengan mantap dengan mengatakan ‘Ia’ yang tentu saja membuat anak-anak itu merasa sangat senang dan tidak sabar menunggu hari itu tiba.

Setelah sampai di  rumah yang kebetulan saat ini Julian belum kembali. Katanya hari ini dia punya sesuatu hal yang akan di katakan pada Sheren. Dan mungkin akan kembali ketika makan malam. Tentu saja Vannya tidak melarangnya. Bagaimana pun dia mencoba mengerti Julian. Tidak mungkin setiap hari pemuda itu harus di sini kan dengan kedua anaknya terus menerus.

Jadi setelah memerintahkan semua anak-anak itu untuk mandi dan istirahat terlebih dahulu. Sedangkan Vannya sendiri dia mulai mempersiapkan bahan untuk memasak makan malam. Tapi saat Vannya  sedang tenggelam dalam kegiatannya  entah kenapa tiba-tiba tabunya bereaksi tak terduga.

Yang membuat Vannya menjadi  terduduk di lantai sanubari memegangi dadanya yang tiba-tiba merasa sesak. Sakan-akan ada pisau tajam yang tiba-tiba m3ngijamnya begitu keras. Rasanya begitu sakit di saat yang bersamaan tanpa sadar tetesan air mata mengucur dengan deras di antara kedua pipinya....

Vannya tidak tahu apa yang terjadi.  Tapi kondisinya yang tiba-tiba seperti ini  tidak mungkin serangan jantung. Karena selain rasa sakit itu. Ada juga perasaan lain yang muncul seperti rasa sedih yang tidak tahu datang dari mana...

Di saat Vannya masih mencoba untuk mengatur nafasnya secara teratur di saat yang hampir bersamaan seseorang baru saja kembali. Siap lagi kalau bukan Julian. awalnya Julian berpikir mereka semua belum pulang karena rumah terlihat masih sepi. Setelah meletakan jas liarnya pemuda itu berjalan ke arah dapur saat merasakan tenggorokannya sedikit kering. Cuaca hari ini memang cukup terik sepanjang siang tadi. Dan pada sore menjelang malam udara menjadi lebih dingin dari biasanya.

Namun saat Julian ingin mengisi gelasnya dengan air hangat. Hal tak terduga justru di temuannya. Di mana dia melihat Vannya yang duduk bersandar sambil sesekali memegangi dadanya. Dan jejak air mata masih terlihat jelas di kedua pipinya.

Itu membuat Julian langsung panik dan menghampiri Vannya. “ kakak kenapa? “itu lah hal pertama yang ia tanyakan sambil membantu Vannya bangkit.  Vannya mengagam tangan Julian kuat-kuat saat mencoba untuk bangkit.  “ aku tidak apa-apa. Aku baik-baik saja" Vannya berbicara jujur kalau memang ia baik-baik saja.  Tapi melihat penampilannya yang lemah dengan bekas air mata di wajahnya terlebih lagi dengan tangan dingin yang saat ini memegang tangan Julian . Tentu saja tidak akan membuat Julian percaya kalau wanita ini baik-baik saja

“Bagaimana bisa hal seperti ini di katakan baik-baik saja. Lihat tangan kakak terasa dingin dan kakak juga lemas. Aku akan panggilan dokter untuk kemari.  Kebetulan tetangga sebelah rumah kita adalah seorang dokter. Jadi kakak tidak perlu khawatir “ setelah membantu Vannya berbaring  di tempat yang lebih nyaman dari sebelumnya. Julian langsung bergegas mengetuk pintu tetangga sebelahnya dan menceritakan kondisinya secara singkat. Lalu membawa dokter itu pergi bersamanya untuk memeriksa Vannya.

Adapun saat dokter itu di bawa Julian masih belum bisa merasa tenang.  Jika belum tahu apa yang terjadi pada Vannya saat ini. Jadi ketika  dokter itu melakukan pemeriksaan kesehatan pada Vannya.  Julian tidak  meninggalkan sisi wanita itu meski hanya satu menit...

Saat pemeriksaan itu selesai. Julian tidak menunggu waktu lama untuk bertanya tentang apa yang terjadi pada Vannya. “ dia hanya kelelahan dan sedikit mengalami tekanan. Setelah istirahat akan baik-baik saja. Saya akan meresepkan obat untuk tiga hati ke depan. Dan selama tiga hari itu pastikan kakakmu untuk beristirahat jangan biarkan dia kelelahan dan bayak pikiran “ dokter itu berbicara sembari tangannya menuliskan resep di sebuah kertas dan menyerahkannya pada Julian “ Tebus obatnya dan lalu minta kakakmu untuk meminumnya segera “ dokter itu memberikan saran tambahan sebelum dia pergi. Tentu saja Julian mengaguk, pada saat yang sama Julian juga berniat untuk mengantarkan dokter itu ke luar pintu. “ Tidak perlu mengantarku,  lagian rumahku tepat di depan unit kalian. Lebih baik kau segera tebus obatnya saja" dokter itu menolak dengan sopan dan benar-benar  pergi ke luar pintu sendiri



See you....

Jangan lupa untuk vot and komen

Harus yang banyak, ya!!!

SESUATU YANG BERHARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang