23 A.

4.9K 380 23
                                    

Achazia hanya bisa tersenyum kikuk melihat sikap acuh tak acuh putranya. Achazia pikir mereka akan berterima kasih karena dia telah membela mereka. Dan berharap itu akan menjadi awal terjadinya hubungan baik di antara mereka sebagai ayah dan anak. Tapi sayangnya yang terjadi sama sekali tidak sama dengan apa yang Achazia harapkan. Ke dua buah hatinya itu masih sama. Bersikap dingin padanya seolah dia adalah orang asing yang perlu di jauhi.

Kecewa, ini adalah kali pertama dalam hidupnya seorang Achazia mengalami hal yang di sebut kecewa. Dulu saat Achazia kehilangan tender ratusan juta dolar. Ia tidak pernah mereka kecewa sepeti saat ini.

Achazia belum berniat untuk beranjak pergi dari tempatnya berdiri saat ini. Bahkan ketika Achazia sudah tidak busa melihat lagi bayangan dari kedua anaknya yang sudah menghilang dari padangan matanya. Namun Achazia masih setia berdiri di sana, seolah kedua anaknya akan melihatnya ke bali dari pintu itu. Tapi, sayang sungguh sayang sudah hampir 15 menit semenjak dua bocah itu masuk Achazia tidak melihat ada tanda-tanda mereka akan muncul lagi. Yang membuat keinginannya untuk bisa melihat mereka lagi sebelum ia pergi  harus benar-benar menjadi sia-sia.

Jadi, meskipun enggak pada akhirnya Achazia harus tetap pergi. Karena bagaimanapun dia punya sesuatu yang harus ia lakukan, sebelum datang kembali untuk menjemput mereka pulang sekolah.

Akhirnya Achazia pergi dengan mengendarai mobil mewahnya meninggalkan area TK.

Akan tetapi ada hal yang tidak di sadar Achazia sejak tadi, bahwa semenjak dua bocah itu masuk ke kelas sampai saat ketika mobil Achazia pergi dari lingkungan taman anak-anak. Kedua bocah itu terus memantau Achazia dari balik jendela kelas.

Raja terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya sebelum melihat kerah samping dan berujar“ Menurutmu, apa kita perlu menunggu dia saat kita pulang nanti? Atau kita pulang saja sendiri tidak usah menunggu dia" Raja bertanya pada saudara kembarnya yang masih melihat ke arah luar jendela

“....”

“ Tapi kalau kita harus menunggu dia untuk menjemput kita, rasanya aku tidak merasa senang, walaupun harus aku akui mobilnya memang sangat nyaman mengesankan.  Tapi itu juga tidak mengubah fakta kalau dia meninggalkan kita semua bertahun tahun, dan itu, ” tutut Raja “ membuatku merasa kesal ketika memikirkannya, apa lagi saat melihat wajahnya yang mirip dengan kita. Itu benar-benar membuatku jengkel” ekspresi kesal di wajah bocah itu terlihat sangat jelas dari wajah, nada bicara dan sorot matanya yang begitu jelas, membuat apa yang bocah itu rasakan entah itu senang, kesal ,marah, ataupun sedih bisa di ketahu dengan sangat mudah oleh orang di sekitarnya

“Tapi, kalau kita ketahuan mami, pulang sendiri dan tidak bersama dengan orang itu. Kita akan dapat maslah. Membayangkan  mami akan mengambil semua video game dan juga teropong serta menutup perpustakaan selama 1 minggu atau bahkan selama. Kau tahukan di dalam perpustakaan itu ada buku-buku baru yang di bawa paman Marcel dan belum sempat untukku membacanya. Membayangkannya saja membuat aku ingin menangis “ tutur Raja dengan wajah yang terlihat sangat menyedihkan namun bersamaan dengan itu wajahnya terlihat jauh lebih imut dan manis.

Sedangkan Raja yang terus saja mengeluh dengan ini dan itu Sejak tadi. Kaisar justru tetap diam dan terus melihat ke arah luar, seolah dia tidak terusik dengan suara berisik yang disebabkan oleh saudara kembarnya

“KISAR! Sebenarnya dari tadi kamu mengerjakan apa yang aku katakan atau tidak, kenapa sejak tadi diam dan terus melihat keluar, menangnya di luar sana ada apa? Apa ada hal yang begitu menarik sampai membuatmu mengabaikanku” kata-kata penuh amarah itu Raja ungkapkan saat dia menyadari ternyata saudaranya itu tidak mendengarkan apa yang ia katakan, padahal menurut Raja itu penting. Karena itu menganut maslah prinsip untuk tidak dekat dengan orang itu dan juga semua barang-barang mereka.

SESUATU YANG BERHARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang